(Minghui.org) Majalah National Review mempublikasikan artikel dengan judul “Tiongkok Dituduh Mengambil Organ Tubuh Uighur, dan Kelompok Spiritual Falun Gong,” ditulis oleh reporter Zachary Evans pada 26 September 2019.

Artikel tersebut melaporkan bahwa pengacara HAM menuduh pemerintah Tiongkok membunuh anggota minoritas Muslim Uighur, dan kelompok spiritual Falun Gong, untuk mengambil organ mereka, dan mendesak Dewan HAM PBB agar menyelidiki tuduhan tersebut.

Hamid Sabi, Pengacara dan Penasihat Tribunal Tiongkok

Hamid Sabi adalah pengacara Tribunal Tiongkok. Tribunal Tiongkok adalah panel independen yang didirikan untuk memeriksa masalah pengambilan organ di Tiongkok, yang dipimpin oleh Pengacara Inggris Sir Geoffery Nice, yang sebelumnya memimpin penuntutan terhadap Presiden Serbia, Slobodan Milosevic.

“Pengambilan organ paksa dari tahanan tidak bersalah, termasuk minoritas spiritual Falun Gong dan Uighur, telah dilakukan selama bertahun-tahun di seluruh Tiongkok dalam skala yang signifikan,” kata Sabi kepada U.N.H.R.C. pada hari Selasa.

Laporan terakhir tribunal tentang detail masalah tersebut yang dilakukan pemerintah Tiongkok, dan menegaskan bahwa pemerintah memberikan sanksi kepada para dokter karena “membedah [tubuh korban] saat masih hidup untuk mengambil ginjal, hati, jantung, paru-paru, kornea mata dan kulit mereka, serta berubah menjadi komoditas untuk dijual.”

Falun Gong, adalah latihan spiritual yang berdasarkan pada meditasi, telah lama dilarang di Tiongkok. Para praktisinya sering dipenjara.

Artikel tersebut menunjukkan waktu tunggu transplantasi organ di Tiongkok sangat pendek. Ini mendorong pasien luar negergi untuk datang ke Tiongkok untuk berobat. Tribunal menyimpulkan, berdasarkan undang-undang donasi organ di Tiongkok, suplai organ seharusnya jauh lebih rendah dari pada saat ini, jika donasi benar-benar sukarela.

Reuters juga melaporkan pada 24 September bahwa Hamid Sabi, Penasihat Tribunal Tiongkok, mengatakan kepada Dewan HAM PBB (UNHRC) bahwa pengambilan tersebut melibatkan “ratusan ribu korban,” terutama praktisi dari gerakan spiritual Falun Gong yang dilarang. Dia menambahkan bahwa para tahanan dari etnis minoritas Uighur juga menjadi sasaran.

Sabi berkata, “Korban untuk korban dan kematian untuk kematian, memotong jantung dan organ lain dari orang yang tidak bersalah, tidak berbahaya, keadaan hidup-hidup, orang-orang damai merupakan salah satu kekejaman massal terburuk abad ini.”

Geoffrey Nice, ketua tribunal, mengatakan di acara PBB terpisah tentang masalah tersebut bahwa pemerintahan, lembaga PBB, dan mereka yang terlibat dalam operasi transplantasi, tidak bisa lagi menutup mata untuk bukti “yang tidak nyaman.”