(Minghui.org) Karena perubahan dalam keluarga inti saya, saya tinggal bersama orang tua saya selama sepuluh tahun. Ayah saya menjadi ujian kultivasi terbesar bagi saya.
Waktu kecil saya merasa ayah saya egois. Dia jarang membantu ibu saya dan tidak menghormatinya, jadi saya pun tidak menghormatinya. Selain itu, dia punya banyak kebiasaan yang tidak sehat—dia membuang ingus tapi tidak menggunakan tisu. Dia meludah ke mana-mana. Dia berkumur setelah makan dan meludahkan air ke dalam pot bunga atau mangkuk, atau memberikannya ke anjing kecil. Saya merasa perilakunya menjijikkan.
Ayah saya tidak tahu bagaimana cara berbicara yang tepat. Ketika ada saudara yang datang berkunjung saat liburan, ia mengatakan hal-hal seperti, "Mengapa kamu begitu kurus?" atau, "Rambutmu mulai rontok!" Ia sering menunjukkan kekurangan orang lain.
Saya memandang ayah saya dengan jijik. Semakin saya memperhatikan perilakunya yang menyebalkan, semakin marah saya. Saya menyadari ada yang tidak beres. Saya mengaku telah mempraktikkan Sejati, Baik, dan Sabar—apakah saya telah melakukannya? Orang tua saya sekarang sudah tua, dan sudah menjadi kewajiban saya untuk merawat mereka. Merasa kesal dan tidak sabar hanya memperburuk keadaan. Itu bukan kebajikan—justru sebaliknya.
Saya merenung dan bertanya pada diri sendiri: jika saya tidak bisa memperlakukan orang tua saya dengan sabar dan tulus, bagaimana saya bisa memperlakukan orang lain dengan baik? Ketika akhirnya saya menghadapi masalah saya sendiri, saya terkejut. Bukankah perilaku ayah saya merupakan cermin bagi saya? Saya melihat bahwa saya egois, dingin, acuh tak acuh terhadap orang lain, berlidah tajam, ekstrem, tidak sopan, tidak sabar, merasa puas diri, sombong, penuh dengan kesalahan dan kebencian—ini semua adalah manifestasi dari keterikatan manusia dan sifat iblis.
Guru berkata, “Zhen, Shan, Ren adalah Satu-satunya Kriteria Pengukur Baik Buruk Seseorang.” (Ceramah 1 di Zhuan Falun). Namun perilaku saya justru sebaliknya. Ketika saya menyesali betapa buruknya perilaku saya, saya teringat akan banyak sifat baik ayah saya:
(1) Pada tahun 2002, ketika saya ditahan secara ilegal, polisi datang untuk mengganggu keluarga saya. Ayah saya dengan berani melawan mereka, dan berkata, “Kalian masuk tanpa izin, ini ilegal.” Setelah melihat sekeliling, polisi pergi dengan tenang.
(2) Pada tahun 2019, ketika kepala desa lama sakit dan meninggal dunia, ayah saya memberikan uang sebesar 300 yuan kepada keluarganya. Ia kemudian bercerita bahwa ketika saya ditahan, pejabat kotamadya menekan keluarga saya untuk membayar denda sebesar 300 yuan. Kepala desa lama membela kami dan berkata, “Keluarganya sedang mengalami masa sulit.” Para pejabat itu pergi tanpa mengatakan apa pun. Ayah saya tidak pernah melupakan kebaikan kepala desa. Saya benar-benar tersentuh.
(3) Lima tahun yang lalu, ketika rumah lama kami dirobohkan, keluarga kami diberi kompensasi berupa beberapa apartemen di lokasi lain. Orang tua saya menghadapi tuntutan yang tidak masuk akal dari adik ipar saya, tetapi tetap memberi saya satu unit. Dengan demikian, saya memiliki tempat tinggal yang stabil, dan saya telah mendirikan tempat produksi untuk membuat materi klarifikasi fakta di rumah kami.
Kalau dipikir-pikir lagi, saya menyadari kebiasaan ayah saya berasal dari konsep pikiran yang terbentuk selama puluhan tahun. Yang benar-benar mengganggu saya adalah pola pikir saya sendiri—keterikatan saya pada ego dan memandang rendah orang lain. Saya pendendam, bersikap superior, dan tidak sabaran. Nada bicara saya dingin, dan saya jarang menunjukkan kepedulian atau rasa hormat kepada orang tua saya. Saya mencoba untuk berubah, tetapi tidak konsisten karena saya belum menemukan keterikatan mendasar saya.
Falun Dafa membantu saya memecahkan masalah yang ada di lubuk hati saya. Keegoisan adalah akar dari semua keterikatan. Itu adalah konsep pasca kelahiran, karakteristik alam semesta lama, dan manifestasi dari sifat jahat. Saya ingin terbebas darinya. Saya akan belajar Fa dengan tekun, menjauhi keegoisan, dan merawat orang tua saya dengan kesabaran dan kehangatan sehingga mereka dapat menikmati tahun-tahun terakhir mereka. Hidup berdasarkan Fa adalah cara terbaik untuk mengklarifikasi fakta.
Saya berterima kasih kepada orang tua saya atas lingkungan kultivasi yang telah mereka sediakan, dan kepada praktisi lain atas bimbingan dan bantuan mereka. Menulis artikel berbagi pengalaman ini merupakan kesempatan yang baik untuk mencari ke dalam dan meningkatkan Xinxing saya.
Setelah saya selesai menulis artikel ini, saya bermimpi dengan jelas. Orang tua saya dan saya berada di halaman. Ayah saya berdiri sambil memegang palu dan melubangi selembar karton. Ketika ia mengangkat palu itu untuk kedua kalinya, ia tiba-tiba pingsan. Saya terbangun kaget dan duduk di tempat tidur, bertanya-tanya apakah ini pertanda bahwa ayah saya yang berusia 87 tahun telah mencapai akhir hidupnya. Namun, saya menghentikan pikiran-pikiran itu. Ketika saya melakukan latihan di pagi hari, saya menyadari Guru telah menghilangkan substansi buruk berupa kebencian yang saya miliki terhadap ayah saya.
Sekarang, saya merasa ayah saya lebih menyenangkan untuk diajak bergaul. Saya dengan lembut mengingatkannya untuk menjaga pola makannya. Ia selalu ceria dan bahkan tampak peduli pada saya. Ia sering mengingatkan saya untuk beristirahat. Kadang-kadang saat makan, ia diam-diam menaruh sepotong daging ke dalam mangkuk ibu saya.
Terima kasih, Guru yang penuh belas kasih dan agung, karena telah memberi saya kesempatan untuk melakukan tiga hal dengan baik, untuk benar-benar berkultivasi dan meningkatkan diri sendiri, memenuhi sumpah saya, dan pulang ke rumah bersama Guru.
Artikel-artikel di mana para kultivator berbagi pemahaman mereka biasanya mencerminkan persepsi individu pada suatu titik waktu berdasarkan kondisi kultivasi mereka, dan disampaikan dengan maksud untuk peningkatan bersama.
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 1999-2025 Minghui.org
Dunia Membutuhkan Sejati-Baik-Sabar. Donasi Anda dapat membantu lebih banyak orang memahami Falun Dafa. Minghui berterima kasih atas dukungan Anda.Dukung Minghui