(Minghui.org) Dua warga Kota Maoming, Provinsi Guangdong, hak kunjungan keluarganya dicabut setelah mereka ditangkap pada September 2024 karena berlatih Falun Gong.

Liang Qiuyuan, 79 tahun, dan Cui Wei'e, 66 tahun, ditangkap secara terpisah. Liang ditangkap oleh petugas dari Kantor Polisi Kota Poxin dan Divisi Keamanan Dalam Negeri Distrik Dianbai pada tanggal 13 September 2024. Cui juga ditangkap pada bulan September 2024 tetapi tanggal pastinya tidak diketahui.

Kedua wanita itu saat ini ditahan di Penjara Pertama Kota Maoming. Hak kunjungan keluarga mereka telah dicabut selama enam bulan terakhir. Keluarga mereka diminta membayar penjara sebesar 500 yuan setiap bulan untuk membiayai makanan kedua wanita itu.

Liang dan Cui sama-sama mengalami penganiayaan berulang kali di masa lalu karena menjunjung tinggi keyakinan mereka. Liang menjalani dua tahun kerja paksa dan Cui dijatuhi hukuman penjara dua tahun.

Penganiayaan Masa Lalu terhadap Liang

Liang, lahir pada tanggal 20 September 1945, berlatih Falun Gong pada bulan Juli 1999, ketika Partai Komunis Tiongkok mulai menganiaya latihan jiwa raga kuno ini. Mengetahui kebrutalan rezim setelah menyaksikan Pembantaian Tiananmen 1989, dia menjadi penasaran tentang Falun Gong ketika rezim komunis menyebarkan propaganda kebencian tentangnya. Dia membaca buku utama Falun Gong, Zhuan Falun, dan mengidentifikasi dirinya dengan prinsip-prinsip yang dibahas dalam buku tersebut. Dengan mengikuti Sejati, Baik, Sabar dalam kehidupan sehari-harinya, dia menjadi orang yang lebih tenang dan belajar untuk lebih memaafkan dan peduli. Sementara itu, banyak penyakitnya, termasuk penyakit ginekologis, hemiplegia, dan insomnia, juga lenyap.

Petugas Wang Yi dan Cen Fengzhen dari Kantor Polisi Kota Poxin mendobrak masuk ke rumah Liang pada tanggal 23 Februari 2000 dan menangkapnya. Mereka menahannya di Pusat Rehabilitasi Narkoba Kota Poxin selama satu bulan tiga hari. Setelah penangkapan lainnya pada bulan Mei 2000, Liang ditahan di Pusat Penahanan Kedua Distrik Dianbai selama lima hari, selama waktu itu ia dipaksa melakukan kerja paksa. Penangkapannya yang ketiga pada tahun 2000 terjadi pada tanggal 1 Oktober. Ia ditahan di pusat penahanan yang sama selama 32 hari dan kembali dipaksa melakukan kerja paksa. Ia harus membayar 75 yuan sebelum dibebaskan.

Lebih dari selusin orang dari Pemerintah Kota Poxin dan Kantor Polisi Kota Poxin mendatangi rumah Liang pada pukul 10.30 malam tanggal 23 Januari 2001. Cucu laki-lakinya dan ibunya sangat ketakutan hingga mereka berdua menangis keras. Liang kembali dibawa ke Pusat Penahanan Kedua Distrik Dianbai. Dia ditahan di sana selama lebih dari enam bulan dan diperintahkan untuk melakukan kerja paksa hingga 17 jam sehari setiap hari. Makanan yang diberikan adalah sayuran berjamur. Kesehatannya rusak parah karena kerja keras dan makanan yang buruk. Dia mengalami sakit punggung, pantatnya bernanah, dan dia tidak bisa berjalan. Baru setelah itu dia dibebaskan.

Petugas Kantor Polisi Kota Poxin membawa Liang ke Pusat Penahanan Kedua Distrik Dianbai pada akhir April 2002. Ia berpegang teguh pada keyakinannya dan diperintahkan untuk tidur di kamar kecil, sering kali diinjak-injak oleh narapidana yang datang untuk menggunakan kamar kecil.

Pada bulan Juli 2002, Liang dipindahkan ke Pusat Pencucian Otak Kota Maoming oleh kepala Dai Tingfeng dan Wang Ri (kepala Kantor 610 setempat ). Ia menolak menonton video yang memfitnah Falun Gong dan disiksa secara brutal. Para penjaga di sana menampar wajahnya, menusuk matanya, menjambak rambutnya, dan tidak membiarkannya tidur. Ia baru dibebaskan setelah keluarganya membayar 1.800 yuan pada bulan September 2002.

Liang ditangkap lagi dua bulan kemudian, pada tanggal 13 November 2004 dan dijatuhi hukuman kerja paksa selama dua tahun. Para penjaga di Kamp Kerja Paksa Sanshui menyita uang tunai sebesar 350 yuan yang dimilikinya selama proses penerimaan. Mereka tidak mengeluarkan tanda terima atau mengembalikan uang tersebut. Selama setahun penuh, ia tidak punya uang untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Putranya pergi ke kamp kerja paksa pada bulan Juli 2005 dan ditolak kunjungannya karena ia tidak melepaskan Falun Gong.

Liang dipaksa bekerja keras hingga 18 jam sehari. Ia tidak diperbolehkan makan atau tidur jika ia gagal menyelesaikan jatahnya. Ia juga harus jongkok dengan ujung jari kaki sebagai bagian dari hukuman.

Selama penyisiran polisi pada tanggal 2 November 2013, Liang ditangkap dan dibawa ke Pusat Pencucian Otak Kota Maoming dan ditahan di sana selama jangka waktu yang tidak diketahui. Penangkapan berikutnya terjadi pada tanggal 15 Juni 2016, ketika rumahnya digerebek dan dia ditahan selama satu hari.

Lebih dari sepuluh agen masuk ke rumahnya pada tanggal 5 Januari 2017 dan menggerebek rumahnya. Mereka menyita lebih dari 30 buku Falun Gong, lebih dari 300 yuan uang tunai dan barang-barang lainnya. Tidak ada daftar barang-barang yang disita.

Penganiayaan Masa Lalu terhadap Cui

Setelah Cui mulai berlatih Falun Gong pada bulan Agustus 1998, sifat pemarahnya hilang. Dia juga mengembalikan uang yang selama puluhan tahun menjadi utangnya kepada orang lain. Setelah penganiayaan dimulai pada bulan Juli 1999, dia tetap teguh pada keyakinannya dan berulang kali menjadi sasaran. Dia pertama kali ditangkap segera setelah penganiayaan dimulai dan ditahan di Pusat Penahanan Kedua Distrik Dianbai selama 18 hari. Penangkapan berikutnya pada tahun 1999 terjadi saat dia berada di kereta menuju Beijing untuk memohon keadilan bagi Falun Gong. Dia dibawa ke kantor polisi di Provinsi Hunan. Petugas Zhu Dewen dari Kantor Polisi Kota Lintou menjemputnya dan menahannya di Pusat Penahanan Kedua Distrik Dianbai selama 15 hari.

Setelah ditangkap pada bulan Maret 2001, Cui dibawa ke Pusat Penahanan Kedua Distrik Dianbai. Setahun kemudian, dia dipindahkan ke Pusat Pencucian Otak Kota Maoming, di mana dia ditahan selama lima belas bulan lagi. Dia ditendang dan dipukul di pusat pencucian otak tersebut. Para penjaga pernah memborgol tangannya selama lebih dari tujuh bulan berturut-turut.

Cui ditangkap lagi pada tanggal 15 Agustus 2016, saat memasang stiker berperekat yang berisi pesan-pesan Falun Gong. Ia dibawa ke Pusat Penahanan Pertama Distrik Dianbai. Pengadilan Distrik Dianbai menjatuhkan hukuman dua tahun penjara pada awal Desember 2016 dan ia dimasukkan ke Penjara Wanita Provinsi Guangdong.

Laporan Terkait:

Maoming Court Fears the Truth, Refuses to Hear Testimony and Accepts Forged Testimony

Practitioner Sentenced to Three and a Half Years in Prison at Show Trial, Family Members Physically Assaulted by Police

Penangkapan Massal Empat Belas Praktisi di Maoming -Lima Menghadapi Persidangan

Police from Maoming Arrest Practitioners and Ransack Their Homes

Liang Qiuyuan Dipaksa Menginjak Gambar Pendiri Falun Gong Selama Pencucian Otak

Various Crimes Committed by the "Law Education School" in Maoming City of Guangdong Province