(Minghui.org) Saya adalah pensiunan guru sekolah dasar, berusia 71 tahun. Sebelum berlatih Falun Dafa, saya adalah orang yang sakit-sakitan, hampir seluruh bagian tubuh saya ada penyakit.

Pada Desember 1998, seorang teman memperkenalkan saya pada Falun Dafa. Putus asa dan tidak punya pilihan lain, saya memutuskan untuk mencobanya dan memperoleh buku Zhuan Falun. Saya mulai mempelajari ajarannya dan melakukan latihan setiap hari.

Lebih dari sepuluh hari kemudian, saya mulai mengalami pusing, sakit kepala, muntah, keringat dingin, dan sakit perut. Rasa sakitnya begitu hebat sehingga saya merasa tidak dapat melanjutkan hidup. Pada saat itu, saya memanggil nama Guru Li, dan tiba-tiba ajarannya masuk ke dalam pikiran saya:

“saat sulit bersabar anda cobalah bersabar. Saat terlihat tidak ada harapan, dikatakan sulit untuk dilakukan, maka anda boleh coba lakukan. (Ceramah 9, Zhuan Falun)

Saya langsung merasa jauh lebih baik. Keesokan harinya, saya pulih secara ajaib. Saya tahu bahwa Guru telah membantu saya menghilangkan sebagian besar karma saya.

Lebih dari sebulan kemudian, saya mulai mengalami BAB berdarah. Anehnya, itu tidak terjadi di tempat kerja, tetapi begitu saya pulang kerja, darahnya menyembur keluar, berwarna merah segar. Setelah tiga hari mengalami hal ini, saya mulai merasa sedikit takut.

Lalu saya teringat sebuah petikan dari Fa:

“Bila tubuh anda dilihat dari ruang dimensi lain, semua tulang itu sudah hitam sepotong- sepotong. Tubuh semacam ini, dengan dimurnikan seketika maka akan ada reaksi pada anda, jika sedikit pun tidak terjadi reaksi itu tidaklah benar. Sebagian orang bahkan dapat muntah dan buang air besar.” (Ceramah 2, Zhuan Falun)

Hati saya langsung tenang. Saya tahu bahwa Guru sedang memurnikan tubuh saya dan menguji keteguhan hati saya.

Dengan terus belajar Fa dan mengultivasi diri, saya perlahan-lahan telah menyingkirkan banyak keterikatan manusia, dan karakter saya terus membaik. Tanpa saya sadari, semua penyakit saya hilang sepenuhnya. Sebagai seseorang yang pernah dihinggapi penyakit, rasa terima kasih saya kepada Guru tidak terlukiskan.

Insiden Terbakar

Pada September 2017 sekitar pukul 3 sore, saya menuangkan minyak ke dalam wajan untuk menumis, lalu pergi ke kamar mandi. Ketika saya kembali, saya melihat asap tebal memenuhi dapur dan wajan terbakar. Saya begitu terkejut, saya tidak punya waktu untuk berpikir. Saya berlari ke dapur, mematikan gas, dan menutup wajan dengan penutup.

Saya membawa panci itu ke luar. Tepat saat saya meletakkannya, terdengar suara ledakan keras, dan tutup panci itu terlepas. Api menyembur keluar, mengenai wajah, leher, dan lengan saya. Saya mengenakan baju tanpa lengan dan tanpa kerah. Dalam beberapa saat, seluruh wajah, lengan, dan area lain yang terkena api lepuh besar. Saya tidak bisa melihat, alis saya terbakar, dan sebagian rambut saya hangus. Kulit yang terbakar berdenyut-denyut, dan rasa sakitnya luar biasa.

Pada saat itu, pikiran saya masih jernih, dan tiba-tiba saya teringat ajaran Guru:

“Pikiran lurus para pengikut kuat
Guru memiliki kemampuan mengatasi keadaan langit”
(Budi Jasa Guru dan Pengikut, Hongyin 2)

Saya memohon kepada Guru: “Tolong bantu pengikut Anda.”

Pada pukul 7 malam, luka bakarnya tidak terlalu sakit, dan saya bisa melihat sedikit. Di cermin, saya melihat lepuh besar di seluruh wajah saya, jadi saya menggunakan tusuk gigi untuk memecahkannya dan mengeluarkan cairannya. Tidak sakit.

Keesokan harinya, rasa sakitnya hilang, dan penglihatan saya pulih. Ketika anak saya pulang dan melihat saya, dia bertanya sudah berapa lama sejak kecelakaan itu. Saya katakan kepadanya bahwa kecelakaan itu terjadi sehari sebelumnya. Dia tidak percaya, dan berkata bahwa saya tidak mungkin pulih dari sesuatu yang begitu serius tanpa pergi ke rumah sakit.

Menghadapi kenyataan itu, dia terkesan dengan kekuatan luar biasa dari Falun Dafa. Seminggu kemudian, saya pulih. Setengah bulan kemudian, kulit yang terbakar terkelupas dan kulit di bawahnya menjadi halus. Semua tetangga juga kagum.

Tawon Beracun

Ada pohon leci di halaman rumah saya dengan cabang dan daun yang rimbun. Kami tidak tahu kapan tawon pertama kali bersarang di pohon itu. Jenis tawon ini, yang oleh penduduk setempat disebut "tawon labu", berukuran besar. Bisanya beracun dan sengatannya dapat mengancam jiwa.

Sekitar pukul 10 pagi di bulan Desember 2018, suami tidak sengaja menabrak pohon leci, yang mungkin telah mengguncang sarang tawon. Tiba-tiba, tawon menutupi seluruh tubuh bagian atasnya dengan sangat rapat sehingga saya tidak dapat melihat sosoknya. Saya segera menutup pintu depan dan menyuruhnya masuk dari dapur.

Suami tidak masuk karena takut membawa tawon ke dalam rumah. Kemudian, jumlah mereka semakin banyak. Dia tidak punya pilihan selain berlari ke dalam rumah. Saat dia berlari, kakinya terantuk ubin di samping pintu dan seluruh kuku jempol kakinya tercabut. Saya segera memancarkan pikiran lurus, memohon Guru untuk menyelamatkan kami, dan terus melafalkan, "Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik."

Sungguh menakjubkan. Ketika suami berlari ke dalam rumah, seekor tawon pun tidak megikutinya. Mereka semua menghilang dalam sekejap. Saya tidak tahu ke mana mereka pergi.

Saat itu, saya menyadari bahwa tawon telah menyengat hidung dan sudut mata saya, menyebabkan rasa sakit yang hebat di kepala saya. Saya teringat suami saya. Jika saya saja sudah sangat menderita setelah disengat dua kali, pasti dia lebih menderita lagi, setelah disengat ratusan tawon di seluruh kepala, leher, dada, dan lengannya? Saya melihatnya menepuk kepalanya dengan kedua tangan, rasa sakitnya tak terlukiskan, dan darah mengalir dari jempol kakinya.

Karena kami berdua berlatih Falun Dafa, saya berlutut di tanah dan memohon Guru untuk menyelamatkan kami. Suami saya sangat kesakitan hingga dia bahkan tidak bisa berbicara, tetapi dia juga memohon kepada Guru dalam hatinya.

Tak lama kemudian, saya menyadari bahwa kepala saya tidak lagi sakit, dan suami saya berhenti menepuk-nepuk kepalanya. Kami berdua tidak dapat menahan tangis pada saat yang sama, mengetahui bahwa Guru telah menyelamatkan pengikutnya! Kami berlutut dan bersujud sebagai rasa terima kasih kepada Guru yang penuh kasih dan agung.

Setelah sekitar setengah jam, seluruh tubuh suami saya dipenuhi bintik-bintik merah kecil, seperti dia terkena campak. Dia mengatakan bahwa Guru telah mengeluarkan racun tawon. Menjelang sore itu, baik dia maupun saya baik-baik saja, seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa. Ini sungguh luar biasa dan hampir mustahil untuk dijelaskan.

Para tetangga mendengar bahwa kami tersengat tawon dan datang menjenguk kami. Mereka semua berkata, “Falun Dafa sungguh luar biasa!” “Falun Dafa tidak seperti yang mereka katakan di TV!” Saya memberi tahu mereka bahwa ketika bahaya datang, mereka harus dengan tulus melafalkan “Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik,” dan mereka akan mengubah kemalangan menjadi keberuntungan dan mengatasi semua kesulitan. Mereka semua setuju.

Setelah berkultivasi selama lebih dari 20 tahun, saya benar-benar telah berubah—dari seorang manusia biasa yang dirundung penyakit dan karma, menjadi seorang kultivator yang terbebas dari penyakit dan menapaki jalan kembali ke hakikat sejati seseorang.

Guru telah menanggung utang karma saya yang tak terkira, yang terkumpul selama kehidupan yang tak terhitung banyaknya. Gurulah yang telah berulang kali menyelamatkan saya dari lumpur hitam, membersihkan, dan terus-menerus mengawasi serta melindungi saya.

Pada saat kritis terakhir pelurusan Fa ini, saya akan tekun melakukan tiga hal dengan baik, bergegas menyelamatkan lebih banyak orang, membantu rekan praktisi yang tertinggal untuk kembali ke Dafa, dan bersama-sama kita akan memenuhi misi sejarah pengikut Dafa untuk membalas kebaikan Guru!

(Artikel terpilih dalam rangka perayaan Hari Falun Dafa Sedunia 2025 di Minghui.org)