(Minghui.org)
Nama: Xu Shun
Nama Mandarin: 许淑芬
Jenis Kelamin: Wanita
Usia: 61
Kota: Daqing
Provinsi: Heilongjiang
Pekerjaan: Guru Bahasa Mandarin
Tanggal Kematian: 2022
Tanggal Penangkapan Terakhir: 10 Juni 2021
Tempat Penahanan Terakhir: Kantor Polisi Huizhan
Setelah kehilangan ayah, suami dan putranya akibat penganiayaan terhadap Falun Gong, seorang warga Kota Daqing, Provinsi Heilongjiang meninggal dunia tahun 2022, setelah menanggung gangguan dan penyiksaan selama bertahun-tahun di tempat penahanan. Dia berusia 61 tahun.
Xu Shufen, pensiunan guru Bahasa Mandarin senior di Sekolah Dasar Pertama Pabrik Petrokimia Daqing, lahir tanggal 24 Agustus 1962. Sejak kecil, Xu menderita berbagai macam penyakit, termasuk darah rendah, tuberkulosis, dan pengapuran di paru-parunya. Setelah tumbuh besar, dia menderita kondisi jantung parah, infeksi ginjal, endometritis, kista ovarium, hiperplasia vertebra serviks, rematik, dan migrain. Xu mencari banyak pengobatan, namun tidak ada yang membuat kondisinya membaik.
Suami Xu, Li Xiaorong, adalah wakil direktur Lokakarya Perengkahan Hidro Perusahaan Petrokimia Da qing. Setelah dia berlatih Falun Gong di awal tahun 1996, infeksi ginjal, rinitis dan mati rasa di kaki kirinya semuanya hilang Terdorong oleh perubahan suaminya, Xu juga mulai berlatih Falun Gong pada Maret 1996 dan kemudian dengan cepat pulih dari penyakitnya. Kehidupan bahagia keluarga tersebut tidak berlangsung lama. Setelah Partai Komunis Tiongkok memerintahkan penganiayaan pada 20 Juli 1999, keluarga mereka serta banyak keluarga lainnya juga terpecah belah.
Suami Meninggal
Li dipaksa menghadiri sesi cuci otak yang diadakan oleh tempat kerjanya tanggal 8 Maret 2000. Setelah sesi tersebut usai 18 hari kemudian, jabatan Li diturunkan di tempat kerjanya dan hanya diberi tunjangan 350 yuan per bulan.
Li pergi ke Beijing untuk memohon secara damai hak untuk berlatih Falun Gong pada tanggal 1 Desember 2000 malam. Dia ditangkap di Lapangan Tiananmen pada 4 Desember dan dibawa kembali ke Daqing. Saat dia dibebaskan setelah 100 hari lebih ditahan, pria yang dulunya berbadan besar itu kini menjadi kurus kering, berat badannya turun hampir 45 kg. Bahkan ibu Li kesulitan mengenalinya.
Karena penyiksaan yang dia derita selama masa penahanannya, Li menderita kudis dan penyakit paru-paru. Karena Xu juga ditangkap dan dijatuhi hukuman kamp kerja paksa, Li lalu tinggal bersama ibunya. Personil di tempat kerjanya serta polisi terus meneleponnya, mengancam Li agar tidak berlatih Falun Gong lagi. Kondisinya terus memburuk karena tekanan mental. Dia meninggal dunia di Rumah Sakit Kedua Kota Daqing pada tanggal 14 Desember 2001. Dia baru berusia 41 tahun.
Ayah dan Anak Laki-Laki Meninggal
Ayah Xu, Xu Dianhong, berlatih Falun Gong tahun 1998. Rematik kakinya dengan cepat pulih. Setelah penganiayaan dimulai tahun 1999, dia juga pergi ke Beijing untuk memohon secara damai namun justru ditangkap. Polisi menyita kartu identitasnya dan sering mengganggunya setelah dia pulang ke rumah. Tekanan mental dari gangguan serta kesengsaraan karena mengkhawatirkan putrinya yang dipenjarakan berdampak pada kesehatannya. Ayah Xu meninggal pada Juni 2001. Dia berusia 70-an.
Penahanan Xu dan meninggalnya Li adalah sebuah pukulan berat bagi putra mereka, Li Huayi. Dia menjadi bisu dan berhenti bermain dengan anak-anak lainnya. saat Xu menjalani masa hukuman kamp kerja paksa kedua, Huayi menderita penyakit paru-paru tahun 2003 dan memuntahkan darah.
Huayi ketakutan saat ada berita tahun 2006 bahwa organ tubuh praktisi Falun Gong diambil secara hidup-hidup. Dia tidak bisa makan dan tubuhnya menjadi kaku. Dia berhenti sekolah dan dirawat di rumah sakit. Saat dia melihat anak-anak lain bersama ayah mereka, dia akan menatap mereka dan berkata, “Senangnya mempunyai ayah.” Dia sering berkata bahwa dia merindukan ayahnya.
Huayi meninggal di rumah sakit tanggal 9 Juni 2006, di usia 18 tahun. Dokter berkata dia menderita kurang gizi, leukemia, dan tuberkulosis.
Tiga Masa Hukuman Kamp Kerja Paksa dan Didorong Mengalami Gangguan Mental
Xu pertama kali ditangkap tanggal 20 Juli 1999 dan ditahan selama dua hari oleh tempat kerjanya. Polisi mencoba memaksanya menulis pernyataan untuk melepaskan Falun Gong.
Xu ditangkap lagi tanggal 20 Juni 2000, saat melakukan latihan Falun Gong di taman kompleks. Dia ditahan di Pusat Penahanan Kota Daqing selama 46 hari dan dipaksa membayar 10.000 yuan. Pabrik Petrokimia Daqing dan Departemen Pendidikan Pabrik Petrokimia Daqing mengawasinya selama satu tahun dan hanya memberinya uang 350 yuan per bulan. Setelah membayar berbagai biaya, Xu hanya menerima uang 200 yuan setiap bulannya, ini membawa kesulitan finansial yang luar biasa bagi keluarganya.
Xu pergi ke Beijing untuk memohon secara damai hak untuk berlatih Falun Gong pada tanggal 19 Desember 2000 namun ditangkap. Dia awalnya ditahan di Pusat Penahanan Kota Da qing lalu dipindahkan ke Pusat Rehabilitasi Obat-obatan Wanita Provinsi Heilongjiang pada tanggal 18 Januari 2001 untuk menjalani hukuman satu tahun.
Di pusat rehabilitasi, Xu dipaksa duduk di kursi kecil dalam waktu yang lama setiap hari dan menonton propaganda yang memfitnah Falun Gong. Dua tahanan mengawasinya sepanjang waktu dan mencacinya sesuka hati. Xu tidak diperbolehkan meninggalkan selnya.
Setelah satu bulan masa pencucian otak, Xu dipaksa menulis pernyataan yang melepas Falun Gong. Dia menyesali keputusan tersebut dua bulan kemudian dan mengumumkan pembatalan pernyataannya yang melepas Falun Gong. Sebagai balasannya, penjaga memperkuat penganiayaan terhadapnya lagi. Xu melakukan dua kali mogok makan dan masa hukumannya diperpanjang dua bulan.
Saat dia menjalani masa hukumannya, suami dan ayahnya meninggal. Dengan desakan keras dari keluarganya, Xu dibawa ke rumah sakit untuk melihat jasad suaminya untuk terakhir kali. Saat dia sedang berduka, penjaga pusat rehabilitasi kembali memerintahkannya untuk melepaskan Falun Gong. Xu menolak untuk bekerja sama dan dibawa kembali ke pusat rehabilitasi.
Setelah Xu dibebaskan pada Februari 2002, dia tidak diperbolehkan kembali mengajar, namun ditugaskan bekerja di ruang surat, dengan gaji 350 yuan setiap bulan.
Xu menulis pada Yang Yushan, manajer pusat rehabilitasi, pada tanggal 20 Desember 2002, mendesaknya agar tidak ikut berpartisipasi dalam penganiayaan. Empat petugas, termasuk Bai Xiuli dan Zhang Lin dari Divisi Keamanan Domestik Distrik Longfeng, menggeledah rumahnya, menampar wajahnya dan membawanya ke Pusat Penahanan Kota Daqing. Satu bulan kemudian, dia dibawa kembali ke pusat rehabilitasi untuk menjalani hukuman satu tahun. Bai juga mengambil uang tunai sebesar 7.000 yuan dari rumah Xu dan menolak mengembalikannya.
Karena Xu menolak melepaskan Falun Gong, dia dipaksa duduk di kursi kecil dari jam 5 pagi hingga jam 10 malam setiap harinya. Direktur Zhang Yushu memerintahkan penjaga Shi Yanjiang untuk memborgol Xu, memaksanya jongkok dan menginjaknya. Zhang juga menghasut tahanan untuk memukuli Xu. Pergelangan kakinya lebam, dan kakinya juga bengkak. Xu memprotes penganiayaan. Penjaga melarangnya mandi, mengurangi jatah makannya menjadi dua kali sehari, membatasi penggunaan kamar mandinya menjadi tiga kali sehari dan juga memaksanya melakukan kerja berat tanpa upah.
Saat Xu dibebaskan tahun 2003, dia merasa terpukul mendapati putranya sering batuk-batuk dan memuntahkan darah. Anak laki-laki yang malang itu berjuang hidup sendiri karena pemenjaraan Xu dan meninggalnya Li. Kondisi kesehatannya terus memburuk selama bertahun-tahun dan meninggal tanggal 9 Juni 2006.
Xu ditangkap lagi tanggal 24 April 2011, setelah dilaporkan karena berbicara dengan anak SMP tentang Falun Gong. Dia kembali ditahan di Pusat Penahanan Kota Daqing, dan kemudian dijatuhi hukuman kamp kerja paksa untuk yang ketiga kalinya di pusat rehabilitasi. Penjaga sering menahannya di ruang isolasi, tidak membolehkannya tidur, dan memaksanya duduk di kursi kecil atau melakukan pekerjaan berat selama berjam-jam. Xu akibatnya menderita masalah mental.
Meninggalnya Xu
Tanggal 27 Mei 2015, tak lama setelah Xu pulih dan kembali bekerja, dia ditangkap lagi oleh agen dari Kantor 610 Kota Daqing dan Komite Urusan Politik dan Hukum Distrik Longfeng. Dia disiksa selama lebih dari tiga bulan di pusat pencucian otak, dan menderita vertigo.
Selama penahanannya di pusat pencucian otak, polisi menggeledah rumahnya dua kali, dan uang tunai yang tersimpan di rumahnya sebesar 22.000 yuan diambil oleh polisi.
Zhang Jin, sekretaris Komite Urusan Politik dan Hukum Distrik Longfeng, dan Kong Qi, Lu Cheng serta Yang Li dari pusat pencucian otak, mengganggu Xu di sekolah tanggal 23 Desember 2015. Kong memerintahkannya untuk menulis laporan pemikiran setiap bulan. Xu menolak untuk bekerja sama.
Petugas dari Kantor Polisi Dongguang mengganggu Xu di tempat kerja dan merekamnya tanggal 21 September 2017.
Li Zijian dari Komunitas Perumahan Jalan Longfeng mengganggu Xu, yang sudah pensiun, di rumahnya pada Januari 2021. Dia mengambil foto Xu tanpa izin. Polisi berupaya untuk menangkap Xu tanggal 10 Mei 2021, namun mengalah setelah mendapati Xu memiliki benjolan di payudaranya.
Men Zhixin dari Kantor Polisi Huizhan menangkap Xu di rumahnya pada tanggal 10 Juni 2021 pagi dan membawanya ke ruang interogasi. Dia melakukan penolakan keras. Dengan alasan bahwa Xu adalah “pelanggar berulang” karena masa hukuman kamp kerja paksa sebelumnya, Men mencoba menganiayanya lagi. Xu menjelaskan bahwa dia memiliki penyakit jantung parah dan tidak boleh ditahan lagi. Men memaksa saudara laki-laki Xu serta saudara iparnya untuk menandatangani pernyataan yang melepas Falun Gong mewakili Xu, sebelum memperbolehkannya pulang.
Xu meninggal akibat penganiayaan pada tahun 2022.
Laporan Terkait:
Three Family Members Die Due to Persecution; Elementary School Teacher Ms. Xu Shufeng Arrested Again
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 1999-2025 Minghui.org
Dunia Membutuhkan Sejati-Baik-Sabar. Donasi Anda dapat membantu lebih banyak orang memahami Falun Dafa. Minghui berterima kasih atas dukungan Anda.Dukung Minghui