(Minghui.org) Sungguh menjengkelkan ketika saya melihat ayah saya sedang menatap ponselnya, atau ketika ayah berbicara dengan tidak sabar, ketika dia tidak fokus saat belajar Fa. Namun, seiring saya terus berkultivasi dan menghafal Fa, saya perlahan menyadari bahwa kunci untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan aktif mencari ke dalam, karena perilaku orang lain benar-benar seperti cermin: saya melihat perilaku yang sama pada diri saya sendiri! Jadi, ketika saya melihat kekurangan orang lain, saya segera memeriksa apakah saya juga memiliki kekurangan yang sama. Jika ya, saya berusaha untuk memperbaikinya, bukannya terpaku pada kekurangan orang lain.

Begitu menyadari hal ini, saya secara sadar mencari ke dalam. Setiap kali melihat ayah saya berperilaku dengan cara tertentu, saya berpikir, "Bukankah saya juga begitu?" Ketika mendengarnya berbicara kasar, saya berpikir, "Apakah saya telah menyakiti seseorang dengan kata-kata saya?"

Guru menyebutkan dalam Zhuan Falun: “ Acap kali jika hati anda selalu begitu damai dan belas kasih, ketika tiba-tiba terjadi suatu persoalan, anda punya kesempatan meredam dan membuat pertimbangan.” (Ceramah 4, Zhuan Falun

Sekarang, jika ada sesuatu yang ingin saya katakan, saya menahannya, dan saya dapat tenang karena memahami prinsip “Menenangkan Eksternal dengan Berkultivasi Internal” Petunjuk Penting Gigih Maju. Namun ini hanya satu langkah dalam kultivasi.

Langkah selanjutnya adalah memperbaiki diri. Saya harus benar-benar mengultivasi diri setelah menyadari bahwa saya memiliki masalah yang sama dengan ayah. Namun, jauh lebih sulit menuntut peningkatan dari diri sendiri daripada dari orang lain! Ketika saya menunjukkan kekurangan ayah, sudahkah saya memberikan contoh yang baik? Melalui proses ini, saya menyadari bahwa jika saya berusaha meningkatkan diri, perilaku ayah saya juga akan membaik. Namun, jika saya bermalas-malasan, ayah mulai melakukan sesuatu untuk mengingatkan saya bahwa saya sedang mengendur, dan saya perlu lebih banyak mengultivasi diri. 

Fenomena ini terutama terlihat jelas selama belajar Fa: jika saya terlambat, ayah terlihat malas. Jika saya istirahat, minum air, atau tidak berkonsentrasi dalam belajar Fa, ayah akan mulai minum air, atau saya terkadang memergokinya sedang memeriksa ponsel. Saya memahami bahwa kondisi pikiran saya memengaruhi orang-orang di sekitar saya. Jadi, saya perlu berusaha untuk mencari ke dalam dan benar-benar mengultivasi diri untuk menyelamatkan mereka.

Refleksi Tentang Melafalkan Zhuan Falun

Saya mendapatkan wawasan ini setelah menghafal Fa. Sejujurnya, saya tidak suka melafalkan sesuatu. Bahkan ketika saya sedang mempersiapkan ujian universitas, saya memilih untuk belajar matematika, fisika, kimia, dan sebagainya, karena politik, geografi, dan sejarah terasa sangat berat. Namun, dengan dorongan dari ibu saya dan setelah membaca beberapa artikel berbagi dari rekan-rekan praktisi, saya memutuskan untuk mencobanya.

Sejak mulai menghafal dan melafalkan Fa, saya menyadari beberapa perubahan dalam diri saya: saya dapat berkonsentrasi lebih baik selama belajar Fa, saya lebih cenderung mencari ke dalam saat menghadapi ujian xinxing, dan saya menjadi lebih tekun dalam melakukan latihan. Saya tidak dapat melakukan ini sebelum mulai melafalkan Zhuan Falun.

Ketika pertama kali mulai menghafal Fa, saya menyadari bahwa meskipun saya sudah membaca Zhuan Falun berkali-kali, saya cepat lupa apa yang baru saja saya baca. Sulit untuk mengingat kecuali jika kita benar-benar memahami dan membacanya berulang kali.

Hal yang paling berharga adalah saya mulai merasakan peningkatan dalam kultivasi saya, seperti perubahan halus dari permukaan ke tingkat mikrokosmik. Rasanya seperti hujan lembut yang membasahi tanah – tenang dan halus, tetapi menyuburkan segala sesuatu di sekitarnya. Sungguh luar biasa.

Baru-baru ini, ketika saya berencana melakukan latihan bersama ayah, saya menyadari jadwal kami tidak sinkron. Jika saya mengizinkannya, saya harus bermeditasi terlebih dahulu, baru kemudian melakukan 4 latihan berdiri. Namun, kebiasaan saya adalah melakukan latihan berdiri terlebih dahulu, baru kemudian meditasi. Saya awalnya enggan mengubah rutinitas, tetapi untuk melakukan latihan bersama ayah, saya memutuskan untuk berubah dan bermeditasi terlebih dahulu. Ajaibnya, saat itu saya berhasil mencapai batas satu jam meditasi, padahal sebelumnya saya hanya mampu bermeditasi sekitar 45 menit.

Ketika merenungkan hal ini, saya menyadari bahwa ajaran Guru tentang mempertimbangkan orang lain terwujud di sini. Keputusan yang tampaknya kecil ini menunjukkan keegoisan saya, tetapi karena saya membuat pilihan yang tepat dan niat saya tidak egois, Guru menyemangati saya, dan akhirnya saya bisa bermeditasi selama satu jam.

Ini sungguh luar biasa bagi saya, karena biasanya saya kesulitan bertahan bahkan satu menit lagi. Saya biasanya menatap jam, fokus pada setiap jarum detik, dan memaksakan diri untuk tidak menggerakkan kaki. Kali ini, karena perubahan niat awal saya, saya benar-benar merasakan betapa luar biasanya Fa.

Saya tahu bahwa Guru lebih menekankan belajar Fa dan betapa pentingnya hal itu, tetapi saya tidak pernah benar-benar memahaminya. Mengulang isi yang sama berulang kali terasa begitu abstrak. Setiap hari, setelah belajar Fa daring, saya merasa lega karena tugas sudah selesai, namun mengapa saya tidak merasa ada peningkatan? Sekarang, akhirnya saya mengerti pentingnya belajar Fa dengan hati yang tulus. Saat saya belajar lebih banyak dan dengan pemahaman yang lebih dalam, secara alami saya mengingat Fa saat saya membutuhkan bimbingan. Akhirnya saya merasakan kebahagiaan meningkat dalam kultivasi — rasanya luar biasa! Saya sangat percaya apa yang dikatakan Guru, “...Sebenarnya dalam Fa, apa saja sudah tercakup di dalamnya,...” (“Saran-Saran pada Konferensi Para Pembimbing Falun Dafa di Beijing,” Uraian Falun Dafa). Saya sangat bersyukur atas pemahaman yang saya terima. Perasaan bahagia itu sulit diungkapkan; rasanya seperti berjalan di padang pasir dan tiba-tiba menginjakkan kaki di hamparan rumput yang subur.

Terima kasih, semuanya!

(Artikel terpilih yang dipresentasikan pada Konferensi Fa Florida 2025)