(Minghui.org) Falun Dafa, juga dikenal sebagai Falun Gong, mengajarkan para praktisinya untuk mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar sekaligus mencari ke dalam atas aspek pribadi yang perlu diperbaiki, juga untuk bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan kita. Hampir setiap praktisi memiliki kisah pribadi tentang peningkatan moral mereka.

Dalam Kehidupan Keluarga: Membalas Perlakuan Buruk dengan Kebaikan

Hubungan antara ibu mertua dan menantu perempuan mungkin merupakan hubungan interpersonal yang paling sulit di Tiongkok dan sering kali mengarah pada keluarga yang tidak bahagia. Namun praktisi Falun Gong menghadapi konflik itu dengan cara berbeda.

Dalam artikel “MembalasSiksaan dengan Kebaikan—Keluarga Diberkati,” penulis Mei dibebani dengan hutang sebesar 20.000 yuan dari ibu mertuanya tak lama setelah dia menikah. Dia dan suaminya membutuhkan waktu sepuluh tahun untuk melunasinya. Suaminya pemarah, berjudi, dan mabuk-mabukan. Suatu kali suaminya memukulinya dengan sangat parah sehingga dia harus dirawat di rumah sakit. Lebih buruk lagi, dia, mertua serta suaminya memperlakukan anak-anak mereka dengan buruk. Mei tidak tahan dan diam-diam menabung untuk bercerai setelah anak-anaknya lebih besar.

Setelah Mei membaca Zhuan Falun, buku utama Falun Dafa, dia memahami mengapa dia menderita: karena dia memiliki hutang karma dari kehidupan sebelumnya. Prinsip Sejati-Baik-Sabar menyinarinya -- melenyapkan beban yang ia tanggung selama lebih dari 10 tahun. Dia membuka hatinya dan berhenti tersedu. Mei menerapkan prinsip Falun Dafa, dia berhenti mengeluh, memperlakukan mertuanya dengan baik, dan tidak memasukkan perlakuan mereka ke dalam hati. Dia merawat ibu mertuanya di tahap akhir hidupnya di rumah sakit, dimana anak-anaknya sendiri tidak mampu melakukan.

Suami Mei tersentuh dan berterima kasih kepada Falun Dafa dari lubuk hatinya dan sangat mendukungnya berlatih.

Praktisi lain, Lian, berbagi pengalaman serupa dalam artikel “Hubungan Saya Meningkat setelah Melenyapkan Kebencian.” Lian telah diintimidasi oleh ibu mertuanya selama 10 tahun setelah dia menikah dengan keluarga di mana adalah normal bagi orang tua untuk memukul dan memarahi putra dan menantu perempuan mereka. Suatu kali ayah mertuanya meminta untuk meminjam uang darinya dan berjanji akan membayarnya kembali setelah menjual hasil panen di musim gugur. Dia meminjamkan hampir semua uang hadiah pertunangannya. Tetapi setelah panen musim gugur, ibu mertuanya menolak untuk membayar kembali pinjaman, mengatakan bahwa Lian telah memakan makanan mereka. Kemudian ibu mertuanya ingin meminjam lebih dari 10.000 yuan dan meminta mereka untuk membayar kembali 600 yuan yang dia pinjam dari orang lain beberapa tahun sebelumnya. Ketika Lian menolak, ibu mertuanya menghasut ayah mertuanya untuk menyerang Lian dengan cangkul. Lian pingsan karena shyok.

Sepuluh tahun pernikahan Lian sangat memilukan dan menyedihkan. Dia sering menangis dan dipenuhi dengan kebencian. Dia menolak menyapa ibu mertuanya dan bersumpah untuk membencinya selamanya.

Tetapi ketika Lian mulai berlatih Falun Dafa pada 1998, hidupnya berubah secara dramatis. Ajaran Falun Dafa mengusir kebencian dan dendam di hatinya. Dia mulai mengerti bahwa dia mungkin telah memperlakukan ibu mertuanya seperti itu di kehidupan masa lalunya, dan sekarang dia harus membayar utangnya -- mungkin itu sebabnya ibu mertuanya bersikap kejam terhadapnya. Seorang praktisi harus bersikap luhur kepada semua orang. Dia mulai mengikuti persyaratan Guru. Dia melepaskan semua kebenciannya dan memperlakukan ibu mertuanya seolah-olah dia adalah ibunya sendiri. Ketika ibu mertuanya sakit, dia membawanya ke dokter, membelikan obat-obatan, dan selalu berada di sampingnya. Tak satu pun dari anak-anaknya sendiri terlihat di sana.

Ajaran Guru Li menyentuh hati Lian:

“Orang baik selalu bersemi belas kasih di hatinya, tanpa menyalahkan, tanpa kebencian, menganggap penderitaan sebagai kegembiraan.” (“Taraf Kondisi,” Petunjuk Penting Gigih Maju)

Ibu mertuanya sering meneteskan air mata dan berkata bahwa Lian lebih baik dibandingkan putrinya sendiri.

Dalam “Pernikahan yang Hampir Rusak Menjadi Harmonis,” Fang (nama samaran) meninggalkan kehidupan kota dan pekerjaan yang layak untuk mengikuti suaminya kembali ke kampung halamannya. Karena dia tidak punya pekerjaan, ibu mertuanya memandang rendah dirinya dan sering memberinya kesulitan. Delapan tahun yang lalu, ibu mertuanya mencoba membuat suaminya menceraikannya karena dia percaya pada kebohongan Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang memfitnah Falun Dafa. Dia takut bahwa keyakinan Fang akan membahayakan masa depan putranya karena kebijakan implikasi Partai. Akibatnya, suaminya sering memarahinya dan mengancam akan menceraikannya. Fang sangat sedih.

Dengan menghabiskan lebih banyak waktu untuk mempelajari ajaran Falun Dafa dan berbicara dengan praktisi lain, sedikit demi sedikit, Fang belajar untuk mengultivasi dirinya sendiri. Dia ingat apa yang Guru katakan:

“Oleh sebab itu dulu saya mengatakan, pengikut Dafa sebagai seorang praktisi Xiulian, memandang masalah haruslah berbalikan dengan manusia.”

“Di saat menjumpai hal yang tidak menyenangkan, tepat adalah saatnya anda mengultivasi diri sendiri, mengultivasi hati.” (“Pengikut Dafa Harus Belajar Fa,” Ceramah Fa di Berbagai Tempat 11)

Tidak peduli bagaimana suaminya memperlakukannya dengan buruk, dia sabar dan tidak menyimpan kebencian, merawat, dan memaklumi mengapa ia selalu minum minuman keras. Lambat laun suaminya menyadari bahwa dia memiliki istri yang baik dan berjanji selanjutnya akan memperlakukannya dengan baik.

Suaminya belajar dari Fang bagaimana merenungkan kekurangannya, meskipun dia tidak berlatih Falun Dafa. Dia telah menjadi orang yang berbeda. Dia tulus dan baik hati dan mencintai keluarganya.

Di Bidang Pendidikan: Mendidik Anak

Dewasa ini di Tiongkok, kebanyakan orang tua kesulitan dalam mendidik anak-anak mereka. Pendidikan di sekolah hanya menekankan pada nilai pelajaran, sementara praktisi Falun Dafa memfokuskan diri pada peningkatan karakter moral anak-anak mereka.

Dalam artikel berbagi pengalaman Xiaomei “Bagaimana Seorang Ibu Tunggal Membesarkan Putrinya,” dia sangat berterima kasih kepada Falun Dafa karena telah menunjukkan cara mendidik putrinya dan membesarkannya dengan baik. Dia menyadari bahwa anak-anak seperti cerminan orang tua mereka. Sulit bagi orang tua yang pesimis untuk membesarkan anak yang ceria. Begitu pula bagi orang tua yang mendambakan nama dan kekayaan sulit mendidik anak-anak yang toleran dan berpikiran terbuka.

Xiaomei bercerai ketika putrinya berusia 11 tahun, dan itu merupakan periode waktu yang menyiksa. Tapi dia tidak pernah mengungkapkan sakit hatinya kepada putrinya atau bahkan mengeluh tentang suaminya. Xiaomei berkata bahwa prinsip ajaran Dafa yang membimbingnya melewati kesulitan dan memungkinkannya untuk memahami bahwa hanya dengan melepaskan kebencian dia dapat membuka belenggu yang mengikatnya; hanya dengan memaafkan orang lain dia bisa keluar dari konflik dan membuka jalan yang cerah untuk dirinya sendiri; dan hanya dengan memperlakukan orang lain dengan kebaikan dia dapat merasakan belas kasih yang besar. Dia memberikan contoh yang bagus untuk putrinya. Hidup mereka, sederhana, menyenangkan. Mereka banyak tertawa bersama, dan putrinya sering mengatakan kepadanya, "Bu, ibu sangat baik."

Bergaul dengan remaja pemberontak adalah hal lain yang membuat para orang tua sakit kepala. Dalam artikel “Perilaku Lurus Saya Menyentuh Hati Ibu Mertua dan Anggota Keluarga,” Jing menceritakan bagaimana dia membimbing putranya menjadi manusia yang lurus dengan kebijaksanaan yang dia pelajari dari Falun Dafa.

Ketika putra Jing masih muda, dia sungguh menggemaskan. Namun akibat kolam limbah raksasa masyarakat modern, dia menjadi pemberontak dan menolak untuk mendengarkan ibunya. Dia berhenti mengerjakan tugas sekolahnya. Jing khawatir dan tidak tahu harus berbuat apa. Pada satu titik, dia ingin menyerah. Dia merenungkan dirinya sendiri, mencari ke dalam, dan menyadari bahwa dia harus mengubah dirinya sendiri terlebih dahulu.

Dia tidak lagi menuntut anaknya untuk berbuat baik. Sebaliknya, dia merawatnya dari lubuk hatinya. Dia menoleransi kekurangannya, bersikap lembut dan tenang ketika dia mengoreksi dan membimbingnya. Kemudian dia mulai melihat putranya berubah dan menjadi lebih patuh. Nilainya meningkat dan dia diterima di universitas idealnya.

Banyak pengikut Dafa cilik berbagi pengalaman mereka berhenti bermain video game dan kebiasaan buruk setelah berlatih Falun Dafa.

Di Masyarakat: Pejabat Pemerintah yang Terhormat, Pengusaha yang Jujur, Guru yang Mengayomi

“Dengan mengejar uang sebagai tujuan utama kehidupan di Tiongkok, korupsi dan barang palsu beredar di mana-mana. Tetapi praktisi Falun Gong memiliki arah yang berbeda.

Praktisi Wei (alias) menceritakan bagaimana ia menjadi pengusaha yang jujur setelah berlatih Falun Dafa dalam artikelnya yang berjudul “Meningkatkan Sifat Pikiran dan Memberitahu Orang-orang tentang Falun Gong sebagai Pengusaha.” Pada saat dia berusia 30-an, dia sudah memiliki bisnis yang sukses. Tetapi dia tidak terlalu memperhatikan standar etika, dia akan melakukan apa pun untuk menghasilkan uang, termasuk menipu dan menjual produk palsu.

Setelah mulai berkultivasi, dia memutuskan untuk hidup sesuai prinsip Falun Dafa. Dia berhenti menimbun produk palsu dan menelepon produsen dengan mengatakan, “Saya berlatih Falun Dafa sekarang [penganiayaan belum dimulai saat itu]. Tolong jangan kirimkan produk [palsu atau tiruan] ini kepada saya karena saya tidak akan menjualnya.” Menariknya, bisnisnya terus berjalan lancar dan keuntungannya tetap stabil. Dia juga bersikap jujur baik kepada rekan-rekannya maupun pada karyawannya. Begitulah cara dia menjalankan bisnisnya sekarang, dengan memperhatikan kepentingan orang lain.

Seorang guru sekolah dasar menulis artikelnya, “Membuktikan Keagungan Falun Dafa dengan Perkataan dan Tindakan Saya.” Dia mengajar murid-muridnya dengan baik dan juga merawat mereka dengan telaten. Dia merebus air dan menyiapkan obat-obatan bagi mereka yang sedang flu. Menggunakan penghangat untuk menghangatkan perut mereka ketika mereka sakit perut. Menawarkan mereka air panas di musim dingin agar mereka tetap hangat. Para orang tua murid menjadi sangat tersentuh. Mereka tahu bahwa dia adalah praktisi. Mereka melihat kebenaran Dafa melalui guru itu dan tidak lagi memiliki kesalahpahaman dengan Falun Dafa.

Dalam artikel “Pengakuan Seorang Petugas Pajak: Dafa Mengajarkan Saya untuk Jujur dan Lurus,” Wen (nama samaran) berbagi kisahnya. Dia pikir dia adalah seorang yang baik sebelum dia berlatih Falun Gong. Dia tidak pernah memeras uang dari kliennya atau melakukan sesuatu yang bertentangan dengan undang-undang pajak. Dia baru menyadari seberapa jauh dia dari prinsip-prinsip Dafa: Sejati-Baik-Sabar setelah belajar Fa. Sebagai petugas pajak, menerima hadiah dan suap adalah hal yang biasa. Dari belajar Fa, dia memahami hubungan antara kehilangan dan memperoleh lalu memutuskan untuk keluar dari lumpur tanah. Dia dengan tenang menolak suap untuk pertama kalinya, membayar makanannya di restoran untuk pertama kalinya, membayar penuh untuk pembelian tanpa menuntut diskon untuk pertama kalinya, dan seterusnya.

Saat merenovasi rumahnya, dalam perjalanan pulang setelah membeli bahan bangunan, dia bertemu dengan seorang rekan kerja. Rekan ini terkejut ketika Wen mengatakan kepadanya bahwa dia sengaja menghindari membeli barang-barang dari kliennya sendiri. Dia bergumam dalam hati, "Falun Dafa sungguh berbeda." Rekannya ini bahkan memberi tahu yang lain, “Lihat dia -- kamu tidak bisa tidak mengaguminya. Saya tidak perlu khawatir tentang kejujurannya di tempat kerja.”