(Minghui.org) Untuk pertama kalinya sejak pandemi COVID merebak tiga tahun lalu, keluarga Zhao Naiqian [pria] akhirnya diizinkan mengunjunginya di penjara pada 2 Februari 2023.

Zhao, berusia 60-an, mengatakan kepada saudara laki-laki dan perempuannya bahwa dia tidak bisa tidur nyenyak di malam hari karena suhu yang dingin dan tempat tidur yang tipis. Dia juga selalu lapar, karena penjara tidak pernah memberinya cukup makanan untuk dimakan. Saat dia berbicara, para penjaga yang berdiri di belakangnya menghentikannya.

Kakak laki-laki Zhao juga memperhatikan bahwa dia mengenakan sepasang sandal meskipun cuaca dingin dan dia hampir tidak bisa menjaga keseimbangannya saat berjalan.

Zhao, dari Kota Chengdu, Provinsi Sichuan, dijatuhi hukuman seumur hidup pada tahun 1995 karena berkolusi dengan seorang rekan dan mencuri suku cadang senilai 20.000 yuan dari tempat kerja mereka. Dia berlatih Falun Gong sebelum penganiayaan dimulai pada tahun 1999. Sejak itu dia menjadi sasaran penyiksaan tanpa henti selama 24 tahun terakhir. Mantan rekannya, yang juga dijatuhi hukuman seumur hidup, mendapat keringanan hukuman dan sudah lama dibebaskan 11 tahun lalu.

Sebelum saudara laki-laki dan perempuannya diizinkan berkunjung baru-baru ini, mereka diperintahkan untuk menandatangani perjanjian untuk membujuknya melepaskan Falun Gong dan perjanjian tersebut ditinjau oleh Komite Urusan Politik dan Hukum, sebuah badan ekstra-yudisial yang dibentuk untuk mengawasi penganiayaan.

Sejak penganiayaan dimulai, pihak berwenang menahan Zhao di enam penjara berbeda. Ibunya pergi ke berbagai penjara untuk mencarinya, hanya untuk diberi tahu dia tidak ada. Selama tujuh tahun yang panjang, dia tidak diizinkan untuk melihatnya. Zhao juga tidak diizinkan untuk menulis atau menelepon keluarganya.

Baru pada tahun 2012 ibunda Zhao memastikan bahwa dia ditahan di Penjara Jiazhou melalui Biro Administrasi Penjara Provinsi Sichuan. Dia mengunjunginya dua kali di Penjara Jiazhou, tetapi para penjaga kemudian tidak mengizinkan kunjungan lagi, dengan alasan dia juga berlatih Falun Gong. Dia mengajukan keluhan terhadap penjara, tetapi tidak berhasil.

Penjara Jiazhou terkenal karena menyiksa praktisi Falun Gong. Baru bulan lalu, tersiar kabar bahwa seorang mantan penyiar radio berusia 30 tahun dipukuli sampai mati di sana pada Desember 2022 saat menjalani hukuman lima tahun karena berlatih Falun Gong.

Tidak dapat bertemu Zhao, ibunya khawatir tentang siksaan yang mungkin dijatuhkan padanya. Kesehatannya memburuk dan dia meninggal dunia pada tahun 2019. Keluarga Zhao mengajukan permohonan agar dia dapat pulang ke rumah untuk terakhir kalinya, tetapi ditolak.

Ketika keluarganya kemudian diizinkan untuk mengunjunginya, dua penjaga selalu berdiri di belakangnya dan mencegahnya berbicara tentang penyiksaan yang dideritanya. Penjara juga membatasi dia untuk membeli kebutuhan sehari-hari, mengurangi batas pembelian bulanan 100 yuan menjadi 20 yuan, yang hampir tidak cukup untuk membeli apa pun.

Melalui saluran terbatas, keluarga Zhao mengetahui bahwa karena dia berbicara dengan orang lain tentang Falun Gong, penjara menahannya dalam isolasi dan mencegah orang lain untuk mendekatinya. Dalam beberapa tahun terakhir, dia ditahan di rumah sakit penjara, meskipun dia sangat sehat.

Memperoleh Falun Gong Selagi Menjalani Hukuman Seumur Hidup

Zhao, mantan karyawan Qianfeng Geyser Factory, dijatuhi hukuman seumur hidup karena mencuri 20.000 yuan material dari tempat kerjanya. Dia marah dan ingin membunuh hakim karena memberinya hukuman yang begitu berat.

Ketika ibunya mengunjunginya pada bulan Oktober 1997, dia memberinya buku Zhuan Falun, teks utama Falun Gong. Buku itu mengubah pandangan hidupnya. Dia menyesali kesalahannya dan melepaskan ide untuk membalas dendam. Dia menjadi orang yang lebih baik dan sering dipuji oleh para penjaga. Tetapi karena dia menolak untuk melepaskan keyakinannya, dia menjadi sasaran penganiayaan terus-menerus.

Laporan terkait dalam bahasa Inggris:

Sichuan Man Tortured, Denied Parole for Refusing to Renounce Falun Gong

Mr. Zhao Naiqian Suffering Cruel Torture in Prison

Learning Falun Dafa in a Detention Center in 1996, Mr. Zhao Naiqian Is Persecuted and Injected with Unknown Drugs

Mr. Zhao Nieqian: “Even Though My Physical Body Has Limited Endurance to the Brutal Torture, You Can Not Destroy My Belief