(Minghui.org) Sebanyak 1.320 insiden penangkapan atau gangguan terhadap praktisi Falun Gong karena keyakinan mereka dilaporkan pada bulan Maret dan April 2023.
Di antara 689 kasus penangkapan, 4 kasus terjadi antara tahun 2021 dan 2022, dan 685 kasus terjadi pada tahun 2023, termasuk 7 kasus pada bulan Januari, 158 kasus pada bulan Februari, 362 kasus pada bulan Maret, dan 158 kasus pada bulan April. Untuk 631 kasus gangguan, 25 kasus pada tahun 2022, dan 606 kasus pada tahun 2023, termasuk 8 kasus pada bulan Januari, 112 kasus pada bulan Februari, 372 kasus pada bulan Maret, dan 114 kasus pada bulan April. Karena penyensoran informasi yang ketat di Tiongkok, kasus penganiayaan tidak selalu dapat dilaporkan secara tepat waktu, juga tidak semua informasi tersedia.
Kasus yang baru dilaporkan terjadi di 23 provinsi dan 4 kabupaten yang dikontrol secara terpusat (Beijing, Chongqing, Shanghai, dan Tianjin). Jilin melaporkan kasus gabungan paling banyak (268 kasus) dari insiden penangkapan dan gangguan, diikuti oleh 214 kasus di Shangdong, 106 kasus di Liaoning, dan 102 kasus di Hubei. Enam belas wilayah memiliki kasus dua digit antara 10 dan 87 kasus. Tujuh wilayah lainnya memiliki kasus satu digit antara 1 dan 9 kasus.
Praktisi yang menjadi target berasal dari semua lapisan masyarakat dan termasuk seorang profesor perguruan tinggi, pegawai pemerintah, mantan guru musik, dan seorang seniman. Dua ratus tujuh belas praktisi berusia 60 tahun atau lebih ketika mereka ditangkap atau diganggu, termasuk 55 praktisi berusia 60-an tahun, 112 praktisi berusia 70-an tahun, 41 praktisi berusia 80-an tahun, dan 9 praktisi berusia 90-an tahun.
Dibandingkan dengan 624 total kasus penangkapan dan insiden gangguan yang dilaporkan pada bulan Januari dan Februari 2023, 1.320 kasus yang baru dilaporkan pada bulan Maret dan April mewakili peningkatan 116%. Penganiayaan intensif dipicu oleh dua peristiwa yang dianggap sensitif oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT), pertemuan politik tahunannya pada bulan Maret dan peringatan 24 tahun permohonan damai oleh 10.000 praktisi yang berlangsung pada tanggal 25 April 1999.
Selama apa yang disebut “hari-hari sensitif,” pihak berwenang sering mengintensifkan pengawasan dan gangguan terhadap praktisi, dalam upaya untuk mencegah mereka mengungkap penganiayaan kepada publik, termasuk berbicara dengan orang-orang secara langsung, mendistribusikan materi informasi, atau memposting informasi secara daring.
Beberapa praktisi yang menjadi sasaran telah ditangkap berkali-kali sejak penganiayaan dimulai. Salah satu contohnya adalah seorang pria yang baru saja dibebaskan dari hukuman 20 tahun karena menginterupsi sistem TV untuk menyiarkan informasi tentang Falun Gong. Contoh lain adalah seorang wanita yang pernah mengalami gangguan jiwa di tahanan akibat penyiksaan yang dialaminya.
Gangguan di Sekitar Hari Sensitif Politik
Kedua badan legislatif Tiongkok, Kongres Rakyat Nasional (NPC) dan badan penasehat politik utamanya, Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok (CPPCC), mengadakan pertemuan tahunan mereka (dikenal sebagai “dua sesi”) sekitar waktu yang sama setiap tahun (meskipun terpisah). Pertemuan CPPCC tahun ini dimulai pada tanggal 4 Maret dan pertemuan NPC dimulai keesokan harinya. Praktisi Falun Gong di seluruh Tiongkok diganggu sebelum “dua sesi.”
Pada akhir bulan Februari, polisi di Kota Luzhou, Provinsi Sichuan, mulai mengganggu praktisi setempat, termasuk Shi Bangcai, Tang Xuzhen, Deng Shimin, Li Yulan, dan Peng Gongshu. Polisi dan anggota staf komite pemukiman diperintahkan untuk mengambil foto praktisi untuk membuktikan bahwa mereka telah melakukan tugas mereka untuk “mengunjungi” praktisi. Jika mereka tidak bisa mengambil foto, mereka meminta anggota keluarga praktisi melakukannya untuk mereka.
Petugas juga memerintahkan praktisi untuk tidak keluar atau berbicara kepada orang-orang tentang Falun Gong selama “dua sesi.” Karena polisi tidak dapat menemukan Peng setelah dia pindah, mereka mencabut kartu identitasnya.
Dua praktisi di Kota Hefei, Provinsi Anhui, Lu Jinrong, 74 tahun, dan Xu Wanzhen, 80 tahun, rumahnya digeledah pada tanggal 24 Februari. Buku-buku Falun Gong dan foto pencipta Falun Gong mereka disita. Lu dibebaskan pada sore hari dan Xu kembali ke rumah pada malam hari. Polisi mengembalikan buku-buku Falun Gong Xu.
Di Kota Daqing, Provinsi Heilongjiang, polisi mengganggu praktisi setempat dengan datang langsung ke rumah mereka atau menelepon mereka. Kadang-kadang, mereka mengaku melakukan sensus untuk menipu para praktisi agar membuka pintu mereka.
Lima petugas datang di rumah Sun Shilian yang berusia 84 tahun di Kota Jiujiang, Provinsi Jiangxi, pada tanggal 2 Maret. Mereka menggeledah setiap kamar dan mengambil foto. Seorang petugas berusaha untuk mengambil foto pencipta Falun Gong yang dipajang di dalam ruangan tetapi dihentikan oleh Sun.
Sun mengatakan bahwa banyak penyakitnya, termasuk sirosis, asma, dan gastroenteritis, sembuh setelah dia berlatih Falun Gong. Namun karena memegang teguh keyakinannya, ia dipenjara selama 15 tahun dan hampir meninggal di penjara. Kepala polisi, Zhao, memerintahkannya untuk pergi ke kantor polisi keesokan paginya untuk menjawab beberapa pertanyaan. Sun menolak untuk mematuhi.
Empat petugas berpakaian preman mendekati Zhuang Li, penduduk Kota Rizhao, Provinsi Shandong, pada pagi hari, tanggal 4 Maret, saat dia sedang berjalan-jalan di lingkungan sekitar. Dia mendesak mereka untuk tidak berpartisipasi dalam penganiayaan dan mereka segera pergi.
Seorang praktisi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, serta tiga praktisi lanjut usia, bermarga Xu, Li, dan Wang, di Kota Changchun, Provinsi Jilin, juga diganggu pada awal bulan Maret. Polisi berusaha mengambil foto mereka, tetapi praktisi tidak mengizinkannya.
Qin Wei, seniman di Beijing, diganggu di rumahnya tiga kali pada bulan April sebelum peringatan “Permohonan Damai 25 April.” Polisi mengambil fotonya dan terkadang meneleponnya pada larut malam. Penduduk Beijing lainnya, He Xingguo, diawasi oleh pihak berwenang sepanjang waktu selama “dua sesi” di bulan Maret dan tiga hari antara tanggal 24 dan 26 April.
Di Shanghai, seorang petugas berpakaian preman mendekati penduduk setempat, Pei Shanzhen dan memintanya untuk mengkonfirmasi identitasnya ketika dia pergi untuk memberi penghormatan kepada leluhurnya selama Festival Pembersihan Makam pada tanggal 9 April 2023. Anggota staf komite perumahan mengetuk pintunya beberapa kali pada tanggal 22 April. Mereka mengatakan bahwa mereka akan memantau kesehariannya selama empat hari ke depan sampai peringatan permohonan damai 25 April berlalu.
Kasus gangguan lain seputar peringatan “Permohonan Damai 25 April” juga dilaporkan di Kota Fuyang, Provinsi Anhui, dan Kota Dezhou, Provinsi Shandong.
Ditangkap karena Berbicara untuk Falun Gong
Penangkapan Praktisi di Usia 90-an Tahun
Meng Zhaoyu, warga Beijing berusia 94 tahun, ditangkap pada tanggal 2 April 2023, setelah dilaporkan berbicara kepada orang-orang tentang Falun Gong. Dia diinterogasi di kantor polisi dari pukul 08:00 sampai pukul 03:00 keesokan harinya.
Praktisi lain, Xiang Deyu, warga Kota Suining berusia 90 tahun, Provinsi Sichuan, dilaporkan berbicara kepada orang-orang tentang Falun Gong di stasiun bus dan ditangkap pada awal bulan Maret 2023. Anggota staf komite perumahan memimpin polisi ke rumahnya untuk penggerebekan. Buku-buku Falun Gongnya disita.
Ketika membawanya pulang pada sore hari, anggota staf komite perumahan menunjukkan foto Xiang di ponselnya kepada petugas keamanan lingkungan. Dia berkata, “Kami tahu segalanya tentang apa yang dia lakukan dan kapan dia melakukannya.” Baru kemudian, Xiang menyadari bahwa dia telah berada di bawah pengawasan jangka panjang.
Polisi dan anggota staf komite perumahan mengganggu Xiang lagi pada tanggal 18 April 2023. Mereka berusaha mengambil fotonya, tetapi dia tidak mengizinkannya.
Ibu Penduduk Irlandia Setelah Diduga Menyebarluaskan Informasi
Cen Hua, pensiunan profesor di Universitas Bisnis Internasional dan Ekonomi di Beijing, ditangkap oleh polisi pada tanggal 14 April 2023, karena dicurigai menyebarkan informasi Falun Gong. Ibunya yang berusia 88 tahun dengan penyakit Alzheimer juga dibawa ke kantor polisi dan ditahan sebentar.
Putri Cen, Li Songyuan, yang saat ini tinggal di Irlandia, mengadakan konferensi pers di depan Konsulat Tiongkok pada tanggal 17 April 2023. Dia menyerukan pembebasan ibunya dengan segera. Richard Boyd Barrett, anggota dari salah satu dari tiga partai politik Irlandia, menghadiri konferensi pers dan mengatakan bahwa dia mendukung usaha Li.
Barrett mengatakan bahwa penganiayaan terhadap sekelompok kultivator damai menyoroti sifat sebenarnya dan kejahatan PKT. Dia menuntut agar PKT segera membebaskan Profesor Cen Hua dan segera mengakhiri penganiayaan brutal terhadap jutaan praktisi Falun Dafa.
Konferensi pers di depan Konsulat Tiongkok di Irlandia menyerukan pembebasan segera praktisi Falun Gong Beijing, Cen Hua, pada tanggal 17 April.
Pegawai Pemerintah Hubei Menghadapi Penuntutan Karena Memasang Poster Falun Gong
Fan Jinhe, pegawai pemerintah dari Kota Anlu, Provinsi Hubei, ditangkap pada tanggal 26 Januari 2023 karena memasang poster tentang manfaat kesehatan dari Falun Gong.
Sehari sebelum penangkapan Fan, polisi menggeledah rumahnya dan menyita komputer, printer, dan poster Falun Gong. Petugas mengklaim bahwa mereka melihat Fan memasang poster di video pengawasan. Karena Fan tidak ada di rumah ketika mereka datang, mereka segera pergi dan kembali keesokan harinya untuk menangkapnya.
Penangkapan Fan disetujui pada tanggal 24 Februari 2023. Sekarang, polisi bersiap untuk menyerahkan kasusnya ke Kejaksaan dengan menuduhnya “merusak penegakan hukum dengan organisasi kultus,” dalih standar yang digunakan untuk mengkriminalisasi praktisi Falun Gong.
Wanita 26 tahun Ditangkap dan Diinterogasi karena Berbicara kepada Orang-orang tentang Falun Gong
Seorang wanita berusia 26 tahun di Kota Nanjing, Provinsi Jiangsu, yang telah mempelajari Falun Gong belum lama ini ditangkap pada tanggal 20 Februari 2023. Dia ditangkap saat berbicara dengan orang-orang tentang keyakinannya.
Polisi mengikat Zhang Jue ke alat penyiksaan bangku harimau, menyinari matanya dengan sinar yang sangat terang, dan menginterogasinya sepanjang malam tanpa membiarkannya tidur. Mereka membawanya ke rumah sakit keesokan harinya untuk pemeriksaan fisik dan mengambil sampel darah yang di luar dari keinginannya. Tiga petugas membawanya kembali ke tempat dia ditangkap dan mengambil fotonya untuk dijadikan barang bukti.
Zhang dibebaskan setelah ditahan di Kantor Polisi Yongyang selama tujuh hari pada tanggal 27 Februari.
Ilustrasi penyiksaan: Bangku harimau.
Wanita Liaoning Menghadapi Penuntutan karena Berbicara kepada Orang-Orang tentang Keyakinannya
Qi Sumei, berusia 64 tahun, dari Kabupaten Heishan, Provinsi Liaoning, dilaporkan karena berbicara kepada orang-orang tentang Falun Gong di pasar petani pada tanggal 1 Maret 2023. Polisi menangkapnya dan membawanya ke Pusat penahanan Kota Jinzhou. Karena tekanan darahnya yang tinggi, dia ditolak masuk dan dibebaskan dengan jaminan.
Qi pergi ke Kantor Keamanan Domestik Kabupaten Heishan pada tanggal 21 Maret 2023 dan mencoba membujuk ketuanya Wang Zhen untuk tidak lagi berpartisipasi dalam penganiayaan. Wang menolak untuk mendengarkan dan berusaha membawanya ke Kejaksaan Kota Linghai. Qi memegang erat kursi yang dia duduki di kantor Keamanan Domestik dan petugas tidak bisa memindahkannya. Setelah satu jam kebuntuan, mereka membiarkannya pulang.
Wang dan beberapa petugas dari Kejaksaan pergi ke rumah Qi pada tanggal 27 Maret dan memerintahkannya untuk pergi bersama mereka ke kantor polisi untuk menjawab beberapa pertanyaan. Qi menolak untuk membiarkan mereka masuk. Putranya, yang mengunjunginya dan suaminya, mengatakan kepada polisi bahwa ayahnya, seorang pasien stroke, gemetar setelah ketakutan oleh mereka dan mereka akan dimintai pertanggungjawaban jika kondisinya memburuk karena tekanan jiwa. Polisi segera pergi.
Dua panitera dari Pengadilan Kota Linghai datang bersama polisi ke rumah Qi pada tanggal 3 April. Mereka memberi tahu dia bahwa dia telah didakwa. Putranya menandatangani surat dakwaan untuknya.
Nona Qi berkata kepada mereka, “Saya tidak melanggar hukum apa pun.”
Panitera menjawab, “Setelah hakim memvonis Anda, Anda akan menjadi penjahatnya.” Kemudian, dia pergi.
Wanita Hebei Ditangkap Setelah Dua Tahun Dipindahkan dan Menghadapi Penuntutan di Provinsi Terdekat
Saat Ma Xiujuan sedang berjalan menyusuri jalan di Kota Nanying, Kota Shijiazhuang, Provinsi Hebei, pada tanggal 1 April 2023, wanita berusia 52 tahun itu tiba-tiba ditangkap oleh polisi yang mengklaim bahwa dia terlihat seperti seorang praktisi Falun Gong di daftar pencarian mereka.
Polisi mencarinya dan menemukan bahwa dia memang orang yang dicari oleh Kejaksaan Kota Xinzhou di Provinsi Shanxi terdekat. Mereka menghubungi polisi di Xinzhou, yang kemudian datang pada tanggal 4 April dan membawanya ke sana.
Penderitaan Ma berawal dari penangkapan sebelumnya pada tanggal 21 November 2019 oleh polisi di Kota Yuanping, Provinsi Shanxi, yang berada di bawah wilayah hukum Xinzhou. Empat bulan sebelum penangkapannya, orang tuanya, yang tinggal di Yuanping, ditangkap bersama sepuluh praktisi lainnya. Menduga bahwa Ma bekerja dengan para praktisi ini dalam meningkatkan kesadaran tentang penganiayaan, polisi juga menangkapnya.
Ma ditahan di Pusat Penahanan Kota Xinzhou dan dibebaskan dengan jaminan setelah 37 hari. Pada akhir tahun 2020, Guo Zhihong, mantan kepala Kantor Keamanan Domestik Kota Yuanping, menyerahkan kasusnya ke Kejaksaan Distrik Xinfu di Kota Xinzhou.
Ma menyewa pengacara untuk mewakilinya. Tetapi, jaksa Hou Xuming mempersulit pengacara dan tidak mengizinkannya meninjau dokumen kasusnya.
Setelah menyetujui penangkapan Ma pada bulan Mei 2021, Hou memerintahkannya untuk menjawab beberapa pertanyaan di Kejaksaan dan mengancam akan menghukumnya jika dia tidak hadir.
Untuk menghindari hukuman, Ma menjauh dari rumah dan kemudian dimasukkan ke dalam daftar orang yang dicari oleh Kejaksaan.
Empat petugas di Shijiazhuang masuk ke rumah ibu mertua Ma yang berusia 90 tahun pada suatu hari, pada pukul 03:00 dini hari di bulan Juli 2022 untuk mencarinya. Para petugas menyatakan bahwa mereka diminta oleh polisi di Xinzhou untuk mencari Ma. Seluruh keluarga sangat ketakutan.
Ketika keluarga melaporkan penganiayaan tersebut ke Minghui.org, polisi di Xinzhou mengancam mereka dan menuduh mereka “berkolusi dengan pasukan asing anti-Tiongkok.”
Penganiayaan Tanpa Henti
Wanita Shanghai Ditangkap untuk Keenam Kalinya karena Keyakinannya
Seorang warga Shanghai yang akan naik kereta dihentikan oleh polisi kereta api dan tasnya digeledah pada tanggal 4 April 2023. Polisi menangkap Ying Yu setelah menemukan flash drive berisi informasi tentang Falun Gong. Rumahnya digeledah di kemudian hari dan sejak itu dia ditahan di Pusat Penahanan Distrik Changning.
Ying Yu.
Ini adalah keenam kalinya Ying, berusia sekitar 50 tahun, ditangkap karena keyakinannya pada Falun Gong. Tak lama setelah dimulainya penganiayaan pada tahun 1999, Ying ditangkap karena pergi ke Beijing untuk memohon hak untuk berlatih Falun Gong dan dihukum dua tahun di kamp kerja paksa.
Ying bepergian dengan ibunya, Jin Yuehua, ke Kota Guangzhou, Provinsi Guangdong, pada tanggal 2 Juni 2006 untuk mengunjungi seorang kerabat. Dia meninggalkan dompetnya di kereta api. Ketika dia mengingatnya, pramugari telah menyerahkan dompet itu kepada polisi, yang menemukan materi Falun Gong di dalamnya, menangkap Ying ketika dia kembali ke stasiun kereta api untuk mencari dompetnya.
Polisi kereta api Guangzhou memberi tahu rekan mereka di Shanghai, yang kemudian datang dan mengawal Yang dan ibunya kembali, dan menahan mereka di Pusat Penahanan Distrik Putuo. Sementara itu, lebih dari sepuluh petugas menggeledah rumah Ying dan menyita komputer serta buku-buku Falun Gongnya.
Kemudian, kedua wanita itu dibawa ke Sekolah Pendidikan Hukum Shanghai (pusat pencucian otak yang disamarkan) dan ditahan di sana selama tiga bulan. Polisi dan anggota staf komite pemukiman terus mengganggu mereka setelah mereka dibebaskan. Majikan Ying juga ditekan untuk memecatnya. Saat Ying menemukan pekerjaan baru, polisi mengganggu majikan barunya lagi dan memaksa mereka memecatnya.
Ying ditangkap lagi pada tanggal 22 Februari 2008 ketika dia sedang menonton Pertunjukan Seni Shen Yun yang disiarkan oleh New Tang Dynasty TV di rumah bersama sepuluh praktisi lansia lainnya. Polisi masuk dan membawa semua praktisi ke Pusat Penahanan Distrik Putuo. Sebagian besar dari mereka ditahan selama beberapa bulan.
Penangkapan Ying selanjutnya adalah pada tanggal 25 Mei 2008. Rumahnya digeledah dan dia ditahan di Pusat Penahanan Distrik Putuo selama sebulan sebelum dibebaskan dengan jaminan.
Ying ditangkap lagi beberapa minggu kemudian pada tanggal 16 Juli 2008. Polisi menuduhnya menulis surat kepada Jacques Rogge, presiden Komite Olimpiade Internasional, tentang pelanggaran hak asasi manusia di Tiongkok, khususnya penganiayaan terhadap keluarganya. Karena Olimpiade Beijing akan dimulai tiga minggu lagi, polisi mengatakan bahwa dia menulis surat itu adalah masalah serius. Dia ditahan selama sebulan dan dibebaskan pada tanggal 15 Agustus.
Beberapa petugas berpakaian preman masuk ke rumah Ying pada pukul 07.00, tanggal 18 April 2017 dan menangkapnya. Dengan surat perintah penggeledahan kosong, mereka menggerebek rumahnya. Dia pertama kali ditahan di pusat penahanan dan kemudian dipindahkan ke pusat pencucian otak. Karena dirahasiakan keberadaannya, ibunya yang berusia 80-an tahun, sering mendatangi kantor polisi untuk menuntut pembebasannya. Polisi menolak untuk membebaskannya dengan alasan dia tidak melepaskan Falun Gong.
Setelah Dipenjara Selama 17 Tahun, Pria Hunan Ditangkap Lagi Karena Berlatih Falun Gong
Setelah menjalani satu hukuman kamp kerja paksa dan dua hukuman penjara dengan total 17 tahun, seorang warga Kota Xiangtan, Provinsi Hunan, ditangkap lagi karena keyakinannya pada Falun Gong.
Beberapa petugas masuk ke rumah Yang Shiyi pada tanggal 20 Februari 2023 dan membawanya ke Pusat Penahanan Kota Xiangtan. Polisi menelepon putranya keesokan harinya dan memintanya untuk mengantarkan beberapa pakaian kepada ayahnya. Mereka juga mengklaim bahwa Yang dan lima praktisi lainnya memasang spanduk berisi informasi tentang Falun Gong dan mereka berhasil menangkapnya (sementara lima praktisi lainnya melarikan diri). Tetapi, Yang membantah pernah memasang spanduk yang dituduhkan itu.
Yang menjadi tertarik pada latihan spiritual sejak dia masih muda. Dia melakukan perjalanan ke seluruh negeri untuk mencari latihan lurus tetapi tidak menemukannya. Ketika Falun Gong diperkenalkan ke publik pada tahun 1992, dia tertarik pada ajarannya yang mendalam dan mulai berlatih. Ibunya, mantan biarawati yang dipaksa menikah selama kampanye politik rezim komunis, merasa sangat bahagia untuknya.
Setelah penganiayaan dimulai, Yang menghabiskan waktu yang sangat terbatas dengan keluarganya karena penangkapan dan penahanan berulang kali. Ketika dia tidak dalam tahanan, dia dan keluarganya juga menghadapi gangguan tanpa henti dari pihak berwenang.
Yang dijatuhi hukuman 1,5 tahun di Kamp Kerja Paksa Xinkaipu setelah ditangkap karena berbicara dengan orang-orang tentang Falun Gong pada tahun 2000. Dia ditangkap lagi pada bulan Maret 2003 karena membagikan materi informasi Falun Gong dan dihukum delapan tahun di Penjara Wangling. Dia ditahan di pusat pencucian otak selama sebulan setelah penangkapan lainnya pada tanggal 27 September 2011. Penangkapan berikutnya adalah pada tanggal 14 Januari 2013 karena membagikan materi informasi Falun Gong. Dia dihukum 7,5 tahun di Penjara Wangling. Ibunya patah hati dan meninggal setahun kemudian.
Ketika Yang dibebaskan pada bulan Juli 2020, dia mengambil tanggung jawab untuk merawat ayah dan putranya yang berusia 98 tahun yang mengalami gangguan jiwa.
Ayah Yang mengalami patah pinggul dan terbaring di tempat tidur pada awal tahun 2022. Yang membersihkan dan memasak untuknya, tanpa meminta bantuan dari saudara laki-laki dan ipar perempuannya. Dua bulan setelah ayahnya meninggal, Yang ditangkap lagi karena keyakinannya.
Pria Gansu Diganggu Terus-menerus Setelah Dihukum 20 Tahun Karena Keyakinannya
Ketika Wei Junren akhirnya kembali ke rumah pada tanggal 13 Agustus 2022, setelah menjalani hukuman 20 tahun karena menginterupsi TV kabel untuk mengungkap propaganda fitnah Partai Komunis Tiongkok terhadap Falun Gong, dia sangat terpukul melihat rumahnya yang runtuh.
Karena tidak punya tempat tujuan, warga Kabupaten Jingchuan, Provinsi Gansu, berusia 54 tahun, harus tinggal di rumah saudara laki-lakinya selama beberapa hari. Namun, polisi menemukannya dan terus mengganggunya di tempat saudaranya.
Bersembunyi dari polisi untuk menghindari gangguan menjadi norma baru dalam kehidupan Wei. Juga karena gangguan tersebut, tidak ada majikan yang berani mempertahankannya sehingga ia terpaksa sering berganti pekerjaan.
Selama hari-hari awal masa hukuman penjara Wei, istrinya mempercayakan orang tuanya untuk membantu merawat dua anak laki-laki mereka sementara dia bekerja di Lanzhou (ibu kota Provinsi Gansu) untuk menghidupi seluruh keluarga. Namun karena keracunan gas yang tidak disengaja, dia meninggal pada tanggal 19 Januari 2006.
Kedua anak laki-laki Wei putus sekolah pada usia sekitar 15 tahun dan meninggalkan rumah untuk mencari nafkah.
Orang tuanya yang lanjut usia meninggal satu demi satu pada tahun 2020, sebelum dia dibebaskan.
Wei ditangkap pada bulan Agustus 2002 atas tindakannya yang berani dalam meningkatkan kesadaran tentang penganiayaan dan dihukum 20 tahun. Dua belas praktisi lainnya juga dihukum dan dijatuhi hukuman penjara mulai dari 7 sampai 20 tahun. Dua praktisi meninggal akibat penyiksaan di penjara.
Pihak Berwenang Terus Menganiaya Wanita Lansia yang Menderita Gangguan Mental Akibat Penyiksaan
Li Zhongfang, warga Kota Chengdu, Provinsi Sichuan, mengalami gangguan mental setelah diberi obat beracun saat menjalani hukuman penjara 3,5 tahun karena berlatih Falun Gong. Kondisinya tidak pernah membaik setelah dibebaskan pada awal tahun 2021 dan dia masih berjuang untuk merawat dirinya sendiri. Meskipun demikian, pihak berwenang terus-menerus mengganggu dan mengintimidasi putrinya.
Pada akhir bulan September 2022, hari pertama setelah penguncian COVID selama dua minggu di Kota Chengdu, Provinsi Sichuan, dicabut, putri Li keluar namun dihentikan oleh petugas polisi dan anggota staf komite perumahan yang menuntut untuk bertemu dengan ibunya. Setelah dia menolaknya, mereka mengikutinya jauh-jauh. Ketika dia kembali pada malam hari, dua orang yang sama bersama dengan dua anggota staf komite perumahan lainnya, masih berdiri di luar rumahnya. Mereka tidak pergi sampai tengah malam.
Selama beberapa hari berikutnya, polisi dan pejabat komite perumahan terus menelepon putri Li. Polisi juga berusaha mencari tahu alamat Li melalui manajemen properti subdivisi putrinya.
Karena polisi bersikeras bahwa mereka menemukan Li, putrinya bertanya apa yang mereka inginkan, dengan Li yang sudah menderita gangguan mental. Seorang petugas mengatakan bahwa dia tahu tentang situasi Li, tetapi dia harus menemuinya secara langsung dan memintanya untuk menandatangani pernyataan untuk melepaskan Falun Gong, sesuai perintah dari atas.
Kemudian, putri Li membenarkan bahwa Yin Shunyao, anggota Komite Urusan Politik dan Hukum Kota Chengdu dan direktur Pusat Pencucian Otak Xinjin, memerintahkan satuan tugas khusus untuk mengincar setiap praktisi Falun Gong setempat dan memaksa mereka menandatangani pernyataan untuk melepaskan Falun Gong Gong. Seorang petugas mengungkapkan bahwa mereka mulai mengumpulkan informasi tentang Li dan putrinya tahun lalu.
Untuk menghindari gangguan polisi lebih lanjut, putri Li pindah ke lingkungan lain.
Ketika putri Li mengunjunginya pada tanggal 2 Oktober 2022, dia melihat seorang pemuda melihat ke unit apartemen Li. Dia melihat sekeliling dan melihat futon di lorong dekat lift. Ketika dia berjalan ke bawah, pria itu juga mengikutinya.
Putri Li mengetahui bahwa banyak tetangga mengeluh tentang pria yang tinggal di lorong. Beberapa warga melihatnya merokok di sana pada tengah malam. Ketika mereka bertanya apa yang dia lakukan di sana, dia melambaikan tangannya dan mengatakan bahwa itu bukan urusan mereka. Banyak warga juga melaporkan bahwa orang asing sering mengetuk pintu mereka dengan berbagai macam alasan. Mereka merasa sangat tidak aman dan gugup. Namun ketika mereka mengadu ke manajemen properti, mereka tidak pernah mendapat tanggapan.
Diberi Narkoba dalam Penahanan
Li ditangkap saat membeli bahan makanan pada tanggal 1 Agustus 2017. Dia melakukan mogok makan di Pusat Penahanan Kota Chengdu untuk memprotes penganiayaan dan dicekoki makan secara paksa. Menurut orang dalam, para penjaga menambahkan sejumlah besar bubuk putih ke dalam makanan yang diberikan kepadanya.
Kemudian, Li dibawa ke Rumah Sakit Distrik Qingyang yang berafiliasi dengan pusat penahanan. Para penjaga memborgolnya ke tempat tidur. Dia diberi infus konstan, namun perawat menolak untuk mengungkapkan apa yang ada di dalamnya.
Li tampak sangat lemah ketika dia diadili di Pengadilan Distrik Qingyang pada tanggal 10 April 2018. Tubuhnya gemetar dan bibirnya berkedut. Butuh waktu lama baginya untuk menjawab satu pertanyaan, namun dia tidak bisa berbicara dengan jelas atau mengekspresikan dirinya sepenuhnya.
Kemudian, Li dijatuhi hukuman 3,5 tahun dan dibawa ke Penjara Wanita Provinsi Sichuan di Kota Chengdu pada tanggal 2 Juli 2018. Dia mengalami berbagai macam penyiksaan dan pemukulan. Para penjaga tidak mengizinkan keluarganya untuk mengunjunginya.
Ketika dia dibawa ke Bangsal Ketiga di penjara pada tanggal 11 Juli 2018, para narapidana memaksanya mengenakan seragam penjara dan memotong rambutnya. Dia ditahan di kamar 412, di mana praktisi Falun Gong yang menolak melepaskan keyakinannya disiksa. Narapidana memukulinya sepanjang malam hingga dini hari.
Kemudian, penjaga mulai memaksa Li untuk minum obat psikiatris, dengan alasan dia mengalami gangguan mental. Mereka bahkan mencoba memaksa keluarganya untuk membawanya ke evaluasi psikiatris, dan membujuknya untuk bekerja sama dan meminum obat-obatan. Keluarganya menolak untuk mematuhi. Mereka berpendapat bahwa dia sangat sehat sebelum ditangkap dan bertanya mengapa dia menderita kondisi tersebut selama dalam tahanan. Jika dia benar-benar sakit, penjara harus membebaskannya dengan alasan medis agar dia bisa sembuh. Namun, pihak berwenang menolak permintaan pembebasan bersyarat mereka dengan alasan bahwa prosedurnya sulit diselesaikan.
Menurut orang dalam, Li dipaksa minum obat yang tidak diketahui dua kali sehari, setiap hari selama dua tahun. Penjara juga memantau apakah dia mengkonsumsi narkoba melalui kamera pengintai. Pada bulan September 2018, hanya dua bulan setelah dibawa ke penjara, kondisi mentalnya sudah parah. Dia akan berbaring di tempat tidur sambil meneteskan air liur. Dia juga meludah dan sering dalam keadaan linglung. Matanya kusam, kurus, dan lemah.
Selama beberapa hari pertama setelah Li dibebaskan pada awal tahun 2021, kondisinya relatif stabil. Keluarganya menduga dia diberi obat penenang. Seiring berjalannya waktu, dia menjadi maniak dan terkadang mengunci diri di kamar. Dia tidak dapat membedakan siang dari malam. Kadang-kadang, dia mengucapkan beberapa patah kata tentang penyiksaan yang dia alami di penjara. Tetapi, dia tampak sangat gugup dan sensitif ketika keluarganya bertanya tentang obat-obatan beracun.
Laporan terkait:
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org