(Minghui.org)

Pemikir dan pendidik terkenal Tiongkok, Mencius, lahir di Zoucheng, Shandong. Mencius kehilangan ayahnya ketika dia berusia 3 tahun, diasuh dan dibesarkan oleh ibunya.

Ada kuburan di dekat rumah Mencius, dan mereka yang mengikuti prosesi pemakaman sering melewati pintu rumahnya. Mencius pun menirukan tangisan para peserta prosesi pemakaman. Ibu Mencius sangat marah dengan cara permainan putranya, menganggap hal itu tidak kondusif baginya untuk belajar, jadi dia pun pindah rumah ke kota.

Ketika dia tiba di kota, rumahnya berada di kota yang sibuk, suara babi disembelih / suara orang jualan terus terdengar sepanjang hari, jadi Mencius pun bermain permainan jual beli dengan anak-anak tetangga.

Ibu Mencius merasa tempat ini juga sulit untuk berkonsentrasi belajar, jadi dia kembali pindah untuk tinggal di seberang kuil. Pada hari pertama setiap bulan lunar, para pejabat mengunjungi kuil, memberi hormat kowtow, maju dan mundur sambil ber-anjali, setelah Mencius melihat mereka, mengingat semua satu per satu. Ibu Mencius berpikir: “Ini barulah tempat tinggal bagi anak.” Maka dia pun menetap di sini.

Suatu hari, Mencius karena malas belajar lalu bolos sekolah pulang ke rumah. Ibu Mencius segera mengambil gunting, memotong kain yang sedang ditenun pada alat tenun, dan berkata kepada Mencius: “Prinsip belajar sama dengan prinsip menenun saya, harus satu utas demi satu utas dirajut, barulah dapat berhasil menenun sehelai kain yang berguna, kamu belajar juga sama, harus giat rajin, setelah dipupuk dalam waktu lama, barulah dapat ada pencapaian. Kamu yang tidak rajin seperti ini, bagaimana bisa mencapai hal besar?"

Mencius sangat malu ketika mendengar ini, sejak itu dia berusaha keras untuk belajar, dan akhirnya menjadi seorang yang terpelajar / berbudi luhur.

* * * * * * * * *

Ibu Mencius sangat memperhatikan pendidikan anak usia dini, ini sebabnya dia barulah memperhatikan bahwa anak-anaknya memiliki penyimpangan perilaku akibat pengaruh lingkungan yang buruk. Untuk memungkinkan Mencius muda fokus pada studinya, dia sampai pindah rumah tiga kali, dan mewariskan kisah pendidikan anak usia dini yang bermanfaat: "Dulu Ibu Mencius, Menyeleksi Lingkungan Tinggal; Anaknya Malas Belajar, Diguntinglah SulamanTenun”.