(Minghui.org) Apa itu mukjizat? Menurut kamus Merriam-Webster, adalah sebuah peristiwa luar biasa yang merupakan perwujudan dari campur tangan Dewa dalam urusan manusia. Biasanya kita menyebut apa yang tidak bisa kita jelaskan sebagai “kemampuan super normal” atau keajaiban.

Manusia biasanya tidak melihat kekuatan Dewa yang melakukan mukjizat, tetapi itu bukan berarti bahwa Dewa tidak ada. Sepanjang sejarah, banyak orang dengan keyakinan agama telah menyaksikan mukjizat dan mencatat penjabarannya.

Dalam Divine Comedy, Dante Alighieri menceritakan pengalamannya melihat St. Thomas Aquinas di surga. Sebagai salah satu teolog dan filsuf abad pertengahan Italia yang paling terkenal, Aquinas disebut "dokter para malaikat" setelah kematian. Dia menulis buku Summa Theologica yang dengan sempurna menjelaskan doktrin-doktrin utama Katolik.

Namun, suatu hari pada Desember 1273, Aquinas tiba-tiba berhenti menulis ketika dia hampir menyelesaikan Summa Theologica. Dia telah melihat keajaiban selama Misa. “Akhir dari pekerjaan saya telah tiba. Semua yang saya tulis tidak bisa dibandingkan dengan penglihatan yang diungkapkan kepada saya,” katanya kepada sekretarisnya. “Saya tidak bisa menulis lagi,” jelasnya, “Dibandingkan dengan mukjizat yang telah saya lihat dan yang telah diungkapkan kepada saya, yang lain tidak berarti apa-apa.”

Sejumlah Legenda

Tiongkok juga memiliki banyak kisah mukjizat. Misalnya, Zhang Sanfeng, seorang Taois legendaris yang menciptakan seni bela diri Tai Chi, berkultivasi seorang diri di Gunung Wudang, Tiongkok. Dia sering bermeditasi untuk waktu lama di bawah lima pohon tua, tetapi tidak ada binatang yang mengganggunya. Dia berjalan cepat naik turun gunung dan sering tidur di salju di musim dingin.

Dia sering memberi tahu para penganut Tao yang berkultivasi di gunung yang sama bahwa gunung itu akan menjadi sangat terkenal suatu hari nanti. Ramalan ini menjadi kenyataan ketika Kaisar Yongle dari dinasti Ming menganugerahkan gelar "Gunung Besar" di Wudang, mengabadikannya sebagai gunung nomor satu di Tiongkok dan memperluas jumlah kuil di sana.

Buku Qingxi Leisure Pen mencatat beberapa kisah mengenai Zhang Sanfeng. Suatu kali dia tinggal di rumah pejabat senior Li Jinglong selama sebulan. Saat dia pergi, dia memberi tahu Li bahwa dalam seribu hari, keluarga Li akan mengalami masalah besar dan bahkan tidak punya makanan. Dia meninggalkan topi jerami dan menyuruh Li memakainya untuk berjalan berputar-putar dan memanggil nama Zhang Sanfeng ketika dia dalam kesulitan.

Dua tahun kemudian, keluarga Li benar-benar dalam masalah: Pemerintah menempatkan mereka di bawah tahanan rumah dan tidak memberi mereka makanan. Li mengikuti saran Zhang Sanfeng untuk memanggil namanya. Tak lama kemudian, kecambah mulai tumbuh di halaman rumahnya dan dipanen dalam waktu kurang dari sebulan. “Biji-bijian khusus” ini cukup untuk membuat keluarga Li tetap hidup sebelum pemerintah memberi mereka makanan lagi. Setelah itu kecambah tidak tumbuh lagi di halaman Li bahkan jika Li memanggil nama Zhang Sanfeng.

Selain itu ada legenda lain bernama Biksu Xuyun. Pada tahun 1900, Dinasti Qing menghadapi invasi oleh "Aliansi Delapan Negara" (Inggris, AS, Jerman, Prancis, Rusia, Jepang, Italia, dan Austria-Hongaria). Kaisar Tiongkok dan Janda Permaisuri Cixi mundur ke Xi'an, sebuah kota 700 mil sebelah barat Beijing, hanya untuk menemukan wabah menyebar di kota.

Untuk menyelamatkan manusia, Xuyun mengadakan upacara selama tujuh hari di Kuil Naga Tidur. Dia berdoa agar dewa memberkati orang-orang dan menurunkan salju untuk melenyapkan wabah. Saat itu bulan Agustus. Namun pada hari ketujuh upacara Xuyun, cuaca tiba-tiba berubah dan benar-benar turun salju. Wabah itu berhenti. Permaisuri Cixi bahkan bersujud kepada Xuyun untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya.

Rezim komunis menguasai daratan Tiongkok pada tahun 1949. Xuyun ditahan dan beberapa kali dipukuli pada tahun 1951. Jiwa Xuyun mengunjungi alam dewa dan mengungkapkan beberapa keajaiban kepada para pelakunya, yang kemudian tidak lagi berani menganiayanya.

Mukjizat Zaman Modern

Meskipun Partai Komunis Tiongkok (PKT) hampir melenyapkan budaya tradisional Tiongkok, pengenalan Falun Dafa kepada publik pada tahun 1992 telah menghidupkan kembali nilai-nilai itu.

Falun Dafa, juga dikenal sebagai Falun Gong, adalah latihan meditasi berdasarkan prinsip Sejati-Baik-Sabar.

Seperti yang dilaporkan oleh Minghui, banyak orang yang menderita penyakit parah atau penyakit mematikan, lenyap setelah mereka mulai berlatih Falun Dafa.

Administrasi Umum Olahraga Tiongkok mensurvei 12.553 praktisi Falun Dafa pada September 1998. Mereka menemukan peningkatan kesehatan yang signifikan setelah orang-orang berlatih Falun Dafa, dengan 77,5% praktisi telah mengalami kesembuhan dan 20,4% kondisi kesehatannya meningkat, dengan total 97,9% kemanjuran.

Laporan tersebut menyimpulkan, “Fenomena supranatural dalam komunitas praktisi Falun Dafa menggambarkan penyembuhan yang luar biasa dari Falun Dafa, yang jauh di luar jangkauan pengobatan modern dan layak untuk dipertimbangkan dan dieksplorasi secara mendalam oleh komunitas medis dan ilmiah. Falun Dafa dapat memainkan peran penting dalam peningkatan kesehatan semua manusia dan kemajuan peradaban, dan juga memberikan arah baru untuk pengembangan ilmu pengetahuan lebih lanjut.”

Kemudian survei dan laporan penelitian dari kota-kota di Tiongkok seperti Beijing, Wuhan, Dalian dan tempat-tempat lainnya, termasuk Taiwan, Rusia, dan Amerika Utara, juga menunjukkan penyembuhan medis yang luar biasa dari Falun Dafa.

Nilai Tradisional

Ada juga banyak kisah pribadi mengenai bagaimana penyakit orang-orang ini dapat sembuh setelah melafalkan kalimat yang mengandung kebenaran, “Falun Dafa baik, “Sejati-Baik-Sabar baik.”

Misalnya, awal tahun ini Minghui.org menerbitkan artikel berbahasa Inggris “Dua Frasa Sederhana Membuat Semua Berbeda” dan “Di Ambang Kematian, Wanita Jerman Pulih dari Covid Setelah Melafalkan Dua Kalimat Penuh Berkat.” Mereka berdua menceritakan bagaimana orang pulih dari kondisi serius setelah mengulangi kalimat kebenaran Falun Dafa.

Mengapa mengucapkan kalimat sederhana ini dapat membuat sebuah perbedaan? Artikel Minghui tertanggal 17 September 2020, memberikan penjelasan. Artikel itu, hanya dalam bahasa Mandarin, berjudul “Dilema Pengembangan Vaksin COVID dan Solusinya,” ditulis oleh Yuhong Dong, M.D., seorang spesialis penyakit menular dan mantan karyawan Novartis Pharmaceuticals, Swiss; dan Xiaoxu Lin, Ph.D., mantan ahli mikrobiologi Angkatan Darat AS dan Direktur Laboratorium di Departemen Virologi di Institut Penelitian Angkatan Darat Walter Reed.

Artikel tersebut mengatakan, “Kami baru-baru ini melakukan penelitian retrospektif mengenai orang-orang yang mengucapkan dua kalimat tersebut. Kami menganalisis 36 kasus infeksi COVID di enam negara dan dari enam kelompok etnis. Meskipun rumah sakit tidak dapat merawat mereka, orang-orang ini mengalami peningkatan klinis yang cepat setelah dengan tulus mengulangi kalimat tersebut. Kesebelas pasien yang sakit parah, khususnya, menunjukkan peningkatan yang cukup menggembirakan. Analisis komprehensif menunjukkan bahwa hasil ajaib berasal dari dua kalimat itu, dan bukan dari perawatan atau pengobatan di rumah sakit.”

Artikel tersebut menjelaskan bahwa seseorang harus mengandalkan sistem kekebalan tubuh pribadi untuk benar-benar tuntas menghilangkan virus COVID. Ketika seseorang dengan tulus melafalkan kedua kalimat tersebut, ia dapat menarik energi positif yang kuat, meningkatkan sistem kekebalannya dan meningkatkan kemampuan sistem kekebalannya untuk melawan virus.

Olsen, yang melakukan penelitian dalam biologi seluler selama bertahun-tahun dan sebelumnya bekerja di Laboratorium Patologi Kimia Universitas Aarhus di Denmark, mencapai kesimpulan yang sama. Dia berkata bahwa Sejati-Baik-Sabar adalah karakteristik alam semesta dan mengulanginya menghubungkan seseorang dengan energi positif dari seluruh kosmos. Energi yang kuat dan sangat mikroskopis ini dapat mengisi sel-sel orang yang melafalkannya. Virus COVID tidak dapat menahan energi ini dan kemudian akan mati.

Bukankah menjadi sebuah mukjizat jika seseorang pulih sepenuhnya berkat berlatih Falun Dafa atau hanya dengan mengucapkan dua kalimat kebenaran? Banyak orang percaya pada keajaiban. Kita akan menemukannya jika kita mencarinya dengan pikiran terbuka.