(Minghui.org) Suatu hari, seorang rekan praktisi Falun Dafa memberitahu saya, “Murid Anda meneriakkan ‘Falun Dafa baik!’ setiap kali bus sekolah melewati kantor polisi. Mereka melakukannya setiap hari! Sopir bus yang memberitahu saya.”
Saya sangat senang. Ini menandakan bahwa pesan “Falun Dafa baik, Zhen-Shan Ren [Sejati-Baik-Sabar]” telah berakar di hati mereka.
Saat saya pertama kali bergabung di sekolah ini, suasananya sangat berbeda. Karena terpengaruh oleh propaganda Partai Komunis Tiongkok (PKT), banyak murid dan orang tua bermusuhan dengan saya hanya karena saya berlatih Falun Dafa.
Falun Dafa, juga dikenal sebagai Falun Gong, adalah latihan spiritual Tiongkok kuno yang melatih jiwa dan raga. Latihan ini dianiaya dengan parah oleh PKT sejak tahun 1999.
Terlepas dari tekanan yang saya hadapi, saya tidak merasa takut ataupun benci. Saya mengerti bahwa orang-orang ini telah tertipu. Saya memegang teguh keyakinan saya, selalu ingat bahwa saya praktisi Falun Dafa yang mengikuti prinsip Zhen-Shan Ren.
Dengan bimbingan dan perlindungan Guru, saya melewati masa sulit tersebut. Pada akhirnya, pimpinan sekolah dan rekan kerja mengubah pandangan mereka tentang saya dan Falun Dafa.
Memperlakukan Semua Murid dengan Setara
Kemudian saya ditugaskan mengajar kelas satu. Beberapa orang khawatir karena saya tidak punya pengalaman mengajar sebelumnya, namun saya merangkul kesempatan itu dengan sukacita. Saya tidak pernah mempunyai pemikiran bahwa mengurus puluhan anak sebagai beban.
Sebagai guru baru, pihak sekolah dan staf berpengalaman datang mengamati kelas saya. Pada awalnya, saya merasa gugup dan jantung berdetak kencang. Saya lalu ingat dengan ucapan Guru,
“...setiap kali berjumpa masalah yang pertama-tama dipikirkan ialah, apakah hal ini bagi orang lain terasa berat atau tidak, apakah dapat mencederai orang lain, dengan demikian tidak akan timbul masalah.” (Ceramah 4, Zhuan Falun)
Saya menenangkan diri dan mengingatkan diri bahwa ini adalah kesempatan bagus untuk menunjukkan perilaku pengikut Dafa. Saya menyelesaikan kelas dengan pikiran yang tenang.
Sesudahnya, pihak administrasi sekolah memuji pelajaran tersebut dan mengatur agar saya menerapkan metode pengajaran saya di sekolah pedesaan beberapa minggu kemudian. Saya merasa Guru sedang menyemangati saya.
Suatu hari, setelah mengamati kelas saya, pimpinan sekolah berkomentar, “Setiap murid memiliki kesempatan untuk berbicara, bahkan murid yang mengulang kelas. Ini langka.” Saya menjawab, “Tidak mudah bagi murid di pedesaan untuk datang ke sekolah setiap hari. Saya yakin semua orang berhak mendapat rasa hormat dan perhatian yang sama. Setiap anak adalah kehidupan berharga di mata saya–tidak ada perbedaan di antara mereka.”
Di masyarakat Tiongkok saat ini, karena terpengaruh oleh budaya PKT, sudah lumrah bagi orang tua untuk memberikan kado kepada guru-guru dengan harapan anak mereka akan mendapat perhatian lebih di sekolah. Bila saya bukan seorang praktisi Dafa, saya mungkin sudah menjadi salah satu dari guru-guru itu. Namun, sebagai pengikut Dafa, saya memperlakukan semua murid dengan adil dan tidak menerima hadiah.
Di waktu ujian, saya membagi tempat duduk dengan ketat berdasarkan nomor urut siswa. Setelah beberapa semester, guru lama menyebutkan, “Saya perhatikan Anda tidak pernah mengatur pengawas untuk ‘membantu’ murid-murid yang lemah.”
Pada awalnya, saya tidak mengerti situasinya. Kemudian saya mendapati beberapa guru mengatur agar pengawas memberi petunjuk bagi murid yang kesulitan untuk meningkatkan nilai rata-rata kelas, karena itu akan memengaruhi evaluasi kinerja guru. Namun bagi saya ini berarti curang demi kepentingan pribadi. Sebagai praktisi Falun Dafa, saya tetap teguh dengan prinsip saya. Saya tidak berfokus dengan bagaimana kinerja saya dievaluasi–yang saya pikirkan hanya berperilaku jujur dan memperlakukan semua murid dengan adil.
Seiring waktu, orang tua murid mulai memahami saya. Sebagian dari mereka yang awalnya ingin memindahkan anak mereka keluar dari kelas saya mulai berubah pikiran, sementara orang tua lain meminta agar anak-anak mereka dipindahkan ke kelas saya.
Dengan mengikuti prinsip Dafa, saya tahu sudah berada di jalur yang benar. Saya sungguh beruntung memiliki kesempatan untuk berlatih Falun Dafa.
“Falun Dafa Baik” Mulai Berakar di Hati Murid-Murid
Saya sering menggunakan waktu sepulang sekolah untuk menceritakan kisah budaya tradisional demi membantu para murid mengembangkan rasa kebaikan, rasa syukur, dan rasa tanggung jawab. Saya mendorong mereka agar senang membantu, mempertimbangkan orang lain, dan menyelesaikan konflik dengan damai.
Ini adalah sebuah cerita yang sering saya bagikan.
“Dua orang dari dua sisi yang berseberangan mendekati sebuah jembatan sempit yang terbuat dari sebatang kayu. Salah satu orang tersebut membawa muatan berat. Bila mereka berdua bersikeras untuk berjalan lebih dulu tanpa mempertimbangkan orang lain, mereka pada akhirnya akan bertengkar dan tidak akan ada yang bisa lewat. Bila orang yang tidak membawa barang berat mempertimbangkan orang lain dan mengalah, mereka berdua akan menyeberang dengan damai. Betapa menakjubkannya untuk memikirkan orang lain terlebih dahulu–itu membawa manfaat bagi semua orang.”
Dua tahun kemudian, saya dipindahkan untuk mengajar kelas lain. Suatu hari, seorang gadis dari kelas saya sebelumnya mendatangi saya dan berkata, “Guru, saya melihat kata-kata yang tertulis di dinding bahwa Dafa tidak baik, jadi saya menghapus kata ‘tidak’.”
Saya tersenyum dan berkata, “Itu sungguh luar biasa!”
Dia menjawab, “Falun Dafa baik! Saya sering melafalkan frasa: Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar adalah baik. Penyakit mental yang diturunkan oleh keluarga saya lenyap.”
Dengan mendapat lebih banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan anak-anak, saya dengan halus membimbing mereka agar memahami bahwa evolusi adalah palsu dan hidup harus dihargai–termasuk nyawa binatang–tapi tidak sampai titik di mana memperlakukan binatang sebagai anak sendiri, seperti sebagian orang sesat. Kehidupan manusia adalah kehidupan yang paling berharga. Banyak murid menjadi memahami kebenaran dan setuju untuk mundur dari Liga Pemuda Komunis dan Pionir Muda.
Tidak hanya anak-anak–saya menggunakan setiap kesempatan untuk memberitahu semua orang bahwa Falun Dafa baik.
Sebagai contoh, suatu kali saya mengetahui bahwa seorang guru kelas meminta para murid untuk menulis esai yang mengkritik Falun Dafa. Saya berencana berbicara ke sekretaris Partai sekolah. Guru mengatur kesempatan tersebut. Suatu hari, sekretaris datang untuk berbicara dengan saya. Saya menghabiskan satu sesi pelajaran untuk memberitahunya fakta tentang Falun Dafa. Di waktu yang sama, saya memberitahu salah satu kerabatnya–yang juga adalah praktisi Dafa–agar mereka berbicara dengannya lebih lanjut. Sejak saat itu, tidak ada kejadian serupa yang terjadi di sekolah.
Pada waktu saya meninggalkan sekolah, kebanyakan guru dan pihak sekolah menjadi paham akan fakta kebenaran dan telah mundur dari Partai Komunis Tiongkok serta organisasi afiliasinya. Saya bersyukur mereka memilih masa depan yang cerah. Terima kasih Guru atas penyelamatan dan belas kasih Anda!”
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 1999-2025 Minghui.org