(Minghui.org) Dipandu oleh New Tang Dynasty (NTD) Television, Kompetisi Seni Bela Diri Tradisional Tiongkok Internasional 2019 menyelesaikan babak finalnya di New Jersey pada tanggal 25 Agustus 2019.

Babak penyisihan diadakan di Taiwan, Jerman, dan Amerika Serikat. Lebih dari tujuh puluh kontestan dari Asia, Eropa, dan Amerika mencapai babak semi final dan final pada tanggal 25 Agustus.

Kompetisi ini "bertujuan untuk membangkitkan kembali seni bela diri tradisional Tiongkok dan menampilkan nilai-nilai sejati kepada dunia." Pihak sponsor menyoroti pentingnya "kebajikan bela diri" dan kultivasi karakter moral yang penting bagi seni bela diri tradisional yang telah hilang di zaman seni bela diri campuran modern.

Kontestan yang berusia mulai dari 9 hingga 82 tahun berkompetisi dalam tujuh kategori: junior tanpa senjata, wanita tanpa senjata, pria tanpa senjata, tinju selatan, senjata junior, senjata wanita, dan senjata pria. Melalui berbagai teknik dan senjata, para peserta menunjukkan gaya dan aliran seni bela diri tradisional yang berbeda.

Dayan Liu, pemenang medali emas kategori senjata pria, tampil di final Kompetisi Seni Bela Diri Tradisional Tiongkok Internasional NTD 2019 pada tanggal 25 Agustus 2019.

Zongting Zhuang, pemenang medali emas kategori junior tanpa senjata.

Yingxuan Sun, pemenang medali emas kategori senjata wanita.

Jingzhi Chen, pemenang medali perunggu kategori tinju selatan.

Ellen Beat Opfermann, pemenang medali perunggu kategori tanpa senjata wanita.

Xiaole Yang, pemenang medali perunggu kategori tanpasenjata junior.

Juri: Melestarikan Tradisi

“Seni bela diri tradisional menekankan 'gong' (energi) dan bukan hanya penampilan yang dangkal. Kami dapat mengetahui apakah anda memiliki 'gong fu' atau tidak,”kata Youfu Li, ketua juri kompetisi dan mantan juara seni bela diri internasional.

Dia mengatakan bahwa kompetisi NTD membutuhkan "seni bela diri tradisional" dan menekankan seni bela diri "menghukum kejahatan dan mempromosikan kebaikan."

Longfei Yang, juri lain kompetisi dan pendiri Asosiasi Seni Bela Diri Xin Wu Men, mengatakan bahwa dalam masyarakat saat ini di mana esensi seni bela diri tradisional telah hilang, platform kompetisi NTD telah mengundang sejumlah besar kontestan yang menekankan kebajikan bela diri dan tradisi.

“Dalam kompetisi tahun ini, kami memperhatikan bahwa kontestan dari lebih banyak negara berpartisipasi. Ini menjadi lebih internasional. Ini juga berarti lebih banyak orang memahami perbedaan antara seni bela diri tradisional dan seni bela diri modern,”kata Yang.

Pemenang Medali EmasKategori Senjata Pria Berharap Mempromosikan Seni Bela Diri Tradisional

Dayan Liu, pemenang medali emas kategori senjata pria, tampil dengan tombak.

“Seni bela diri tradisional memperhatikan hati yang tenang. Anda dapat merasakan tubuh Anda hanya ketika hati Anda tenang,”kata Dayan Liu, seorang kontestan dari Taiwan dan pemenang medali emas kategori senjata pria.

Dia mengatakan bahwa semua keterampilan artistik Tiongkok kuno, bukan hanya seni bela diri, menekankan konsep "harmoni antara manusia dan alam" serta nilai-nilai moral.

“Melalui berlatih dan melatih tubuh, anda meredam pikiran dan tubuh. Anda terus meningkat, mencapai tingkat yang berbeda, mencapai kondisi penyatuan antara kesadaran dan tindakan, dan sepanjang jalan hinggaanda mencapai keharmonisan antara manusia dan alam,”katanya.

Berbicara tentang bagaimana dia belajar seni bela diri, dia berbagi pertemuannya dengan guru pertamanya: “Ketika saya masih kecil, saya sangat aktif dan suka pamer. Saya kemudian bertemu guru yang sangat pendiam. Keahliannya bagus namun dia sangat rendah hati, damai, dan sopan. Jadi timbul kekaguman padanya dan mulai belajar dan berlatih darinya.”

Dia terkejut ketika memenangkan medali emas. Dia mengatakan bahwa dia telah mempromosikan seni bela diri tradisional sehingga dia tidak peduli apakah dia memenangkan penghargaan atau tidak. “Wajah seni bela diri tradisional telah hilang. Saya bergabung dalam kompetisi untuk menjadi bagian yangmempromosikan mereka. Saya bekerja keras untuk itu,”katanya.

kelompok dari Kolombia: Apresiasi Kesempatan untuk Belajar

Sebelas kontestan dari Kolombia berpartisipasi dalam kompetisi. Sembilan dari mereka mencapai babak semi final.

Di sebuah gunung dekat Diomkeo di timur laut Kolombia, ada sebuah desa di mana orang-orangnya hidup dengan sangat sederhana. Setiap orang bangun jam 3 pagi untuk berolahraga, berlatih seni bela diri, membaca, dan berdoa, dan mereka pergi tidur saat matahari terbenam setelah satu jam bermeditasi. Mereka menanam sayuran dan tumbuh-tumbuhan organik, memelihara lebah, dan hidup sesuai dengan alam.

Sebelas orang dari desa ini berpartisipasi dalam kompetisi seni bela diri tahun ini. Kontestan termuda berumur 11 tahun dan yang tertua 69 tahun. Satu orang memenangkan medali perak, dua orang memenangkan medali perunggu, tiga orang memenangkan Honorable Mention, dan satu orang memenangkan kontribusi khusus.

Laura Franco Gomez, pemenang medali perak kategori senjata wanita, tampil selama Kompetisi Seni Bela Diri Tradisional Tiongkok Internasional NTD 2019.

“Energi di seluruh tempat kompetisi sangat kuat ... Saya belajar dari semua kontestan. Para juri membawa energi yang sangat kuat. Saya dapat merasakannya. Saya menyukai mereka. Saya sangat menghormati mereka,”kata Laura Franco Gomez, pemenang medali perak kategori senjata wanita.

Mauricio Pinzon, pemenang medali perunggu kategori senjata pria

"Tidak peduli dari negara mana kita berasal, kita di sini untuk tujuan yang sama: seni bela diri tradisional ... Kita seperti satu keluarga. Kitasaling belajar dan menemukan peluang untuk meningkatkan diri,”kata Mauricio Pinzon, pemenang medali perunggu kategori senjata pria.

Armiláli Pinzón Valderrama, 11 tahun, memenangkan medali perunggu kategori senjata junior.

“Berlatih seni bela diri membuat saya tetap sehat. Membuat saya merasa kuat. Ini adalah gaya hidup yang ingin saya ikuti,”kata Armiláli Pinzón Valderrama, kontestan berusia 11 tahun yang memenangkan medali perunggu kategori senjata junior.

Sahvash Fortoul, 69 tahun, memenangkan medali kontribusi khusus.

“Saya sangat menghargai kesempatan untuk berpartisipasi dalam kompetisi dan bersaing dengan anak muda. Itu membuat saya merasa muda,”kata Sahvash Fortoul, pemenang medali kontribusi kehormatan.

Dia mengatakan bahwa yang penting adalah "berusaha" dan bekerja bersama untuk "melestarikan seni bela diri tradisional dan keahlian mereka."

Daftar Pemenang

Kategori Junior Tanpa Senjata:
Medali Emas: Zongting Zhuang
Medali Perak: Karel Korenc
Medali Perunggu: Xiaole Yang, Weijia Wang, Martin Werner
Honorable Mention: Junyi Wu

Kategori Wanita Tanpa Senjata:
Medali Emas: kosong
Medali Perak: kosong
Medali Perunggu: Megan Westerman, Ellen Beat Opfermann
Honorable Mention: Lucero Osorio Fernandez

Kategori Tinju Selatan:
Medali Emas: kosong
Medali Perak: Marcus Leonard
Medali Perunggu: Chenghong Xie, Xiuxian Chen, Dennis Chen, Jingzhi Chen, dan Zhewei Xu
Honorable Mention: Dongliang Shen, Christoph Waldhaus

Kategori Pria TanpaSenjata:
Medali Emas: kosong
Medali Perak: kosong
Medali Perunggu: Guozhi Zhuang, Chris Chappell, Zichuan Liu, Andy Zhang, Michael Hwang, Douglas Hugh
Honorable Mention: Eike Andreas Opfermann

Kategori Senjata Junior:
Medali Emas: kosong
Medali Perak:Qifeng Li
Medali Perunggu: Armiláli Pinzón Valderrama, Yinyu Chen, Dingkai Luo

Kategori Senjata Wanita:
Medali Emas: Yingxuan Sun
Medali Perak: Laura Franco Gomez
Medali Perunggu: Yizhen Shi, Sarah Belser

Kategori Senjata Pria:
Medali Emas: Dayan Liu
Medali Perak: kosong
Medali Perunggu: Changgeng Chen, Mario Salazar, Mauricio Pinzon, Shaoxuan Chen
Honorable Mention: Jimi Jose García Gonzalez, Yesus Alirio Franco Montoya

Medali Kontribusi Khusus:
Guozhi Zhuang, Peiyun Li, Dongliang Shen, Sahvash Fortoul, Chongzhi Chen

Para kontestan pemenang medali, juri, dan perwakilan sponsor