(Minghui.org) Suatu hari, ayah tiba-tiba menelepom, mengatakan empat atau lima petugas polisi setempat dan departemen pemerintahan lain mendatangi ayah dan ibu berkata hendak bertemu saya. Ayah setuju besok akan mengantar mereka ke tempat kerja saya. Saya langsung menolak dan berkata, “Saya tidak mau bertemu mereka!” Ayah melanjutkan, mereka datang sejauh ribuan mil, dan tidak mungkin ditolak begitu saja. Ayah melihat sikap saya begitu keras, orang tua saya meminta adik perempuan saya untuk mengantar mereka dari kampung halaman ke kota tempat saya bekerja, mencoba membujuk saya.

Di hari berikutnya, pikiran saya bergejolak karena rasa takut. Saya baru saja melewati beberapa tahun pemenjaraan ilegal, dan petugas masih mencegat saya pada hari saya dibebaskan dari penjara, mengatakan bahwa mereka ingin membawa saya untuk berbincang-bincang di tempat lain. Meskipun mereka gagal karena penolakan keluarga saya, mereka sering menelepon orang tua saya yang sudah lanjut usia. Semua ini menyebabkan banyak tekanan mental bagi orang tua. Saya ingat saat itu, setiap kali mereka menelepon, ayah saya penuh dengan kekhawatiran, dan suasana di rumah terasa berat dan tertekan.

Saya memberi tahu berita ini kepada selusin teman sekelas dan teman yang memiliki hubungan baik atau rasa keadilan yang kuat. Beberapa teman sekelas sangat marah karena polisi sering melecehkan saya, dan mengatakan langsung kepada saya: "Jangan temui mereka, biarkan mereka datang darimana dan kembali ke mana!" Ada juga beberapa yang mengatakan dengan sangat lembut temui saja tidak apa-apa... Ada macam-macam pendapat yang berbeda. Sejujurnya, saya tidak ingin orang lain memberi tahu saya apa yang harus saya lakukan. Niat awal untuk memberi tahu mereka supaya lebih banyak orang tahu tentang masalah ini.

Saya tahu tidak ada gunanya takut, karena saya tidak dapat menghindarinya, hadapi saja, Guru akan mengatur semuanya, jika saya tidak setuju, mereka juga tidak dapat melakukan apa pun terhadap saya.

Jadi dua hari kemudian, ayah saya, mereka (para petugas) berempat, dan saya mengobrol selama lebih dari tiga jam di warung teh dekat tempat kerja saya. Keseluruhan prosesnya relatif mudah, seperti mengobrol dengan teman biasa, kebanyakan basa-basi, bicara tentang keluarga, pengalaman hidup... tapi juga diselingi dengan tujuan utama perjalanan mereka. Mereka ingin saya menuliskan beberapa pengalaman saya yang paling berkesan. Dalam pertemuan Kebanyakan adalah dialog antara saya dan pemimpin C.

Setelah bertemu beberapa saat, mereka bertanya kepada saya: "Kami bukan musuh, kan?" Saya tersenyum dan berkata, "Bagaimana kita menjadi musuh? Saya juga tidak punya musuh. Ketika anda datang, anda semua adalah teman saya.” Di hati, saya benar-benar tidak menganggap mereka sebagai musuh atau orang yang sengaja mengganggu saya, jadi saya secara alami ceria selama seluruh proses.

Mereka mengatakan tujuan mereka datang kali ini terutama mereka ingin menanyakan satu hal kepada saya. Mereka melihat laporan tentang saya di situs luar negeri, dan isinya sangat detail. Mereka curiga bahwa artikel ini ditulis oleh saya, jadi mereka interogasi saya dan menanyakan apakah saya telah menerbitkan artikel di situs web ini. Saya berkata: "Saya tidak tahu situs web ini, dan saya belum pernah mengunjungi situs web ini, dan tidak pernah menerbitkan artikel apa pun.”

Mereka berkata: "Karena artikel tersebut bukan ditulis oleh anda, maka anda harus menulis pernyataan: Pertama, pernyataan bahwa artikel itu bukan ditulis oleh anda, bahwa anda belum pernah ke situs web itu, belum pernah berkunjung ke web itu sebelumnya, dan juga tidak akan menulisnya di masa mendatang, anda juga tidak akan memposting artikel apa pun. Kedua, pernyataan terkait Falun Gong..." Sebelum mereka selesai berbicara, saya menyela pembicaraan mereka: "Jangan membicarakan poin kedua, tidak mungkin. Saya sudah di penjara, dan saya masih harus menulis ini untuk anda?"

Mereka bertanya, “Pernyataan jaminan pertama…” Saya berkata, “Saya juga tidak akan menulisnya.” Mereka bertanya mengapa tidak mau menulisnya. Saya jawab, "Saya tidak bersalah, mengapa harus membuat pernyataan jaminan?"

Setelah saya menolak dengan jelas, mereka masih berulang kali menekan saya untuk menulis pernyataan jaminan, sepertinya ini adalah tugas utama perjalanan mereka. Melihat bahwa bukan solusi jika berdebat terus, saya mengalihkan pembicaraan dan berkata: "Jika saya harus menulis sesuatu, maka saya punya permintaan: Pertama, meminta Pengadilan Negeri XX dan Pengadilan Menengah Kota XX untuk mencabut gugatan terhadap saya. Saya tidak bersalah tapi dihukum ilegal, ini adalah vonis yang salah! Itu adalah kasus yang tidak adil! Kedua: Pemerintah memberikan kompensasi kepada saya.”

C bertanya kepada saya: “Lalu apakah anda masih ingin mengajukan kompensasi dari negara?” Saya menjawab: “Ya.” Dia kemudian bertanya kepada saya ganti rugi apa yang ingin saya ajukan. Saya berkata, “Jika saya meminta banyak, kalian juga tidak akan mampu membayar. Membayar sesuai aturan pemerintah saja, kompensasi terserah anda saja." Saya berkata, "Jika anda mengharuskan saya menulis, anda dapat menyampaikan kembali kedua permintaan saya.”

“Sebenarnya saya masih ada klausula ketiga, yaitu meminta penyelidikan secara menyeluruh atas perbuatan melawan hukum dan kriminal aparat keamanan publik di semua tingkatan dalam penanganan kasus saya.” Tapi saat itu, karena ada L dari kantor polisi, saya tidak ingin menyentuh sisi negatifnya. Saya tidak lanjutkan. C berkata: “Kami tahu apa yang anda katakan. Tetapi kejaksaan dan pengadilan tidak berada di bawah kewenangan kami, dan kami tidak dapat mengambil keputusan. Kami hanya dapat menyampaikan permintaan anda untuk dilaporkan."

Selama pembicaraan, mereka berbicara tentang insiden bakar diri di Lapangan Tiananmen. Saya berkata: "Peristiwa bakar diri di Tiananmen adalah rekayasa untuk memfitnah Falun Gong.” C segera menertawakan saya dan berkata kepada rekannya, "Dia benar-benar mengatakan bahwa peristiwa bakar diri di Lapangan Tiananmen itu palsu!"

Saya juga tidak menduga bahwa setelah bertahun-tahun, mereka tidak mengetahui masalah ini. Saya berkata kepada C: "Tentu saja itu palsu. Beberapa bulan setelah bakar diri, Organisasi Pengembangan Pendidikan Internasional secara terbuka menunjukkan di depan delegasi Tiongkok pada pertemuan PBB bahwa bakar diri di Tiananmen adalah tipuan yang direkayasa oleh PKT. Delegasi Tiongkok yang hadir pada saat itu tidak membantah. Juga, lihat Wang Jindong dalam video bakar diri ‘fokus pada aktingnya’. Mantel katun di dada dan kakinya terbakar sampai hancur, memperlihatkan daging di dalamnya, tetapi botol Sprite plastik, di antara kedua kakinya masih utuh. Ya, bahkan rambut dan alisnya (yang mudah terbakar) masih utuh, apakah ini normal?"

Mereka bertanya mengapa saya berlatih Falun Gong, dan saya berkata, "Falun Gong baik, saya mendapat banyak manfaat darinya." Saya memberi tahu mereka tentang perubahan dan peningkatan fisik dan moral saya sebelum dan sesudah berkultivasi. Apalagi ketika mereka mendengar bahwa saya telah mengurus aset perusahaan senilai ratusan juta selama bertahun-tahun, tetapi tidak pernah menggelapkan satu sen pun dari properti perusahaan, mereka berkata serempak: "Anda benar-benar terlalu baik."

Tapi kemudian mereka berkata, "Ini tidak ada hubungannya dengan Falun Gong. Orang tua anda juga sangat baik. Kami juga sangat baik, dan kami tidak serakah." Saya melanjutkan, "Saya tahu kalian semua baik. Mungkin kalian juga bisa. Saya bisa melakukan ini karena saya berkultivasi Falun Dafa. Sebaliknya, jika saya sering berjalan di tepi sungai, bagaimana mungkin sepatu saya tidak basah? Jika tidak memiliki keyakinan, mungkin dalam kurun waktu singkat saya sanggup melakukannya, tetapi tidak mungkin bisa bertahan dalam beberapa dekade tanpa tergiur oleh keuntungan di depan mata."

Mereka mengatakan bahwa karena negara tidak mengizinkan latihan tersebut, maka latihan tersebut tidak boleh dilakukan. Saya berkata, "Sampai sekarang, tidak ada pasal hukum yang melarang orang berlatih Falun Dafa di Tiongkok. Falun Gong selalu legal di Tiongkok." Orang yang memahami hukum sudah mengetahui hal ini, jadi mengapa banyak pengacara membela praktisi Falun Gong selama bertahun-tahun. Misalnya, seorang pengacara tertentu di provinsi kami adalah pemimpin di lingkungan hukum seluruh provinsi dan bahkan seluruh negara. Sejak 2015, dia telah membela para praktisi Falun Gong yang tidak bersalah.

C bertanya: "Apakah dia berhasil membelanya?" Saya berkata, “Belum.” C menimpali, "Kalau begitu bukankah tidak ada gunanya." Saya berkata: "Jika tidak berhasil kemarin, bukan berarti besok juga tidak akan berhasil! Jika tidak berhasil sekarang, bukan berarti tidak akan berhasil di masa depan!” Saya berhenti dan berkata: "Saya masih memiliki harapan besar bagi negara dan bangsa kita!" Untuk sejenak mereka terdiam.

Saya mengadu kepada mereka bahwa saya terus-menerus dilecehkan. Saya mengatakan bahwa saya kembali ke rumah saya di kota tempat saya bekerja. Ketika saya tiba di rumah pada hari pertama, beberapa staf dari komite komunitas setempat datang mencari saya keesokan harinya. Mereka merekam dan berbicara dengan saya. Mereka mau membawa saya pergi ke ruangan kecil, saya menolak, dan mereka menggeledah barang bawaan saya di depan umum di ruang tunggu. C mengatakan mereka tidak tahu tentang kejadian ini dan bukan mereka yang menyuruh orang-orang itu untuk melakukannya.

Selama pembicaraan, saya mengatakan kepada mereka jangan menelepon ayah saya, itu akan menyebabkan banyak beban mental bagi ayah saya yang telah lansia. Mereka berkata: "Setiap kali kami menelepon, kami memiliki sikap yang sangat baik. Anda dapat bertanya kepada ayah anda." Saya berkata: "Saya tahu itu, dan ayah saya juga mengatakan bahwa anda memiliki sikap yang sangat baik. Tapi identitas anda dan apa yang anda katakan itu menyebabkan beban mental yang besar padanya. Ayah saya sudah tua dan tidak tahan anda selalu bersikap demikian."

Mereka mengatakan saya sangat pintar dan bertanya mengapa saya tidak menikah. Saya berkata, "Saya tidak ingin orang lain mengikuti saya - hidup dalam ketakutan!" Mereka terkejut, saling memandang, dan berkata, "Dia sangat pintar, dia mengerti segalanya!" Saya berkata, "Tentu saja. Di lingkungan di Tiongkok daratan, anda lebih tahu daripada saya tentang penganiayaan terhadap Falun Gong. Saya telah berkultivasi selama lebih dari 20 tahun, dan saya dapat berkultivasi sampai hari ini bukan hanya keinginan sesaat. Terutama di masa-masa awal, kesulitan yang saya alami untuk bertahan tidak terbayangkan. Karena saya tahu bahwa jalan yang saya pilih akan menghadapi segala macam kesulitan kapan saja, masa saya masih membuat orang lain ikut khawatir dan susah sepanjang hari?"

Mereka mengatakan sangat enak berdialog dengan saya, dan mereka akan sering menhubungi saya di masa mendatang, dan mereka akan datang menemui saya. Saya berkata, "Jika anda datang untuk mengobrol dengan saya sebagai teman, saya akan menyambut anda kapan saja. Jika demi 'tugas', saya tidak akan menyambut anda, dan jangan menelepon saya."

Saya tidak ingat mengapa bisa berbicara seperti ini: "Saya percaya orang tua saya juga ingin saya menjadi orang yang berkarakter mulia. Saya tetap berkultivasi Falun Gong karena saya mendapat manfaat darinya. Sebagai contoh, jika saya adalah teman anda, ketika saya dalam kesulitan, anda akan membantu saya; ketika suatu hari anda dianiaya oleh semua orang di sekitar anda, dan semua orang mengatakan bahwa anda telah melakukan perbuatan jahat, tetapi saya tahu bukan anda yang melakukannya, dan anda tidak bersalah.”

Lalu saat itu, apakah anda berharap saya akan seperti orang-orang di sekitar saya, untuk menyelamatkan diri dan takut terlibat masalah, ataukah anda berharap saya akan berkata sejujurnya? Meskipun saya akan diperlakukan tidak adil karena ini! Saya pikir anda pasti ingin saya mengatakan yang sebenarnya. Bagi saya, dari perspektif membalas budi, saya tetap harus mengatakannya, bahkan jika saya dianiaya karena ini, saya tetap harus berbicara, karena anda telah menanam budi kepada saya. Pepatah Tiongkok mengatakan "Menerima setetes kebaikan, anda harus membalasnya dengan mata air (kebaikan)." Ini adalah standar prinsip yang harus dijaga seseorang."

Ketika saya mengatakan ini, saya terus menatap mata si pemimpin C, dan saya melihat matanya menjadi sangat fokus dan kompleks. Saya bisa merasakan dia sangat terguncang. Ini adalah sesuatu yang tidak saya duga sebelumnya. Jadi saya tidak berhenti setelah menyelesaikan topik ini, dan mengulangi topik ini lagi. Segera setelah saya selesai berbicara untuk kedua kalinya, dia berkata, "Anda sudah boleh pergi!"

Sekarang giliran saya yang terkejut. Saya menyebutkan beberapa kali bahwa saya sangat sibuk di tempat kerja dan ingin mengakhiri pembicaraan dan bergegas kembali bekerja. Mereka semua mengatakan bahwa pembicaraan belum selesai dan mereka masih ingin bicara sebentar lagi, jadi sulit bagi saya untuk pergi. Kali ini dia menawarkan saya pergi! Saya berkata: "Baiklah! Kalau begitu saya pergi." Dia berkata dengan senyum di wajahnya: "Anda tidak tegas! Anda harus mengatakan dengan lantang: Saya mau pergi! Jangan melihat ke belakang, berjalan keluarlah dengan mantap!”

Saya di dalam hati bahkan lebih terkejut, dan saya dalam sekejap sepertinya memahami sesuatu, jadi saya tersenyum dan dengan mantap berkata, "Saya mau pergi!" Dia masih berkata dengan nada keras itu: "Tidak, anda tidak cukup tegas! Bicara lebih tegas lagi!" Saya berkata dengan penekanan: "Saya mau pergi!" Dia berkata: "Pergilah!" Dia meminta bawahannya untuk mengantar saya ke pintu kedai teh, dan pembicaraan berakhir. Sekelompok petugas dan peristiwa yang awalnya saya pikir akan sulit dan tak ingin saya hadapi, saat saya tetapkan untuk menghadapinya secara langsung, berlalu begitu saja di tengah pembicaraan dan canda tawa yang kelihatan meriah.

Meskipun saya telah dipenjara selama beberapa tahun, saya tidak membenci petugas keamanan publik, sebaliknya, saya merasa mereka sangat menyedihkan. Mari kita ambil contoh L. Pada awalnya, dia membawa lebih dari selusin orang ke rumah saya untuk menangkap dan menggeledah rumah saya. Dia dan seorang polisi lainnya memegang tangan saya, satu di kiri dan satu lagi di kanan, dan menyeret saya turun dari lantai atas. Saya berteriak "Falun Dafa baik!" saya melihat tubuhnya gemetar, dan wajahnya berubah. Di kantor polisi, saya memberi tahu dia bahwa "Falun Dafa tidak termasuk di antara 14 aliran sesat yang diumumkan oleh negara", dan mengatakan kepadanya bahwa dia dapat mencarinya melalui Baidu, saya juga mengatakan kepadanya bahwa "aturan bertanggung jawab seumur hidup bagi pegawai negeri yang menangani kasus adalah berlaku.”

Suatu hari dia datang menemui saya sendirian, dia memberi tahu saya dengan wajah sedih bahwa dia tidak ingin menangkap saya, dia benar-benar tidak ingin menangkap saya, dan seseorang di atas memerintahkannya untuk menangkap saya. Saat dia berbicara, dia menggores nama belakang orang itu di dinding untuk saya lihat. Dia juga mengatakan bahwa dia mengagumi kepribadian saya dan berharap memiliki teman seperti saya, tetapi dia takut atasannya akan mengetahui bahwa dia sebagai anggota partai komunis berteman dengan praktisi Falun Gong.

Ketika hukuman penjara saya yang tidak adil berakhir dan saya pergi kepadanya untuk meminta barang-barang saya, saya berkata begitu saya bertemunya: "Karena anda ... saya dijatuhi hukuman X tahun." Dia berkata: "Anda tidak bisa mengatakan demikian, saya tidak menghukum anda.” Saya berkata, "Anda yang memimpin penangkapan saya, bukan?" Dia berkata: "Saya tidak memimpin, si anu yang memimpin, dan dia telah dimutasi."

Saya berkata: "Saya tidak melihat orang yang anda sebutkan, malahan saya melihat bahwa anda adalah pemimpin dari awal sampai akhir." Dia menyangkalnya empat kali. Saya pikir itu bahkan lebih menyedihkan bagi mereka. Mereka tahu bahwa kami adalah orang baik, dan mereka jelas tidak ingin menangkap kami atau mengganggu hidup kami, tetapi demi karir dan sebagainya, mereka melakukannya di luar keinginan mereka. Melakukan hal-hal yang tidak ingin mereka lakukan, ini adalah hal yang paling menyedihkan. Oleh karena itu, mereka telah menciptakan karma tak terbatas untuk diri sendiri, menunggu balasan di masa depan.

Adapun C itu, saya pikir alasan mengapa dia terkejut dengan kalimat terakhir saya, apakah bukan karena orang di sisinya yang mempunyai karakter demikian terlalu sedikit? Dan dia sudah terbiasa melihat terlalu banyak orang yang saling intrik-mengintrik, berkolusi satu sama lain demi keuntungan, siapa yang tidak ingin dikelilingi oleh orang-orang yang bermoral tinggi, dan yang tahu bagaimana membalas budi mereka, dan tidak ingin ada yang mengambil kesempatan dalam kesempitan?

Ayah saya, semenjak pertemuan ini, juga telah berubah tidak lagi memarahi dan melarang saya.