(Minghui.org) Melalui sesuatu yang terjadi pada diri saya baru-baru ini, saya memahami apa yang Guru katakan,

“Tidak ada keterikatan terhadap segala hal
Jalan di bawah telapak kaki dengan sendirinya jadi lancer”
("Tanpa Halangan," Hong Yin II)

Saya juga memahami prinsip lain dari Fa :

“…rupa terbentuk dari hati.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Dajiyuan,” Ceramah Fa di Berbagai Tempat – 10)

Sebagai seorang kultivator, lingkungan dan keterikatan saya pada konflik manusia adalah cerminan dari kondisi kultivasi dan Xinxing saya . Lingkungan saya akan berubah ketika saya sungguh-sungguh berkultivasi, dan proses ini adalah membuktikan kebenaran Fa.

Saya juga memahami bahwa menjadi terlalu sibuk adalah halangan untuk selaras dengan Fa. Menjadi terlalu sibuk dapat menyebabkan kita terjebak dalam sebuah siklus: kita menikmati kesibukan, dan secara keliru menganggap melakukan sesuatu sebagai kultivasi. Pada akhirnya kita secara tidak sengaja membuktikan kebenaran diri sendiri, bukan kebenaran Fa. Oleh karena itu, bagaimana pun sibuknya, kita harus selalu tetap tenang dan jernih, dan dengan sadar berkultivasi dan berasimilasi dengan Fa. Tidak peduli betapa pentingnya sesuatu, kultivasi kita harus selalu diutamakan. Melakukan tiga hal dan menyelamatkan makhluk hidup melengkapi kultivasi kita. Tanpa kultivasi yang kokoh, hal-hal seringkali bertentangan dengan keinginan kita. Kita harus senantiasa mencari ke dalam, bukan hanya ketika terjadi masalah. Dengan kata lain, kita harus secara aktif berasimilasi dengan Fa.

Suami saya berasal dari Taiwan. Dia baik dan jujur. Dia diam-diam mendukung kultivasi saya dan membantu proyek Dafa berkali-kali. Dahulu dia pernah membaca buku Zhuan Falun. Saya dua kali pernah menyarankan agar dia juga berlatih Dafa, namun dia selalu menjawab, "Belum waktunya."

Tahun lalu selama pandemi, suami saya kehilangan pekerjaan. Ini sangat memengaruhi kondisi keuangan kami, dan suasana hatinya buruk. Sebagai istrinya, saya menunjukkan pengertian. Saya mencoba menghiburnya dan tidak mengeluh atau menambah tekanan terhadapnya. Saya menaruh perhatian dan menghabiskan lebih banyak waktu bersamanya. Karena saya bekerja di media, saya sering mengobrol dengannya tentang berita-berita dan kejadian terkini.

Pada awalnya, semuanya berjalan lancar. Namun setelah berlangsung lebih dari enam bulan, hal tersebut menjadi ujian bagi Xinxing saya. Terkadang ketika saya terlalu lelah atau terlalu sibuk, konsep manusia biasa dan pikiran negatif saya muncul ke permukaan. Kapan pun ini terjadi, lingkungan saya segera berubah, dan saya mengalami masalah di tempat kerja atau dengan suami. Suatu hari, ketika saya memberi tahu suami tentang suatu berita, dia berkata dengan nada buruk dan tidak mau mendengarkan. Saya kecewa dan kesal.

Kemudian saya menemukan kata-kata Guru,

“Yang dimaksud kultivasi adalah taraf Xinxing serta tanggung jawab dan sikap pengikut Dafa terhadap penyelamatan makhluk hidup.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Dajiyuan,” Ceramah Fa di Berbagai Tempat – 10)

“Keterikatan manusia, konsep-konsep yang mengganggu pembuktian kebenaran Fa dan penyelamatan makhluk hidup, semua itu adalah yang harus disingkirkan.” (“Semakin Menjelang Terakhir Semakin Gigih Maju,” Petunjuk Penting untuk Gigih Maju III)

Saya mencari ke dalam dan menyadari bahwa saya perlu meningkatkan kultivasi.

Saya menemukan bahwa saya tidak toleran ketika berbincang dengan suami. Saya tidak mempertimbangkan sudut pandangannya atau seberapa banyak kebenaran yang bisa dia terima. Saya menyatakan pendapat dan mencoba memaksakan pemikiran saya terhadapnya. Saya ingin dia setuju bahwa pendapat saya benar. Saya tidak menaruh perhatian pada kultivasi saya sendiri.

Guru memberi tahu kita,

“Ada yang mengatakan saya merasa diri sendiri sangat murni, sebenarnya tidak, masih terbawa banyak pikiran yang kompleks, terbawa banyak hal-hal yang terpupuk pasca lahir. Bahkan sebuah pikiran yang anda anggap sederhana, mungkin titik tolaknya, sebab-musababnya, embel-embelnya semua tidak murni.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa Great New York Tahun 2013”)

Menghilangkan Pengaruh PKT

Ketika memikirkannya, saya menemukan bahwa kebiasaan saya dalam memaksakan pandangan kepada orang lain sebenarnya berasal dari budaya Partai Komunis Tiongkok (PKT). Ada pepatah Tiongkok kuno, "Berpikirlah dua kali sebelum mengambil tindakan" dan "Apa yang tidak Anda inginkan untuk diri sendiri, jangan paksakan kepada orang lain." Memaksakan ide pada orang lain adalah bertentangan dengan standar moral budaya tradisional Tiongkok.

Guru juga memberi tahu kita,

“Pekerjaan Dafa apa pun harus bertujuan demi orang lain mendapatkan Fa dan peningkatan para pengikut, selain dari dua tujuan ini semuanya tidaklah berarti.” (“Sadar Jernih,” Petunjuk Penting untuk Gigih Maju)

Saya mulai memeriksa apa yang saya katakan dan lakukan, dimulai dengan detail terkecil. Melalui proses ini, saya memahami bagaimana konsep manusia memengaruhi perilaku dan lingkungan saya.

Seiring belajar Fa, saya mulai memahami arti dari kalimat benar-benar percaya pada Guru dan Fa. Bukan tentang berapa banyak buku Dafa yang saya baca atau berapa banyak proyek Dafa yang saya ikuti. Ini adalah tentang bagaimana saya mengukur diri dengan standar Fa dan seberapa banyak saya mengubah diri agar selaras dengan Fa. Seperti yang Guru katakan,

“Belajar Fa mendapatkan Fa
Banding belajar banding kultivasi
Cocokkan setiap masalah
Dapat melakukannya berarti berkultivasi.”
(“Berkultivasi Nyata”, Hong Yin I)

Seorang kultivator sejati percaya diri tetapi tidak sombong. Keyakinan seseorang berasal dari keyakinan lurus yang diperoleh dari Fa, yang mengarah pada kedamaian batin dan pikiran tenang, toleran, dan rasional saat berinteraksi dengan orang. Orang yang sombong ingin sekali mengekspresikan dirinya, cenderung menarik kesimpulan, melakukan sesuatu demi melakukan sesuatu, tidak rasional, dan seringkali bersikeras pada apa yang menurutnya benar. Pada kenyataannya, yang pertama adalah membuktikan kebenaran Fa, sedangkan yang berikutnya adalah membuktikan kebenaran diri sendiri.

Sungguh-sungguh Selaras dengan Fa

Setelah memahami hal ini, saya mengatur ulang jadwal saya dan membagi waktu di antara proyek, pekerjaan harian, kehidupan sehari-hari, dan kultivasi saya. Saya menjadi lebih tenang, lebih berpikiran jernih, dan lebih toleran. Saya juga bisa lebih menyerap makna sebenarnya saat membaca Fa. Konsep manusia biasa saya berkurang.

Yang mengejutkan, lingkungan saya juga berubah. Bulan Desember lalu, suami mulai membaca Zhuan Falun. Dia telah membaca buku itu tiga kali. Dia juga mulai membaca ceramah terbaru Guru.

Sementara itu pendapatan keluarga kami meningkat secara signifikan. Bahkan lebih baik daripada sebelum pandemi.

Tidak ada kata-kata yang dapat mengungkapkan rasa terima kasih saya atas perhatian dan perlindungan Guru yang tiada henti. Dafa luar biasa!

Insiden lain juga menunjukkan kepada saya tentang konsep dan kebiasaan dari budaya PKT yang menghalangi kultivasi kita dan menghalangi pembuktian kebenaran Fa.

Selama pemilihan umum AS, saya merasakan tekanan dan gangguan yang kuat di ruang dimensi saya. Saya tidak bisa tenang ketika melakukan latihan atau memancarkan pikiran lurus. Pikiran negatif yang tidak rasional memenuhi pikiran. Saya sulit tidur dan tidak bisa bangun pagi untuk berlatih. Saya merasa sakit di berbagai tempat. Suatu hari, ketika sedang bermeditasi, saya tiba-tiba mengalami kesulitan bernapas. Rasanya seperti tercekik. Saya harus berhenti berlatih dan membuka jendela untuk mendapatkan oksigen. Saya merasa seperti sedang sekarat.

Untungnya, pikiran saya pada saat itu jernih. "Saya hanya akan mengikuti jalan yang diatur Guru untuk saya," ucap saya saat sedang sekarat, "Kalian tidak dapat mengganggu saya. Kalian bukan apa-apa." Dengan pemikiran ini, saya menyelesaikan perangkat latihan kelima.

Melalui pengalaman ini saya memahami bahwa dalam kultivasi, seseorang tidak dapat "menggenggam kaki Buddha ketika bahaya muncul." Hanya dengan kultivasi yang kokoh dan berkelanjutan, seseorang dapat mengatasi ujian yang serius.

Saya mencari ke dalam mengapa ini bias terjadi pada saya. Itu pasti bukan kebetulan. Pada awalnya, saya berpikir saya terlalu sibuk. Saya mencari kesempurnaan ketika melakukan sesuatu yang mungkin telah menciptakan celah kebocoran.

Suatu hari, saya tiba-tiba berpikir, "Mungkin itu adalah petunjuk yang memberi tahu saya bahwa saya harus mengubah beberapa pemikiran atau konsep manusia biasa?" Dua insiden berikut ini menunjukkan kepada saya bahwa konsep saya yang terbentuk oleh budaya PKT menghalangi kultivasi saya. Elemen PKT mencari celah kebocoran praktisi. Jika seseorang tidak sungguh-sungguh mengkultivasi diri, dia mungkin secara tidak sengaja mengikuti pengaturan kekuatan lama.

Suatu hari, oven microwave di rumah kontrakan saya rusak. Pemilik rumah menyuruh kami membeli yang baru dan mengatakan biayanya akan dipotong dari biaya sewa kami. Saat suami menuliskan total biaya microwave baru dan biaya pemasanganmya, saya memintanya untuk menambahkan catatan yang berbunyi, "Tip tidak termasuk." Suami bertanya mengapa saya ingin menambahkan hal tersebut. Saya bilang tidak masalah jika kita yang membayar tip, tapi saya ingin pemiliknya tahu. Suami menuliskan apa yang saya katakan. Dia kemudian bertanya, "Mengapa kamu ingin mengumumkan kepada semua orang tentang setiap hal baik yang kamu lakukan?"

Pada saat itu, kalimat dari Guru muncul di kepala saya,

“…tidak ada lagi sifat hati manusia yang bergaya melaporkan jasa seolah berkata "siapa tahu kalau tidak dikatakan," pada dasarnya sudah tidak ada lagi logika pemikiran dari kebudayaan partai.” (“Dewasa”, Petunjuk Penting untuk Gigih Maju III)

Saya kemudian menyadari bahwa itu adalah paham sama rata sama rasa dari PKT. Hal tersebut memupuk mentalitas bersaing, iri hati, dan pengejaran perolehan pribadi.

Meluruskan Kultivasi Saya

Kejadian berikut memberi tahu saya bahwa konsep tersebut itu juga memupuk pemikiran yang membeda-bedakan.

Suatu hari ketika sedang memberikan pelajaran privat bahasa Mandarin, seorang remaja pria yang merupakan siswa yang cerdas dan memiliki pemahaman yang baik tentang bahasa, membuat beberapa kesalahan dalam tata bahasa. Ketika saya mengoreksinya, dia bersikap sangat buruk. Saya kesal, meskipun tidak menunjukkan di depan siswa.

Mengapa ini terjadi? Mengapa saya kesal? Pasti ada sesuatu untuk saya kultivasikan. Setelahnya, saya mencari ke dalam. Saya menemukan itu adalah pemikiran yang membeda-bedakan, yang berasal dari konsep "kelas" dalam budaya komunis. Saya merasa saya adalah guru dan mereka adalah siswa. Saya melabeli para siswa di dalam pikiran dengan "siswa yang baik", "siswa yang santun", "siswa yang tidak bekerja keras", "siswa yang tidak suka belajar," dan lain-lain. Saya tidak menyukai siswa yang tidak memenuhi harapan saya berdasarkan konsep manusia saya.

Saya memutuskan untuk meningkatkan diri. Awalnya tidak mudah. Pikiran negatif terus bermunculan, seperti, “Jangan beri nasehat lagi. Bukan urusan saya apakah kamu melakukannya dengan baik.” “Jika saya berbicara lebih banyak, dia akan marah pada saya. Saya lebih baik menjaga diri sendiri.” Ketika saya mencoba memancarkan pikiran lurus, saya menemukan pikiran saya tidak jernih. Saya tidak bisa tidur nyenyak di malam hari, dan saya merasa terus-menerus lelah. Pekerjaan mengajar membuat saya sangat sibuk. Tubuh saya sakit di sana-sini ...

Saya merasa tidak berdaya. Saya ingin meneriaki seseorang. Namun, saya tahu ini bukan diri saya.

Ketika tidak bisa tidur di malam hari, saya memaksakan diri untuk bangun dan berlatih. Saya menuntut diri untuk melepaskan semua konsep dan mengutamakan kultivasi, tidak peduli betapa lelahnya.

Saya berkata dengan tulus kepada suami, “Kamu benar. Saya masih memiliki banyak kebiasaan buruk dari budaya PKT. Mereka tampak begitu alami sehingga saya bahkan tidak menyadarinya. Di masa depan, tolong ingatkan setiap kali kamu menemukan kebiasaan buruk saya." Saya bertekad menghilangkan pikiran dan kebiasaan buruk ini dan mengkultivasi diri tanpa syarat.

Saya mematut diri untuk hanya melakukan hal yang benar. Saya mengukur diri dengan standar Fa. Jika melihat masalah orang lain, saya tetap menunjukkannya, tetapi saya mempertahankan pikiran saya tetap lurus dan tulus, tanpa konsep dan sentimentalitas manusia.

Guru mengajar kita,

“Saya tidak hanya mengajarkan kalian Dafa, perilaku saya juga telah ditinggalkan untuk kalian. Nada pembicaraan dan kebaikan hati dalam melakukan pekerjaan, ditambah dengan prinsip rasional dapat mengubah hati orang, namun dengan cara perintah selamanya tidak akan berhasil!” (“Sadar Jernih”, Petunjuk Penting untuk Gigih Maju I)

Kapanpun saya punya waktu, saya akan menghafal puisi dari Hong Yin, menyalin buku Zhuan Falun, memancarkan pikiran lurus, dan berlatih. Saya juga mengambil kesempatan yang saya miliki dalam pekerjaan untuk memberi tahu rekan kerja dan orang tua siswa tentang Falun Dafa.

Dalam waktu dua minggu, saya melihat perubahan pada tubuh dan lingkungan saya.

Suatu hari, ketika sedang memancarkan pikiran lurus, segala jenis pikiran muncul di benak saya. Saya berkata kepada pikiran-pikiran tersebut, “Silakan teruskan. Saya akan melihat yang kamu pikirkan."

Tiba-tiba, waktu seolah membeku. Pikiran-pikiran tersebut lenyap seketika. Sejak saat itu, pikiran saya menjadi tenang. Saya juga tidur lebih nyenyak di malam hari.

Di hari lain ketika sedang berlatih perangkat pertama, saya memperhatikan pikiran saya mengembara. Kesadaran utama saya segera waspada, dan segera fokus kembali ke latihan. Saya mendengar suara Guru:

"Bodhisattva Bertopang Lotus" ("Metode Gong dari Falun Gong," Bab IV, Falun Gong)

Saat gerakan saya mengikuti suara Guru, saya merasa sangat tinggi, seolah-olah saya sedang berdiri di atas bunga lotus dan awan berwarna-warni mengambang di bawahnya. Itu sangat indah, melebihi apa yang bisa saya lukiskan dengan kata-kata.

Lingkungan saya juga membaik. Pemilik rumah mengirimkan pesan untuk berterima kasih kepada kami. Ketika saya mengajar remaja pria yang sebelumnya berperilaku buruk, saya menaruh perhatian ekstra untuk tidak terbawa perasaan, tidak peduli bagaimana siswa tersebut berperilaku. Dengan segera sikapnya berubah dan pelajaran kami menjadi efisien dan menyenangkan.

Kondisi fisik saya juga meningkat. Tubuh saya kembali normal. Saya mengalami kegembiraan dengan melepas konsep dan perasaan. Saya menjadi rileks, dan pikiran saya lebih terbuka.

Saya memahami bahwa Dafa adalah harmonis dan mencakup segalanya. Ketika mengkultivasi diri dengan baik, semua makhluk di sekitar saya menunjukkan sisi positifnya.

Seperti yang Guru katakan,

“Paham berubah,
Yang busuk dipadamkan,
Yang bercahaya bersinar dengan terang.”
(“Kehidupan yang Baru”, Hong Yin I)

Saya memahami bahwa kultivasi saya adalah proses menyelaraskan diri dengan Fa, serta menyelamatkan makhluk hidup dan membuktikan kebenaran Fa.

Suatu hari ketika saya sedang berlatih, kata-kata Guru muncul di benak saya:

“Oleh sebab itu pengikut Dafa di tengah membuktikan kebenaran Fa dan menyelamatkan makhluk hidup, sikap diri sendiri, kondisi pikiran dan cara-cara melakukan pekerjaan, semua ini sangatlah krusial, ia dapat menentukan perubahan di atas dunia.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa Washington D.C. 2009,” Ceramah Fa di Berbagai Tempat 9)