(Minghui.org) Sebuah kisah di radio yang saya dengar tentang praktisi Falun Gong yang ditahan diberi obat-obatan oleh agen Partai Komunis Tiongkok mengingatkan saya pada sebuah cerita beberapa tahun yang lalu. Cerita tersebut sangat menyakitkan sehingga saya tidak ingin menceritakannya lagi selama bertahun-tahun.

Pada tahun 2010, saya bertemu dengan seorang praktisi yang pernah menjalani hukuman di Penjara Fanjiatai di Provinsi Hubei karena tidak melepaskan Falun Gong. Dari pembicaraannya tentang penjara tersebut kepada saya, yang paling mengejutkan saya adalah penggunaan kerangkeng untuk menahan praktisi yang dipenjara dan mempermalukan mereka.

Ilustrasi penyiksaan: kerangkeng besi

Praktisi ini secara khusus membicarakan tentang penderitaan Guo Chunsheng, praktisi pria dari Kota Wuxue, Provinsi Hubei.

Beberapa bulan sebelum Olimpiade Beijing 2008, Guo ditangkap dan ditahan di Pusat Penahanan Wuxue. Pada akhir tahun 2009, dia dihukum tiga tahun penjara di Penjara Fanjiatai. Karena dianiaya di penjara, dia menjadi lamban dan menderita kesehatan yang buruk serta gangguan mental.

Petugas penjara tidak membiarkan Guo mendapat perhatian medis apa pun. Malah, mereka memasukkan dia ke dalam kerangkeng besi, mengatakan dia perlu dipisahkan karena mengalami gangguan mental.

Dokter penjara tidak repot-repot merawat Guo, tapi mereka melakukan perjalanan jauh ke kampung halaman Guo untuk mengambil foto keluarganya yang ditekan untuk mengatakan bahwa Guo menjadi sakit mental karena berlatih Falun Gong. Penjara kemudian menggunakan foto-foto tersebut dan pernyataan keluarga Guo untuk menyebarkan kebohongan lebih lanjut tentang Falun Gong.

Guo disiksa secara fisik dan juga diberi obat yang tidak jelas. Penjaga sering menggunakan narapidana yang paling jahat, yang tidak memiliki pelatihan medis apa pun, untuk memaksa praktisi minum obat. “Jika Anda berhenti berlatih Falun Gong, saya akan memisahkan Anda dari kesulitan ini,” kata seorang penjaga kepada praktisi.

Salah satu penjahat adalah He Debing (juga dikenal He Hongbing). Ketika dia memukul kepala praktisi, dia berteriak, “Anda memiliki kepala yang keras, bukan? Karena Anda menolak untuk menyerah, saya akan menghancurkan tubuh dan otak Anda!” Dia kemudian dengan antusias menjelaskan gejala-gejala yang dialami Guo setelah dia memberikan obat-obatan kepadanya.

Obat-obatan yang mereka berikan adalah zat yang bisa merusak sistem saraf pusat. Orang-orang yang menggunakan obat ini menjadi lamban, sulit fokus, dan berubah menjadi robot, mengikuti perintah tanpa berpikir. Misalnya, jika anda memberitahu seseorang yang minum obat-obatan ini untuk menggunakan toilet, dia akan jongkok untuk buang air besar tanpa melepaskan celananya. Dia akan melakukan apa yang diperintahkan kepadanya. Memori dan kemampuan berpikirnya terpengaruh. Penggunaan yang lama atau dosis tinggi menyebabkan kerusakan otak lebih lanjut.

Efek samping lainnya termasuk agitasi, kecemasan, kegembiraan yang tidak terkendali, atau depresi, pusing, penglihatan kabur, bicara jadi cadel, kurang koordinasi, kurangnya emosi, dan bahkan halusinasi atau kehilangan kesadaran.

Dengan mencari kata kunci “obat perusak saraf” dalam bahasa Mandarin di internet, banyak hasil pencarian dilaporkan oleh Minghui.org tentang penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong. Dalam penuntutan hukum terhadap mantan pemimpin PKT Jiang Zemin karena menganiaya Falun Gong, ada banyak kisah tentang penganiayaan mental tersebut.

Penderitaan Guo di penjara telah dilaporkan sebelumnya (lihat laporan terkait di bawah), namun saya ingin menambahkan kesaksian lain atas penderitaannya karena keyakinannya pada Falun Gong.

Laporan terkait dalam bahasa Inggris:

Guo Chunsheng Tortured in Prison; His Elderly Mother in a Precarious State

Falun Gong Practitioners Tortured with Forced Administration of Drugs at Fanjiatai Prison

Fanjiatai Prison Poisons Falun Gong Practitioners with Harmful Drugs

Fanjiatai Prison in Hubei Province Drugs Detained Falun Gong Practitioners