(Minghui.org) Untuk mengumpulkan informasi guna menjebak seorang praktisi Falun Gong di Kota Jiujiang, Provinsi Jiangxi, polisi menginterogasi putra tirinya yang berusia 13 tahun, yang memiliki kesulitan belajar, ketika tidak ada wali yang hadir.

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah disiplin spiritual yang telah dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok sejak tahun 1999.

Sekelompok petugas berpakaian preman mengetuk pintu rumah Liu Huiping pada 26 September 2022. Dia menolak membuka pintu sehingga polisi naik ke rumahnya melalui jendela. Printer yang dia gunakan mencetak materi pelajaran untuk putra tirinya dan ponselnya disita.

Polisi menuduh Liu mengajari putra tirinya berlatih Falun Gong. Polisi kemudian pergi ke sekolah putranya, mengajukan banyak pertanyaan dan merekamnya dengan video.

Liu pertama kali diberi 15 hari penahanan administratif dan penahanan kriminal pada 12 Oktober. Kejaksaan Distrik Lianxi menyetujui penangkapannya pada 21 Oktober.

Pada 8 November, suami Liu, Zhong Qingmiao, mengajukan pengaduan ke Kejaksaan Distrik Lianxi melawan polisi dan jaksa penuntut Lian Zhen karena menganiayanya secara ilegal. Jaksa Jiang Yaqing menerimanya tetapi menolak untuk menerima pengaduan tersebut. Jiang berkata, “Seluruh kabupaten seperti ini [menganiaya Falun Gong]. Tidak ada yang bisa saya lakukan.”

Zhong kembali dua hari kemudian untuk menyampaikan pengaduannya. Dia diberikan sebuah dokumen, yang dikatakan oleh kejaksaan sebagai dasar hukum untuk penuntutan mereka terhadap praktisi Falun Gong.

Dokumen itu tidak dapat ditemukan secara daring. Zhong mencatat itu adalah dokumen internal yang dikeluarkan oleh Mahkamah Agung pada 5 November 1999 [Mahkamah Agung, 1999-29], meminta pengadilan di berbagai tingkatan untuk mempelajari dan mengikuti dua dokumen lain yang keduanya dikeluarkan pada 30 Oktober 1999.

Dokumen pertama adalah "Resolusi Melarang Organisasi Aliran Sesat, Menjaga dan Menghukum Kegiatan Aliran Sesat" dari Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional. Dokumen kedua adalah “Interpretasi Mahkamah Agung dan Kejaksaan Agung Tentang Penerapan Hukum Dalam Penanganan Kasus Organisasi Sesat.”

Zhong mengatakan sulit untuk membayangkan bahwa jaksa akan mengutip dokumen internal, bukan undang-undang yang berlaku, untuk mendukung penuntutan mereka terhadap praktisi Falun Gong.

Liu, penduduk asli Kota Changde, Provinsi Hunan, menikah dengan Zhong, seorang penduduk Kota Jiujiang yang juga berlatih Falun Gong, pada 2021. Dia pindah ke Jiujiang pada Mei 2022.

Putra tiri Liu, siswa kelas enam, tidak mengetahui bagaimana mengatakan "ayah" dan "ibu" sampai dia hampir berusia enam tahun. Sebuah pemeriksaan menyatakan bahwa dia memiliki kesulitan belajar dan inteligensinya pada usia enam tahun setara dengan anak berusia tiga tahun.

Setelah Liu pindah ke Jiujiang, dia merawat putranya itu dan ayah mertuanya yang berusia 83 tahun dengan baik. Hanya satu bulan sebelum dia ditangkap, ayah mertuanya tiba-tiba merasa sangat kedinginan dan tidak bisa bergerak, ketika suhu di luar lebih dari 100 °F. Liu mengambil selimut untuknya dan memberinya air hangat. Dia akhirnya merasa lebih baik beberapa jam kemudian.

Laporan terkait dalam bahasa Inggris:

Internal Documents with No Legal Power Used as Justification for Persecution of Falun Gong