(Minghui.org) Pada 29 Agustus 2022, Kepolisian di Kota Huaihua, Provinsi Hunan, bekerja sama dengan Kepolisian Distrik Hecheng dan Kantor Polisi Kereta Api Huaihua melakukan penganiayaan dan penangkapan terhadap praktisi Falun Gong. Paling tidak 18 praktisi Falun Gong ditangkap dan rumah mereka digeledah secara ilegal, sementara empat di antaranya ditahan secara ilegal, dan ditahan di Pusat Penahanan Huaihua. Dalam proses ini, polisi muncul dengan senjata lengkap.

Sekitar pukul delapan pagi tanggal 29 Agustus 2022, praktisi Falun Gong bernama Li Faxiu (perempuan, 75 tahun), yang mengandalkan penyewaan kamar untuk hidupnya di Distrik Hecheng, menerima telepon dari seorang perempuan yang bertanya apakah masih ada kamar yang untuk disewa. Li Faxiu menjawab ya, kemudian keluar dari pintu rumahnya dengan membawa ponsel, dan menutup pintu rumahnya. Saat itu, tiga praktisi Falun Gong berada di dalam rumahnya. Setelah bertemu dengan wanita yang mengaku ingin menyewa kamar, Li Faxiu bertanya, "Apakah anda ingin menyewa kamar di lantai tiga atau lantai dua?" dan wanita tersebut menjawab, "Saya ingin menyewa kamar di lantai tiga."

Setelah itu, seorang pria berusia empat atau lima puluh tahun datang, dan tampaknya mereka tidak seperti pasangan suami istri. Ketika mereka tiba di depan pintu rumah Li Faxiu, pria tersebut berkata padanya, "Kami dari kepolisian." Kemudian, menunjukkan indentitasnya di dekat mata Li Faxiu. Sebelum Li Faxiu bisa melihat dengan jelas, pria tersebut memasukkan kembali kartu identitasnya ke sakunya, kemudian merampas kunci pintu rumah Li Faxiu dan membukanya.

Kemudian, beberapa orang yang berpakaian seperti polisi tiba-tiba menerobos masuk ke dalam rumah, beberapa dari mereka membawa kamera, sementara yang lain membawa alat pembuka kunci, dan ada satu orang yang mengambil foto. Ada beberapa petugas keamanan khusus yang membawa senjata lengkap. Mereka menekan Li Faxiu ke lantai dan menahan tiga praktisi Falun Gong yang berada di rumah tersebut.

Gerombolan tersebut melakukan penggeledahan di rumah Li Faxiu dan mencuri barang-barang pribadi. Barang-barang yang dicuri termasuk pemutar CD, pemutar VCD, kalender, buku-buku Dafa, foto Guru Li Hongzhi, dan materi klarifikasi fakta tentang Falun Gong. Setelah merampok rumah Li Faxiu, mereka bahkan tidak puas dan pergi ke tetangga sebelah untuk menjebol pintu dan masuk ke apartemen di lantai empat di mana tiga praktisi Falun Gong tinggal. Mereka merusak pintu tanpa rasa sungkan dan mengambil paksa barang-barang pribadi orang (catatan: Li Faxiu mengandalkan penghasilan dari menyewakan kamar untuk hidupnya, dan sekarang beberapa penyewa telah pindah karena ketakutan, yang secara langsung memengaruhi sumber penghasilannya).

Setelah kejadian tersebut, tiga praktisi Falun Gong yang berada di rumah Li Faxiu dibawa oleh polisi ke kantor polisi setempat. Satu di antaranya dibebaskan pada malam hari, sedangkan dua lainnya ditahan secara ilegal hingga keesokan harinya. Saat itu, petugas dari kantor polisi kereta api ingin menculik Li Faxiu, dan ketegangan berlangsung selama lebih dari dua jam. Akhirnya, para petugas memaksa Li Faxiu menandatangani selembar kertas putih dan pergi meninggalkan tempat tersebut.