(Minghui.org) Dua warga Kota Shenyang, Provinsi Liaoning, dijatuhi hukuman penjara pada tanggal 31 Maret 2025, karena keyakinan mereka pada Falun Gong, sebuah disiplin spiritual yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak tahun 1999.

Jin Xiaofeng, pria 65 tahun, dijatuhi hukuman tiga tahun dan denda 10.000 yuan. Zhao Guiping, wanita 71 tahun, dijatuhi hukuman lima tahun dan denda 30.000 yuan. Hakim Zhang Jutao, Zhu Lina, dan Li Ping, serta panitera Zhang Xiaotong, menandatangani putusan tersebut.

Jin Xiaofeng

Zhao Guiping

Jin dan Zhao sedang berbincang di luar pada tanggal 13 Juli 2024, ketika lima petugas berpakaian preman menyerbu keduanya dan mengatakan bahwa mereka telah membuntutinya selama tiga bulan. Tanpa menunjukkan identitas atau surat perintah penggeledahan, mereka menggeledah mobil Jin dan menyita lebih dari 500 brosur Falun Gong. Polisi juga menggerebek rumah Jin pada hari yang sama dan menyita komputer serta printer.

Dalam perjalanan untuk menggerebek rumah Jin, seorang petugas berkata kepadanya, “Orang-orang seperti Anda sering mati dalam tahanan, dan anak-anak Anda terlibat.”

Jin dibawa ke Kantor Polisi Quanyuan, di mana polisi berjanji akan membebaskannya dalam tiga hari jika ia menjawab semua pertanyaan mereka. Ia menolak untuk mematuhi dan menuntut bantuan hukum.

Jaksa Wang Yu dari Kejaksaan Distrik Dadong mendakwa kedua praktisi tersebut pada 10 Desember 2024. Mereka hadir di Pengadilan Distrik Dadong pada 20 Februari 2025.

Pengacara Jin dan Zhao serta pembela keluarga Jin (putrinya, alias Mei) menuntut pembebasan mereka selama persidangan. Kedua praktisi juga bersaksi untuk membela diri mereka sendiri. Mei membuktikan kekuatan Falun Gong yang luar biasa. Dia mengatakan bahwa ayahnya, Jin dulunya adalah orang yang egois yang tidak peduli dengan siapa pun kecuali dirinya sendiri. Dia sering bertengkar dengan keluarganya dan hanya fokus pada kebutuhannya sendiri. Keluarganya berada di ambang kehancuran. Setelah berlatih Falun Gong, dia menghentikan kebiasaan buruknya dan mulai merawat mertuanya yang sakit. Dia tidak lagi mengatakan menolak untuk membantu teman-teman dan kerabatnya ketika mereka membutuhkannya. Dia juga menjadi kurang tertarik pada keuntungan pribadi dan tidak lagi marah ketika dia menerima produk cacat saat dia berbelanja online.

Hakim ketua Zhang dan jaksa Wang Yu terus menyela pengacara dan praktisi selama persidangan.

Wang menuduh Jin dan Zhao “menggunakan organisasi sesat untuk melemahkan penegakan hukum,” sebuah dalih standar yang digunakan oleh rezim komunis untuk menjebak praktisi Falun Gong. Pembela menunjukkan bahwa tidak ada hukum di Tiongkok yang memidana Falun Gong atau melabelinya sebagai aliran sesat. Mei juga menyampaikan pemberitahuan bersama yang dikeluarkan oleh Kantor Umum Komite Sentral PKT, Kantor Umum Dewan Negara, dan Kementerian Keamanan Publik pada tanggal 9 April 2000, berjudul, “Pemberitahuan Kementerian Keamanan Publik tentang Masalah Tertentu Mengenai Identifikasi dan Penindasan Organisasi Aliran Sesat.” Pemberitahuan tersebut mencantumkan 14 organisasi aliran sesat tetapi Falun Gong tidak tercantum di dalamnya.

Hakim Zhang menolak menerima pemberitahuan tersebut sebagai bukti untuk mendukung ketidakbersalahan para terdakwa dan berteriak, “Bagaimana ini bisa digunakan sebagai bukti?”

Hakim Zhang menunda sidang setelah empat jam. Ia menjatuhkan hukuman kepada kedua praktisi pada tanggal 31 Maret 2025. Baik Jin maupun Zhao dalam kondisi kesehatan yang menurun karena tekanan mental akibat penganiayaan.

Sebelum insiden terakhir ini, Zhao dijatuhi hukuman dua tahun di Kamp Kerja Paksa Masanjia pada tahun 2001 dan dijatuhi hukuman satu tahun oleh Pengadilan Distrik Dadong yang sama pada tanggal 16 Mei 2016.

Laporan Terkait:

Two Liaoning Residents Stand Trial for Practicing Falun Gong

Pria Liaoning yang Kesehatannya Menurun Akan Diadili Atas Keyakinannya, Pembela Memohon Penolakan dari Jaksa dan Hakim

Liaoning Man Facing Trial for His Faith that Turned Him into a Much Better Person