(Minghui.org) Tahun ini ibu mertua saya memasuki usia 85 tahun. Saat berusia 79 tahun, dia pernah terserang flu yang kemudian berkembang menjadi penyakit paru-paru dan kondisinya telah mempengaruhi organ lain. Rumah sakit sudah mengatakan tidak ada yang bisa mereka lakukan dan menyuruhnya pulang, menunggu kematiannya.

Suami saya menolak untuk menyerah dan berkonsultasi dengan dokter lain di sejumlah rumah sakit besar. Mereka semua mengatakan bahwa dia tidak bisa dirawat karena sudah terlalu tua dan penyakitnya parah. Dokter desa bahkan menolak untuk memberikan suntikan padanya. Ibu mertua saya tidak punya pilihan lain selain memulihkan diri di rumah.

Suatu hari saya menerima telepon dari ayah mertua saya yang meminta kami untuk pulang mengunjungi ibu mertua kami. Saya bertanya, “Apakah kondisinya jadi lebih baik?” Dia menjawab, “Ya.” Kami pun membelikan beberapa obat yang sebelumnya dia minum untuk meredakan gejalanya dan bergegas pulang.

Saya melangkah masuk dan melihat ibu mertua saya terbaring di tempat tidur. Dia begitu lusuh dan matanya tertutup. Saya menyapanya dengan sedih. Dia mendengar suara saya tapi terlalu lemah untuk menjawab. Saya melihat darah bercampur air mata mengalir dari matanya. Saya berkata, “Bu, kami membeli obat, mengapa tidak diminum?” Saat itu ayah mertua saya menyela, “Tidak perlu repot-repot. Dia belum bisa makan atau minum selama enam hari.” Saya menangis, "Saya tidak bisa begitu saja melihat ibu mati seperti ini."

Darah mengalir keluar dari mulut, hidung, dan matanya. Saya mendekat dan berbicara kepada ibu mertua saya, “Bu, coba minum obat ini. Ini pasti akan berhasil. Jika ibu ingin meminumnya, gerakkan mulut ibu.” Saya melihat mulutnya bergerak dan tahu dia masih sadar. Saya memberinya air gula sebelum memberinya obat karena tidak bisa diminum dengan perut kosong. Dia meminumnya dengan susah payah, menunjukkan bahwa dia masih memiliki keinginan untuk hidup.

Saya kemudian berkata kepadanya, “Bu, saya telah berlatih Falun Dafa selama bertahun-tahun dan telah lama sembuh dari penyakit saya. Ibu melihat betapa luar biasanya Dafa. Ibu percaya Dafa baik. Mengapa ibu tidak meminta bantuan pada Guru Li (pencipta Falun Dafa) dari dalam hati? Hanya melafalkan, 'Falun Dafa baik. Sejati-Baik-Sabar baik,’ berulang-ulang. Hanya Guru yang bisa menyelamatkan ibu sekarang.” Saya melihatnya bergerak sangat sedikit. Saya tahu dia mengerti apa yang saya katakan.

Pada malam hari, ayah mertua, suami, dan saudara ipar saya menginap di rumah untuk menemani ibu mertua saya. Setelah tidur sebentar, suami saya datang untuk memberi tahu saya, “Ibu tertidur. Dia tidak lagi merasa sesak napas dan telah tidur selama dua jam.”

Keesokan harinya, ayah mertua saya berkata, “Dia tidak bisa bernapas selama berhari-hari dan tidak bisa tidur.” Saya melakukan gerakan heshi dan berterima kasih kepada Guru atas penyelamatan-Nya yang penuh belas kasih. Guru berbicara tentang jika satu orang berlatih kultivasi, seluruh anggota keluarga akan memperoleh manfaat. Wanita tua ini telah menuai manfaat dari keyakinannya pada Dafa. Hari itu, saya terus mengingatkan pada ibu mertua saya untuk melafalkan dua kalimat tersebut. Dia tidur nyenyak sepanjang malam.

Pada hari ketiga, ibu mertua saya bisa membuka matanya. Saya mengusap wajahnya yang membengkak. Saya terus mengingatkannya untuk melafalkan dua kalimat itu.

Pada sore hari, dia sudah bisa duduk. Hanya dalam tiga hari, wanita tua ini sudah pulih secara ajaib.

Selama Tahun Baru Imlek, saya memberinya amulet. Saya tidak memberikan buku-buku Dafa, karena dia buta aksara. Dia dengan senang hati mengambil amulet itu dan mengalungkannya di leher. Dia selalu memakainya siang dan malam dan tidak pernah melepaskannya.

Setengah tahun berlalu dan selama waktu ini, dia tidak menerima suntikan, infus, atau masuk angin.

Saya bermimpi pada akhir September tahun berikutnya: Saya membacakan Zhuan Falun, buku utama Falun Dafa, kepada ibu mertua saya di rumahnya. Saya tahu Guru memberi saya petunjuk agar ibu mertua saya berlatih Dafa. Tapi saya punya pekerjaan, bagaimana saya bisa tinggal bersamanya dan membacakan buku untuknya setiap hari? Suami saya berkata, “Mengapa kamu tidak membelikannya pemutar audio dan memasukkan ceramah Guru di dalamnya?” Saya sangat senang dapat menemukan solusi untuk masalah tersebut.

Kami kembali ke kampung halaman suami saya selama liburan di awal Oktober. Saya menyalakan pemutar audio agar ibu mertua saya dapat mendengarkan ceramah Guru. Dia sangat gembira. Saya mengajarinya cara menggunakan pemutar. Dengan demikian, dia bisa mendengarkan Fa Guru setiap hari selain melafalkan dua kalimat “Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik.”

Dulu saya berpikir, “Ibu tidak pernah bersekolah dan tidak bisa membaca. Pendengarannya juga tidak bagus. Bisakah dia memahami ajaran Dafa?” Saya langsung menolak pemikiran ini.

Ketika saya kembali pada awal Mei 2021, ayah mertua saya memberi tahu saya dengan penuh semangat, “Ibumu luar biasa. Desa menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan untuk orang tua. Semua hasil pemeriksaannya normal dan bahkan lebih baik dari saya.”

Saya menjawab, “Ibu lebih sehat dari ayah karena dia mendengarkan Dafa setiap hari saat ayah bermain mahyong. Ayah juga harus lebih sering mendengarkan Fa.” Dia mengangguk.

Ibu mertua saya tidak meminta saya untuk membelikan pil apa pun untuknya selama hampir tiga tahun. Kulitnya kemerahan dan dia dalam kondisi yang lebih baik dari sebelumnya. Suatu kali, saya bertanya apa yang dia peroleh dari mendengarkan ceramah. Dia menjawab, “Dafa mengajarkan seseorang untuk menjadi orang baik. Tidak ada yang buruk tentang itu sama sekali. Saya tidak mengerti mengapa pemerintah komunis berusaha keras untuk menghentikan orang-orang untuk berlatih Dafa.”

Ibu mertua saya kembali sehat karena keyakinannya pada Guru dan Dafa. Sebagai pengikut Dafa, kita harus lebih percaya kepada Guru dengan teguh; inilah yang saya sadari dari pengalaman ibu mertua saya.

Saya berharap kisah ibu mertua saya dapat menjadi inspirasi bagi anggota keluarga pengikut Dafa yang non-praktisi tetapi sedang sakit.