(Minghui.org) Saya mengalami kemunduran saat berbicara tentang Falun Gong maupun meningkatkan kesadaran tentang penganiayaan yang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) kepada teman dekat saya beberapa tahun lalu. Saat salah satu teman saya pergi ke luar negeri untuk sekolah, barulah saya mengklarifikasi fakta secara tatap muka lagi pada bulan Juli tahun lalu. Saya khawatir tidak akan pernah berjumpa lagi dengannya, jadi saya bertekad mengajaknya keluar agar bisa mengklarifikasi fakta padanya. Rekan praktisi menyemangati saya dengan berkata, “Selama Anda memiliki harapan ini, Guru Li (pencipta Falun Dafa) akan membantu.”

Awalnya benak saya goyah. Pikiran akan berbicara dengan seseorang tentang Falun Dafa akan membuat saya membayangkan rasa malu maupun ekspresi takut di wajah orang yang mendengarnya, jadi sulit bagi saya berbicara tatap muka. Saya introvert dan biasanya tidak banyak berbicara. Jadi saya khawatir teman saya akan menanyakan hal yang tidak bisa saya jawab atau dia mungkin mengatakan hal yang tidak bisa saya bantah.

Belajar Fa dan mendengarkan pengalaman klarifikasi fakta tatap muka rekan praktisi membuat saya terdorong dan membantu saya membangkitkan pikiran lurus. Saya menjadi bertekad tidak memikirkan respon orang yang mendengarkan klarifikasi fakta saya dan menyerahkan semuanya kepada Guru. Saya yakin Guru akan memberikan saya kebijakan saat saya memerlukannya. Pada akhirnya teman saya ini dengan mudah menerima hal yang saya katakan tentang Dafa. Selama proses mengklarifikasi fakta padanya, saya memiliki beberapa pengalaman dan wawasan yang ingin saya bagikan dengan rekan praktisi.

Jangan Campurkan Klarifikasi Fakta dengan Niat Baik Pribadi

Sebelum bertemu dengan teman saya, saya ingat pernah berjanji padanya bila kami bertemu lagi saya akan membawakannya sebuah jenis agar-agar buah, yang cukup populer secara daring namun tidak dijual di daerahnya. Jadi sebelum berangkat, saya melakukan perjalanan khusus ke supermarket untuk membelikannya agar-agar tersebut. Niat saya menunjukkan padanya bahwa saya peduli dengannya meski itu adalah perjanjian kecil. Saya harap bisa membuatnya tersentuh dengan kebaikan ini sehingga dia bisa menerima klarifikasi fakta saya.

Namun saya tidak bisa menemukan agar-agar tersebut di supermarket. Saat bertanya pada penjualnya, saya diberitahu bahwa ada orang yang sudah membeli semua agar-agar yang tersisa sehari sebelumnya. Saya pergi ke supermarket lain dan agar-agar di sana juga sudah terjual habis.

Saya pahami ini mungkin adalah cara Guru menyadarkan saya untuk mengklarifikasi fakta tanpa mencampurkan niat baik apapun. Mengklarifikasi fakta adalah hal yang serius bagi praktisi Dafa. Bagaimana bisa saya melakukannya dengan konsep manusia biasa? Bila saya ingin mengklarifikasi fakta padanya sebagai seorang teman, saya telah menempatkan diri di tingkat manusia biasa. Apa yang saya bicarakan dan lakukan tidak akan membawa kekuatan Dafa.

Saya mengingat pengalaman klarifikasi fakta beberapa tahun lalu, yang diakibatkan oleh rasa kasih sayang manusia. Saya pikir karena kami adalah teman baik, orang tersebut pastinya akan memahami saya dan dengan mudah menerima hal yang saya katakan. Saya tidak memperlakukan teman saya dengan sikap yang murni, yakni sebagai seorang makhluk hidup biasa, dan mengklarifikasi fakta padanya dengan pikiran lurus. Dia menolak hal yang saya katakan dan sikap keras kepalanya memicu reaksi negatif dari saya, membuat saya merasa marah. Kata-kata yang saya ucapkan padanya penuh dengan amarah dan kebencian saya pada PKT. Elemen buruk yang ada pada saya ini membuat teman saya sulit menerima kebenaran, dan itu juga membuatnya benar-benar menolak semua yang saya katakan, seperti dia berbicara tanpa berpikir hanya untuk menentang saya.

Guru Membuat Pengaturan Terbaik bagi Saya

Sebelum saya memutuskan untuk bertemu dengan teman yang satu ini, saya memiliki banyak kegelisahan. Salah satunya adalah kami biasanya makan dan minum saat dulu keluar bersama, jadi saya khawatir pertemuan kami di restoran kali ini mungkin akan terlalu ramai untuk mengklarifikasi fakta padanya. Tepat sebelum kami bertemu, teman saya ini mengalami masalah lambung jadi kami setuju bertemu di dekat rumahnya untuk berjalan-jalan dan bukannya keluar untuk makan.

Masalah lainnya adalah saya tidak tahu topik apa yang harus saya gunakan untuk memulai klarifikasi fakta. Saya rasa telalu mendadak bisa saya mengklarifikasi fakta padanya dari awal. Memikirkan bahwa dia selalu perhatian dengan masalah sosial wanita, saya memutuskan untuk memulai dari topik ini. Saya bahkan mendata garis besar umum dari apa yang hendak saya katakan, mulai dari wanita yang dirantai (diculik dan diperdagangkan) hingga rekayasa bakar diri di Lapangan Tiananmen yang dilakukan PKT dan akhirnya membicarakan tentang Dafa. Saya bahkan menonton keseluruhan dokumenter klarifikasi fakta tentang sejarah PKT dan membuat catatan agar bisa berganti dari satu topik ke topik lain dengan lancar. Pada waktu saya menyelesaikan catatan, saya merasa seakan-akan telah menulis keseluruhan pidato. Saya takut jikalau saya melupakan “pidato” jadi saya mengingatnya kembali beberapa kali sebelum meninggalkan rumah.

Namun, saat kami bertemu, saya merasa terkejut. Teman saya tidak begitu tertarik dengan hal apapun yang saya katakan karena perutnya sakit. Dia tampak sangat tidak nyaman. Saya berpikir bagaimana dia akan menerima semua “pidato” sejarah saya dengan kondisi seperti sekarang? Bagaimana bisa saya terus berbicara? Tiba-tiba, sebuah pikiran muncul di benak saya: Saya bisa berbicara berdasarkan situasinya saat ini, menggunakan pengalaman saya sebagai contoh untuk memberitahunya tentang efek ajaib dari melafalkan frasa “Falun Dafa baik. Sejati-Baik-Sabar adalah baik.”

Saya tidak menyangka bahwa setelah semua persiapan yang saya lakukan, saya masih harus mengklarifikasi fakta secara spontan. Pada saat itu, saya merasa seperti ada lembah dalam di hadapan saya dan saya harus menyeberang ke sisi lain. Tangga panjang yang khusus saya persiapkan untuk pergi ke sisi seberang tiba-tiba patah dan saya tidak punya pilihan selain mencoba yang terbaik untuk melompat ke sisi seberang. Saya rasa Guru mendorong saya dari zona nyaman, jadi saya bisa mengatasi rasa takut dan mengklarifikasi fakta secara terbuka dengan sikap yang lurus. Meski saya memutuskan untuk mengklarifikasi fakta, saya harus bertele-tele untuk mencapai topik klarifikasi fakta, dan saya belum menyingkirkan rasa takut serta keterikatan saya pada reputasi.

Saya masih terkejut, namun dalam hati saya mengerti bahwa bila saya melewatkan kesempatan ini, mungkin tidak akan ada kesempatan lainnya. Saya harus memberitahunya fakta kebenaran hari ini, tak peduli apa yang terjadi. Dalam hati saya memohon pada Guru, “Guru, saya memahami niat baik Anda. Saya harus menyelamatkan makhluk hidup ini sekarang dan saya tidak akan takut lagi. Namun saya masih merasakan kesulitan, jadi saya harap Guru bisa memberdayakan saya dan membantu saya mengatur tempat yang cocok untuk mengklarifikasi fakta.” Begitu saya berpikir demikian, teman saya menyarankan agar kami pergi ke alun-alun dekat rumahnya. Saat kami tiba di sana, saya menyadari tempat itu memang adalah tempat yang tenang yang tampak seperti taman dengan banyak bangku panjang. Saya terkejut dan penuh rasa syukur.

Mungkin karena tujuan saya murni dan pikiran saya teguh untuk menyelamatkan teman saya, begitu berbicara tentang efek ajaib dari frasa tersebut, dia mengungkapkan rasa terima kasih atas perhatian saya pada kesehatannya.

Dia berkata, “Sungguh aneh. Akhir-akhir ini perut saya hanya terasa tidak nyaman setelah makan. Namun hari ini, lima menit sebelum bertemu denganmu, perut saya terasa tidak nyaman.” Mendengar hal itu, saya semakin merasa bahwa segalanya adalah bagian dari pengaturan luar biasa dari Guru. Bukan saja itu membantu saya langsung masuk ke topik dengan sukses, saya juga mengatasi rasa takut. Terima kasih Guru!

Makhluk Hidup Ada Demi Fa, Jangan Gunakan Konsep Manusia untuk Membayangkan Pilihan Mereka

Setelah memberitahunya informasi dasar tentang Dafa, teman saya dengan sedikit penyesalan berkata, “Bisakah saya melihat buku tersebut (mengacu pada Zhuan Falun)?” Saya memberitahunya bahwa saya telah membawakannya USB yang berisi versi elektronik buku Zhuan Falun. Dia cukup terkejut dan berkata itu luar biasa. Lalu dia dengan tulus berterima kasih kepada saya karena memberitahunya semua informasi ini. Kebahagiaan yang datang dari lubuk hatinya membuat saya merasa bahwa sisinya yang mengerti telah tahu apa yang terjadi saat itu, dan tampaknya telah menunggu hal ini dalam waktu yang lama.

Sebelum berangkat, saya hanya berencana membawa satu USB berisi informasi klarifikasi fakta. Karena dia baru berusia 20 tahun lebih, saya rasa kebanyakan anak muda, akan bermain ponsel sepanjang hari. Dan konsep manusia biasa tentang ilmu pengetahuan dan ateisme berakar sangat mendalam di benak mereka, jadi sudah cukup baik bila mereka bisa memahami fakta dan mundur dari PKT serta organisasi mudanya. Kultivasi mungkin adalah hal yang tak terbayangkan bagi mereka. Namun, ibu saya yang adalah seorang praktisi, menyarankan saya membawa USB yang berisi buku Dafa berharga itu. Beruntung, akhirnya saya membawanya. Rasa arogan, dungu, dan konsep kaku saya hampir membuat teman saya ini kehilangan kesempatan untuk memenuhi hubungannya dengan Dafa. Saya merasa menyesal karena hal itu.

Kami menonton film animasi Up We Soar. Saat sang ibu dipukul oleh tahanan yang ditugaskan untuk mengawasinya di penjara, ibu tersebut ingin membalasnya namun dia ingat bahwa dia adalah praktisi Dafa jadi dia harus “…dipukul tidak membalas,…” (Ceramah 4, Zhuan Falun).

Sang ibu lalu berhenti membalas dan menurunkan tangannya. Saat kami menonton adegan ini, konsep manusia saya muncul. Saya cemas teman saya mungkin tidak mengerti dan mungkin merasa bahwa semua praktisi seperti AQ (karakter bodoh dari serial novel tahun 1921-1922). Namun, yang mengejutkan saya, saat dia menonton adegan ini, teman saya berkata bahwa sang ibu sangat luar biasa. Dia berkata, bila hal itu terjadi pada dirinya, dia akan membalas dendam. Saya tidak menyangka kesabaran praktisi meninggalkan kesan mendalam padanya.

Kami kemudian berbicara tentang perilaku buruk orang zaman sekarang karena kemerosotan moral, seperti menyerobot antrian dan memanfaatkan orang lain, dia tertawa dan berkata, “Bila hal semacam ini terjadi di masa lalu, saya tidak akan sabar. Namun sekarang saya belajar bahwa saya perlu menjadi toleran.” Saya terkejut. Dia bahkan tidak tahu mengapa praktisi harus dipukul tidak membalas, dia hanya melihat bagaimana praktisi Dafa berlatih Sejati-Baik-Sabar dan dia sudah bersedia mengikuti prinsip yang lebih tinggi tersebut.

Proses Mengklarifikasi Fakta Juga Adalah Proses Memeriksa Pemahaman Saya Sendiri tentang Fa

Awalnya saya berpikir bahwa saya perlu membicarakan semua topik sekaligus. Namun, setelah saya memberitahunya tentang frasa keberuntungan, dia dengan sendirinya mengajukan pertanyaan. Saat menjawab pertanyaan tersebut, saya akhirnya menjelaskan fakta padanya tanpa mengikuti naskah apapun. Hal yang sama terjadi kemudian saat saya mengklarifikasi fakta kepada teman lain. Terkadang saya bisa langsung mengingat Fa saat mereka menanyakan pertanyaaan tertentu. Namun beberapa pertanyaan mereka juga bisa membuat saya merasa bingung tentang bagaimana cara menjawabnya. Bahkan bila saya menjawabnya, saya akan terbata-bata. Saya mencari ke dalam dan menemukan bahwa itu terjadi karena saya masih tidak jelas dengan Fa pada aspek tersebut. Saya juga memerhatikan bahwa meski saya belajar Fa, kualitas belajar Fa saya mungkin tidak baik, terkadang bahkan saya tidak benar-benar larut dalam Fa.

Refleksi Diri dan Pikiran

Setelah pulang ke rumah, saya memikirkan tentang proses keseluruhan. Saya menemukan area yang belum saya lakukan dengan baik. Sebagai contoh, saat saya menyentuh topik penganiayaan, saya masih berbicara dengan elemen atau perasaan bagi rekan praktisi, dan mengungkapkan rasa marah serta kebencian terhadap pelaku kejahatan. Saat saya menemukan bahwa teman ini bisa menerima kebenaran dengan cukup baik, saya mulai berbicara dengan antusias dan tidak mempertimbangkan seberapa banyak yang dia bisa terima dengan hal yang saya katakan. Saya memintanya untuk menonton film Up We Soar tanpa bertanya apakah dia mau menontonnya. Film animasi ini alurnya cukup lamban dibandingkan film komersial biasanya, dan makhluk hidup sudah terbiasa dengan gaya film dengan visual yang menarik. Saya bisa merasakan bahwa di pertengahan dia merasa enggan untuk menonton lagi.

Meski dia memiliki pemahaman yang positif tentang Dafa dan tidak menyukai PKT, namun saya belum berhasil membujuknya mundur dari PKT serta organisasi mudanya. Mencari ke dalam, saya menemukan ini dikarenakan saya masih belum memahami dengan baik sebagian aspek tentang mundur dari PKT serta organisasi mudanya. Dengan pemahaman saya yang terbatas, kata-kata saya tidak banyak membawa energi untuk membuatnya tersentuh.

Melalui pengalaman klarifikasi fakta ini, saya menemukan bahwa belajar Fa saya tidak cukup mendalam serta saya belum sepenuhnya percaya pada Guru dan Fa. Jadi pikiran lurus saya tidak kuat dan sulit bagi saya memiliki kesabaran. Ini membuat saya kurang aktif mengklarifikasi fakta.

Dulu, salah satu alasan saya takut mengklarifikasi fakta adalah saya tidak pandai berbicara dan tidak bisa menjawab pertanyaan secara fleksibel seperti praktisi lain. Sebenarnya, saya takut dengan hal-hal yang tidak bisa saya kendalikan. Namun, seberapa besar yang bisa dikendalikan manusia biasa kecil seperti saya? Saat saya melihat betapa minimnya kepercayaan diri saya, saya sadar bahwa saya tidak percaya Guru mengatur segalanya. Saya tidak sepenuhnya yakin pada Guru dan Fa.

Ada juga hal lain. Sebelum mengklarifikasi fakta, juga penting untuk memancarkan pikiran lurus untuk menyingkirkan elemen jahat di balik makhluk hidup. Selama seminggu penuh sebelum saya bertemu dengan teman ini, saya pada dasarnya memancarkan pikiran lurus baginya setiap hari untuk menyingkirkan semua elemen jahat yang akan mencegahnya memahami kebenaran. Ini mungkin salah satu alasan mengapa dia menerima fakta kebanaran kali ini.

Kesimpulan

Terima kasih Guru atas pencerahan belas kasih serta bimbingan Anda, sehingga orang yang pemalu seperti saya bisa keluar mengklarifikasi fakta kepada orang-orang secara tatap muka. Saya penuh penyesalan karena tidak mengklarifikasi fakta ke lebih banyak orang yang saya kenal. Di antara mereka, mungkinkah juga adalah orang-orang yang berjodoh dengan Dafa seperti teman saya ini? Apakah mereka telah kehilangan kesempatan untuk memenuhi keberpihakan mereka pada Dafa karena saya tidak membawakan kebenaran bagi mereka?

Mulai sekarang, saya harus fokus mengklarifikasi fakta. Makhluk hidup bukan hanya menanti kebenaran, sebagian dari mereka juga menanti untuk belajar Dafa.

Tingkat kultivasi saya terbatas. Mohon dikoreksi bila ada yang bisa ditingkatkan.