(Minghui.org) Seorang penduduk Kota Xianning, Provinsi Hubei dipanggil ke tempat kerjannya pada 15 September 2021 untuk berbicara dengan empat petugas polisi dan kepala seksi di tempat kerja. Dr. Wang Lidi, yang bekerja di Fakultas Kedokteran di Hubei University of Science and Technology, menjadi target karena berlatih Falun Gong, sebuah disiplin spiritual yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak tahun 1999.

Sementara seorang petugas polisi mengklaim bahwa dirinya bermarga Zhao, Dr. Wang mengetahui dari pertemuan sebelumnya dengan polisi setempat bahwa nama asli Zhao adalah Xiong Kai dan ia adalah direktur dari Kantor Polisi Yihaoqiao di Distrik Wenquan Kota Xianning. Ketiga petugas polisi lainnya bernama Li Zhihua, Huang Yan, dan Ye dari komunitas perumahan.

Segera setelah Dr. Wang tiba di kampus, petugas Li menyalakan rekaman polisinya. Dr. Wang memintanya mematikan rekaman itu, menuduh Li telah melanggar haknya. Li mematikan rekaman itu.

Xiong Kai berkata, “Kami hanya datang untuk melihat apakah anda membutuhkan bantuan kami.”

Dr. Wang menjawab, “Terima kasih. Tetapi, sudah 22 tahun sejak penganiayaan dimulai. Saya tidak membutuhkan bantuan apapun dari anda, tapi saya pikir anda perlu mengetahui fakta-fakta Falun Gong.”

Ia menjelaskan bahwa Falun Gong adalah disiplin spiritual yang berdasarkan kepada prinsip Sejati-Baik-Sabar, dan ia hanya berusaha menjadi orang baik dengan mengikuti prinsip-prinsip ini.

Ia menunjukkan dua dokumen kepada petugas tersebut. Yang pertama tentang biro publikasi Tiongkok revoking the ban on Falun Gong books and publications in 2011 (membatalkan larangan buku-buku dan publikasi Falun Gong tahun 2011) dan yang kedua adalah bahwa Falun Gong bukanlah ajaran sesat menurut daftar yang diumumkan oleh Kementrian Keamanan Publik.

Petugas memeriksa dokumen-dokumen tersebut dengan hati-hati dan memfotonya. Dr. Wang berkata itu seperti mereka tidak pernah mendengar tentang dokumen-dokumen ini.

Dr. Wang juga mendesak para petugas itu untuk berhenti berpartisipasi dalam penganiayaan yang tidak mempunyai dasar hukum apa pun. “Anda akhirnya akan menjadi orang yang bertanggung jawab. Saya berharap dengan tulus bahwa anda semua mempunyai masa depan yang baik. Jangan menjadi pendosa dalam sejarah.”

Mereka semua mendengarkan dengan diam. Ketika mereka pergi, mereka membawa dokumen itu bersama mereka.

Dianiaya karena Keyakinannya

Dr. Wang, 56, menerima gelar kedokteran dari Fakultas Kedokteran Hubei di University of Science and Technology dan bekerja di sana setelah lulus. Ia telah berulang kali ditangkap dan ditahan karena keyakinannya sejak penganiayaan dimulai tahun 1999. Ia dihukum tiga setengah tahun penjara setelah ditangkap pada 5 September 2005. Ia disiksa hingga lumpuh sementara dalam tiga peristiwa pada masa tahanannya di penjara.

Istri Dr. Wang hilang ketika ia kembali ke rumah dari penjara pada 11 April 2009. Ia berkata bahwa istrinya mengidap skizofrenia karena ketakutan terus menerus akibat penangkapan suaminya. Membutuhkan empat tahun bagi Dr. Wang untuk menemukan istrinya. Putranya juga didiagnosa mengidap skizofrenia pada tahun 2015.

Kampus tidak memberikan promosi jabatan pada Dr. Wang di tahun 2002 karena keyakinannya pada Falun Gong. Mereka mengeluarkannya dari posisinya sebagai pengajar setelah pembebasannya dari penjara dan kemudian memindahkannya ke rumah sakit afiliasi, di mana ia hanya dibayar sebagian kecil dari upah sebelumnya. Tahun 2017, pihak berwenang menurunkan jabatannya lebih rendah lagi dari memeriksa pasien, menjadi teknisi lab.

Artikel terkait dalam Bahasa Inggris:

Hubei Physician Demoted, Not Allowed to See Patients for Refusing to Renounce Falun Gong

Medical College Teacher Persecuted for Practicing Falun Gong--His Wife and Child Now Missing

Snapshots of Four Falun Gong Practitioners Who Filed Lawsuits Against Jiang Zemin