(Minghui.org) Pada malam 19 Juli 2025, saat gerimis turun, sekitar 1.200 praktisi Falun Gong dari Taiwan utara berkumpul di Alun-alun Kota Taipei. Mereka berkumpul untuk "Rapat umum 26 Tahun Menentang Penganiayaan dan Nyala Lilin" untuk mengenang rekan-rekan praktisi yang dianiaya hingga meninggal oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) karena menjunjung tinggi keyakinan mereka pada prinsip Sejati, Baik, Sabar.
Meskipun diterpa angin kencang dan hujan, praktisi Falun Gong tetap duduk tak bergerak di depan Alun-Alun Balai Kota, menciptakan suasana yang khidmat dan penuh kekuatan. Para legislator, anggota dewan, pengacara, dan warga Taiwan bergabung dengan mereka dalam solidaritas, menyerukan kepada komunitas internasional untuk menentang kekejaman Partai Komunis Tiongkok dan membantu mengakhiri bencana hak asasi manusia yang telah berlangsung selama 25 tahun ini.
Praktisi Falun Gong memegang lilin untuk mengenang rekan-rekan praktisi di Tiongkok yang dianiaya hingga meninggal.
Perwakilan dari semua sektor di Taiwan hadir untuk menunjukkan dukungan mereka dan bersama-sama menyerukan kepada masyarakat internasional untuk menghadapi kekejaman Partai Komunis Tiongkok.
Ketua Himpunan Falun Dafa: Mari Kita Nyalakan Lilin Keadilan di Dunia Bersama
Xiao Songshan, ketua Himpunan Falun Dafa, mengumumkan bahwa pada malam 20 Juli tahun ini, Taiwan bergabung dengan Kanada, Amerika Serikat, Jepang, Australia, dan negara-negara lain dalam aksi damai serentak menentang penganiayaan. Kegiatan tersebut diadakan di enam kota besar di Taiwan utara, tengah, dan selatan, bersatu dengan dunia untuk menyalakan lilin demi keadilan.
Xiao Songshan berkata: “Ini adalah kampanye genosida yang menghancurkan langit dan bumi, bencana hak asasi manusia terbesar di abad ke-21.”
Dia mendesak masyarakat internasional untuk terus bersuara. Dia memuji Kongres AS atas pengesahan Undang-Undang Perlindungan Falun Gong dan Undang-Undang Penghentian Pengambilan Organ Paksa, serta pernyataan bersama para pemimpin G7 yang mengecam penindasan transnasional.
“Kami berkumpul menyuarakan keadilan di sini, dan berharap orang-orang baik dari berbagai lapisan masyarakat akan bersuara bersama untuk menghentikan penganiayaan PKT terhadap seluruh umat manusia.”
Anggota Legislatif Taiwan: Saya Berharap Cahaya Sejati, Baik, Sabar Akan Menerangi Dunia
Anggota legislatif Chen Zhaozi mengajak semua orang untuk menyuarakan keadilan
Pada konferensi pers, legislator Chen Zhaozi menyatakan bahwa, meski dia merasa berat, dia tetap teguh pada keyakinannya dan berdiri dalam solidaritas dengan peserta kegiatan untuk menentang penganiayaan.
“Puluhan ribu praktisi, bahkan mungkin lebih, telah mengalami penganiayaan yang tak terbayangkan hanya karena menjunjung tinggi keyakinan mereka pada Sejati, Baik, Sabar. Hingga hari ini, banyak orang di Tiongkok dan wilayah lainnya terus menghadapi penahanan ilegal, kerja paksa, penyiksaan, bahkan pengambilan organ dan perlakuan tidak manusiawi lainnya.”
Dia mengecam keras rezim Komunis Tiongkok karena mengkriminalisasi kebebasan berkeyakinan, menyebutnya sangat tidak masuk akal dan keterlaluan. "Para praktisi adalah penganut keyakinan yang damai dan teguh. Namun, di negara yang disebut kuat, mereka dianiaya hanya karena mempraktikkan Sejati, Baik, Sabar. Perilaku seperti itu akan dihakimi oleh sejarah."
Chen Zhaozi mendesak Taiwan dan komunitas internasional untuk mengambil tindakan proaktif, mulai dari memahami kebenaran dan mendorong investigasi, hingga meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab dan memberikan sanksi kepada para pelaku. "Biarkan para praktisi yang masih menderita di tengah krisis ini tahu bahwa mereka tidak sendirian. Karena keyakinan mereka, kita akan bersatu untuk melindungi mereka."
Dia menutup pidatonya dengan mengatakan, "Saya berharap dukungan dan kepedulian hari ini akan menyentuh hati setiap praktisi yang saat ini sedang mengalami penganiayaan. Saya juga berharap cahaya Sejati, Baik, Sabar akan terus bersinar di dunia, menginspirasi lebih banyak keadilan dan keberanian."
Anggota Dewan Kota Taipei: Lawan Kekejaman PKT, Berjuang Hentikan Penganiayaan
Anggota Dewan Kota Taipei Hong Jianyi memberikan penghargaan kepada semua praktisi Falun Gong yang menegakkan kebenaran dan mengklarifikasi fakta secara damai.
Anggota Dewan Kota Taipei, Hong Jianyi, telah menghadiri kegiatan peringatan 20 Juli untuk menghentikan penganiayaan selama bertahun-tahun. Berdiri di atas panggung, dia menyatakan rasa hormat dan dukungannya kepada seluruh praktisi Falun Gong.
“Kita harus menentang kekejaman PKT, menghentikan pengambilan organ, dan mengakhiri penganiayaan yang sedang berlangsung terhadap praktisi Falun Gong. Melihat foto-foto yang dipegang oleh rekan-rekan praktisi, saya yakin ini hanyalah sebagian kecil—mungkin sepersepuluh ribu—dari penganiayaan yang dilakukan PKT. Dia juga menyatakan bahwa RUU yang disahkan oleh Kongres AS merupakan simbol keadilan.
Akhirnya, atas nama Ketua DPR, Wakil Ketua DPR, dan lebih dari 50 anggota dewan Kota Taipei, dia menyampaikan penghargaan kepada seluruh praktisi Falun Gong yang menjunjung tinggi kebenaran dan mengklarifikasi fakta secara damai, serta mengajak masyarakat: "Mari kita terus bekerja keras untuk menghentikan penganiayaan dan pengambilan organ paksa oleh PKT!"
Pengacara Taiwan: Seruan untuk Perundang-Undangan yang Menghentikan Penganiayaan
Pengacara Taiwan Chen Yishen mengatakan sulit membayangkan berapa banyak praktisi Falun Gong yang telah dianiaya dengan kejam.
Pengacara Taiwan, Chen Yishen, mengatakan dalam konferensi pers bahwa penganiayaan terhadap Falun Gong selama 26 tahun oleh PKT merupakan penindasan sewenang-wenang yang tidak dapat dibenarkan dan tidak beralasan. "Selama lebih dari seperempat abad, sulit membayangkan berapa banyak praktisi Falun Gong yang telah dianiaya dan bahkan kehilangan nyawa. Ini sungguh sangat disesalkan."
Partai Komunis Tiongkok tidak hanya menindas Falun Gong di Tiongkok, tetapi juga berupaya memperluas penganiayaannya ke luar negeri. Chen Yishen berkata, "PKT menggunakan media, internet, dan bahkan mendirikan pos keamanan publik di luar negeri untuk melecehkan praktisi Falun Gong dan mengintimidasi para pemain Shen Yun dengan kekerasan. Mereka melakukan ini hanya karena satu alasan: Mereka ingin kita takut dan tetap diam, agar kita tidak menyebarkan kebenaran, karena mereka sangat takut dunia akan mengetahui fakta-fakta pelanggaran hak asasi manusia ini."
Chen menghimbau Taiwan untuk segera memberlakukan undang-undang, serupa dengan Undang-Undang Perlindungan Falun Gong dan Undang-Undang Penghentian Pengambilan Organ Paksa yang disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat AS, guna menetapkan undang-undang yang menentang penindasan lintas batas.
Presiden Asosiasi Perawatan Transplantasi Organ Internasional Taiwan: Mengungkap Kebenaran—Keadilan Tidak Bisa Ditunda
Dr. Wang Shumei mengatakan bahwa penganiayaan PKT merupakan tantangan bagi hati nurani seluruh umat manusia.
Wang Shumei, ketua Asosiasi Perawatan Transplantasi Organ Internasional Taiwan, mengatakan dalam pidatonya, "Banyak praktisi yang berpegang teguh pada prinsip Sejati, Baik, Sabar telah ditahan secara ilegal, disiksa, dan bahkan organ mereka diambil saat masih hidup. Ini bukan sekadar penganiayaan terhadap Falun Gong, tetapi sebuah tantangan bagi hati nurani seluruh umat manusia."
Dia juga mengajak masyarakat untuk bergabung dengannya dalam mendukung investigasi dan sanksi bersama terhadap PKT atas kejahatan pengambilan organ hidup. "Kami tidak akan lupa, dan kami tidak akan membiarkan sejarah terulang kembali. Kami akan terus mengungkap kebenaran, mendorong perundang-undangan, dan memastikan keadilan ditegakkan dan hati nurani tidak dibungkam."
Praktisi Muda Falun Gong: Biarkan Lebih Banyak Orang Mengetahui Kebenaran
Praktisi muda yang berpartisipasi dalam kegiatan tahun ini berbagi pemikiran mereka. Xing yang berusia enam belas tahun mengatakan bahwa lebih banyak orang perlu mengetahui kebenaran tentang penganiayaan terhadap Falun Gong. "Saya sedang mempelajari film, dan saya berharap di masa mendatang saya dapat menggunakan film untuk menginspirasi orang-orang dan membuat lebih banyak orang belajar tentang Falun Gong."
Peng dari Hsinchu mengatakan bahwa dia melakukan perjalanan khusus ke utara untuk berpartisipasi dalam kegiatan 20 Juli karena dia ingin menggunakan tindakannya untuk memberi tahu lebih banyak orang tentang kebenaran penganiayaan Partai Komunis Tiongkok terhadap Falun Gong. "Kami datang untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini setiap tahun, berharap dapat mengakhiri penganiayaan ini sesegera mungkin."
Sebagai seorang pegawai negeri, Peng mengamati bahwa banyak orang di sekitarnya memiliki kesalahpahaman tentang Partai Komunis Tiongkok. "Saya berani bersuara karena saya ingin lebih banyak orang mengetahui kebenaran."
Praktisi Falun Gong dari berbagai generasi dan lapisan masyarakat berkumpul dengan menyalakan lilin untuk mengenang rekan-rekan praktisi mereka yang telah meninggal dunia akibat penganiayaan. Dengan tulus, mereka berbagi harapan yang sama: agar kebenaran tersebar luas, agar hati nurani masyarakat tergugah, dan agar penganiayaan brutal Partai Komunis Tiongkok terhadap Falun Gong segera berakhir.
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 1999-2025 Minghui.org