Pengalaman Saya "KanKer"

(Minghui.org) Salam kepada Guru terhormat. Salam gigih maju kepada teman-teman praktisi.

Nama saya Andhy, praktisi Surabaya. Pada kesempatan di konferensi ini, saya akan berbagi pengalaman dan pemahaman pada teman-teman sekalian. Kali ini saya tidak lagi bercerita tentang penyakit biasa karena sejak saya berkultivasi, penyakit-penyakit tsb seakan-akan alergi terhadap saya sehingga mereka menyingkir jauh-jauh, saya akan berbagi pengalaman tentang penyakit lain yaitu “kanker” ( kantong kering ).

Mungkin banyak teman-teman sudah mendengar bahwa setahun lalu, karena banyak kebocoran saya sehingga usaha saya mengalami kepailitan, sehingga saya harus kerja dengan orang lain. Pada awal masuk kerja, saya ditempatkan dibagian gudang, selama +/- 2 bulan, saya dikurung di dalam gudang. Waktu itu jiwa saya masih belum bangkit akibat dari kepailitan itu, jadi saya masih tenang-tenang bisa menerima, tetapi setelah 2 bulan, Nian saya mulai lurus. Saya merasa tidak benar kalau saya dikurung terus di dalam gudang lalu kapan bisa mengklarifikasi fakta pada orang luar? Sedang teman gudang yang hanya berjumlah 3 orang sudah saya klarifikasi dari A sampai Z, esoknya saya langsung bilang sama bos bahwa saya harus keluar cari order, anda percuma kalau mengaji saya hanya untuk menjaga gudang. Mulanya dia ragu, mungkin dia khawatir kalau saya keluar cari order, nanti ada efek dengan kepailitan usaha saya, tetapi waktu itu Nian saya sudah sangat lurus, “Guru bilang kalau Nian kita benar-benar lurus, segala gangguan Kekuatan lama tidak akan bisa menghalangi.” Akhirnya dia setuju kalau saya keliling di dalam maupun diluar kota. Mulai saat itu, semua relasi tidak ada satupun yang terlewatkan. Semua saya klarifikasi, tentu saja waktu saya pertama-tama masuk ke toko, tidak serta merta membicarakan masalah ini, tetapi cerita-cerita masalah dagangan, setelah selesai langsung saya masuk ke topik sesungguhnya yaitu klarifikasi fakta. Memang tidak semua mendukung, banyak juga diantara mereka yg sangat terpengaruh oleh PKC, karena sebagian besar relasi saya adalah keturunan Tionghoa yang totok tetapi saya akan terus klarifikasi ke mereka, memberi kesempatan pada mereka untuk sadar, sampai mereka betul-betul tidak mau menyadari dan tidak bisa ditolong lagi.

Mungkin ini juga pengaturan Guru, sehingga saya bisa keliling ke daerah-daerah dan di setiap kota yang saya singgahi, saya selalu berkoordinasi dengan praktisi setempat untuk belajar dan sharing bersama serta saya ajari mereka untuk melangkah keluar, klarifikasi fakta ataupun bagi-bagi brosur ke jalan-jalan dan ke toko-toko, karena saya menyadari lingkungan xiulian teman-teman di daerah masih kurang dibandingkan Jakarta, Surabaya maupun Bali, sehingga boleh dibilang xiulian mereka masih xiulian pribadi. Dengan ini sekalian saya menghimbau ke teman-teman yang mempunyai kesempatan keluar kota, kita bantu teman-teman daerah untuk melangkah keluar mengklarifikasi fakta, sehingga mereka juga bisa melakukan 3 hal dengan baik.

Sekarang kembali ke “Kanker” tadi. Sebagai karyawan, saya setiap bulan menerima gaji. Sejak saya menerima gaji pertama sd +/- 3 - 4 bulan, biaya kehidupan saya sehari-hari tidak pernah tertutupi, selalu kurang, istri saya selalu mengeluh tidak cukup ( istri saya bukan praktisi ) dan saya sendiri seakan-akan juga mendukung. Kalau ada orang tanya keadaan kami, saya selalu menjawab kalau memang keadaan saya susah setiap bulannya, tidak cukup, ini berjalan +/- 3 – 4 bulan. Sampai saat saya membaca tentang penyakit di Zhuan Falun, tiba-tiba kepala saya seakan-akan disiram air dingin. Saya langsung menyadari, bukankah keadaan saya sama dengan penyakit? Hanya bentuknya yang berbeda! Bukankah di Zhuan Falun disebutkan kalau orang sakit tidak boleh memikirkannya terus? Mengeluh terus? Biarkan saja, yang penting kita sudah mendapatkan Fa, mau mati ya terserah….ajaib, begitu saya menyadari +/- seminggu, istri saya mendapat pesanan kerjaan dirumah dan 2 hari kemudian saya dipanggil bos dan diberi komisi dari hasil penjualan saya (yang tidak pernah dibicarakan sebelumnya kalau saya jual barang akan dapat komisi ). Untuk sementara setiap bulannya sudah teratasi.

Saya berbagi pengalaman ini karena saya tahu diantara teman-teman praktisi juga banyak yang ekonominya pas-pasan. Janganlah kita selalu mengeluh dan merasa tidak cukup, dengan begitu bukankah kita telah mengakui apa yang telah diatur kekuatan lama untuk kita? Waktu Fa Zhen Nian, mulut kita komat-kamit tidak mau mengakui pengaturan kekuatan lama tapi dengan mengeluh kurang ini kurang itu, bukankah kita mengakuinya? Kita pasrah saja dengan pengaturan Guru untuk kita, mungkin dengan cara ini, Guru mempunyai tujuan lain untuk kita. Seperti contohnya saya, karena banyak kebocoran sehingga usaha saya pailit, tapi sekarang saya malah bisa keliling ke banyak tempat dan bisa klarifikasi ke masyarakat yang lebih luas dan saya lebih meresapi perkataan Guru “Menjadi manusia bukanlah tujuan kita”. Tetapi bukan hanya percaya kepada Guru dan pasrah 100 % pada Guru, terus cobaan berhenti sampai disini. Tidak! Guru sudah bilang bahwa cobaan akan terus diberikan walau besok Pelurusan Fa telah selesai, malam ini kita masih diberi cobaan.

Rumah yang saya tempati bulan maret yang lalu, habis masa kontraknya (selama 1 tahun). Waktu bulan Januari, saya bertanya ke pemilik rumah (teman saya), “apa bisa diteruskan kontraknya?”. Dia bilang maaf kalau rumahnya mau dijual dan dia minta saya cari kontrakan lainnya, saya cari disekitar rumah saya, tanya2 harga sekitar 15 juta sd 20 juta, sedang uang 1 juta pun saya tidak punya. Setelah tahu pasarannya, saya pulang dan tidak saya pikirkan lagi, saya sudah pasrah dan percaya kepada Guru. Saya serahkan kepada Guru apapun yang akan terjadi dan saya jalani tanpa mengeluh. Sampai pertengahan Februari, ada orang datang ke rumah dengan membawa setenteng kunci. Dia bilang disuruh pak Arwan untuk mengembalikan ke saya ( Pak Arwan adalah orang yang mengambil alih toko saya di salah satu mall di Surabaya, waktu itu sisa kontrakan masih ada 3 tahun). Terus saya telepon bp Arwan dia bilang kalau tokonya dikembalikan ke saya, tidak mau meneruskan karena rugi terus dan dia menyuruh saya untuk membayar tunggakan-tunggakan yang selama ini belum dibayar. Kalau kita memakai pikiran manusia, tentu kita akan stress berat, mana soal kontrakan rumah belum beres, sekarang datang lagi masalah yang lebih berat. Toko itu masih memakai nama saya, jadi saya harus menyelesaikan tunggakan2 tersebut. Tetapi saya tetap tenang, karena saya yakin Guru selalu disamping kita, selalu mengamati dan menjaga kita, asal kita selalu berpikiran lurus, segala masalah tentu akan terselesaikan. Semua adalah ujian bagi kita. Sisa kontrakan toko itu hanya sekitar setahun lebih dikit dan mall itu sekarang sepi sekali, tetapi saya tidak perduli lagi, saya coba tawarkan ke toko sebelah, ..eh..dia langsung tertarik dan mau membayar tunggakan2 + uang 20 juta, coba pikirkan kenapa bp Arwan tidak menawarkan dulu ke orang-orang? Ternyata dia sudah lama menawarkan dan belum ada yang mau, begitu saya yang menawarkan, dia langsung mau, apakah semua ini kebetulan? Dan jumlah uang yang dibayar juga sama dengan yang saya butuhkan untuk kontrak rumah. Bukan hanya itu saja, 2 hari setelah selesai transaksi, teman saya si pemilik rumah telepon menyampaikan bahwa rumahnya tidak jadi dijual, saya boleh menempati 1 thn lagi ( kontraknya lebih murah separuh harga pasaran ). Dengan kejadian ini, saya semakin merasakan puisi Guru di Hong Ying “Dalam Tao”

Hati tidak terikat
Tidak berebut dengan dunia
Lihat tapi tidak kelihatan
Tidak bingung tidak terpesona
Dengar tapi tidak kedengaran
Sulit mengacaukan hatinya
Makan tapi tidak merasakan
Mulut bebas dari keterikatan
Berbuat tapi tidak mengejar
Selalu tinggal dalam Tao
Tenang tapi tidak berpikir
Muskil dapat terlihat

Sekian pengalaman dan pemahaman saya pada tingkat ini. Semoga berguna bagii peningkatan kita bersama.