(Minghui.org) Pada April 2023 mencatat 128 kasus praktisi Falun Gong di Tiongkok yang dijatuhi hukuman karena keyakinan mereka, menambah jumlah vonis hukuman yang dikonfirmasi tahun ini menjadi 471 kasus.

Di antara kasus-kasus yang baru didokumentasikan, 30 terjadi antara 2016 dan 2021, 8 kasus terjadi pada 2022, dan 90 kasus pada 2023. Keterlambatan pelaporan disebabkan oleh sensor informasi yang ketat di bawah rezim komunis Tiongkok, yang berusaha untuk mempertahankan penganiayaan di bawah tanah untuk menghindari pengawasan internasional.

Praktisi yang dihukum berasal dari 17 provinsi dan 4 kotamadya yang dikontrol secara terpusat (Beijing, Chongqing, Shanghai, dan Tianjin). Heilongjiang melaporkan kasus terbanyak yakni 20 kasus. Liaoning menempati peringkat kedua dengan 15 kasus. Empat wilayah lainnya, termasuk Hebei, Jilin, Beijing, dan Shandong, juga masing-masing mencatat angka dua digit. 15 wilayah yang tersisa memiliki antara 1 dan 6 kasus.

Hukuman penjara praktisi berkisar antara enam bulan hingga sembilan tahun. Seorang wanita dijatuhi hukuman tujuh tahun, terlepas dari kenyataan bahwa dia telah menjadi buta karena penyiksaan sebelumnya dalam tahanan.

Di antara 58 praktisi yang usianya diketahui, mereka berusia antara 35 sampai 86 tahun ketika mereka dijatuhi hukuman, termasuk 16 praktisi berusia 60-an, 21 praktisi berusia 70-an, dan 4 praktisi berusia 80-an. Di antara empat praktisi berusia 80-an, satu menerima empat tahun, dua dijatuhi hukuman tiga tahun dan yang keempat dijatuhi hukuman dua tahun. Seorang wanita berusia 71 tahun dijatuhi hukuman dua tahun setelah dia sebelumnya menderita stroke saat dalam tahanan.

Salah satu praktisi yang dihukum adalah ibu dari dua warga negara AS. Salah satu anak adalah penari utama dari perusahaan Pertunjukan Seni Shen Yun yang berbasis di New York, yang telah berkeliling dunia untuk menyebarkan budaya tradisional Tiongkok dan meningkatkan kesadaran tentang kejahatan HAM di Tiongkok. Seorang ibu lain, yang memiliki anak laki-laki kelas lima dan seorang anak perempuan yang duduk di bangku SMA, juga termasuk di antara para praktisi yang baru dihukum. Wanita ketiga dijatuhi hukuman saat masih berduka atas meninggalnya suaminya, yang meninggal dua bulan setelah penangkapannya.

Pihak berwenang melanggar setiap langkah prosedur hukum dalam menghukum praktisi, dari menangkap dan menginterogasi mereka secara ilegal, hingga mendakwa dan akhirnya menghukum mereka. Ketika seorang petugas polisi mencoba memaksa seorang ayah tunggal untuk menandatangani dokumen kasusnya, dia mengancamnya, “Jangan berpikir untuk keluar dari sini hidup-hidup jika kamu tidak menandatanganinya. Ada begitu banyak kasus ilegal di Tiongkok. Saya tidak keberatan menambahkan satu lagi. Tidak masalah bagi siapa pun jika Anda mati.”

Di Provinsi Shandong, seorang hakim memposting hadiah 40.000 yuan bagi orang-orang yang dapat memberi informasi mengenai pemilik restoran pangsit yang dipaksa tinggal jauh dari rumah, untuk menghindari penganiayaan karena berbicara kepada pelanggannya tentang Falun Gong.

Hakim lain di Provinsi Gansu menunjuk dua pengacara untuk mewakili seorang praktisi Falun Gong dan mengajukan pengakuan tidak bersalah untuknya, meskipun dia sudah memiliki pengacara, yang akan mengajukan pengakuan tidak bersalah atas namanya.

Setelah seorang wanita Heilongjiang dijatuhi hukuman 4,5 tahun dengan enam bulan tahanan rumah, hakim memerintahkan dia untuk segera menjalani hukumannya dan tidak mengizinkan dia untuk menghubungi siapa pun, termasuk meminta pengacaranya untuk mengajukan banding untuknya.

Berikut ini adalah ringkasan dari kasus hukuman tertentu. Daftar lengkap praktisi yang dihukum dapat diunduh di sini (PDF).

Tragedi Keluarga

Ibu dari dua warga AS, termasuk penari utama Shen Yun, dijatuhi hukuman empat tahun

Setelah kehilangan ayahnya karena penganiayaan Falun Gong, Steven Wang, seorang penari utama Shen Yun, mendapat pukulan berat ketika ibunya baru-baru ini dijatuhi hukuman penjara ketiga, juga karena berlatih Falun Gong.

Ini adalah kesebelas kalinya Liu Aihua, seorang warga Kota Shaoyang, Provinsi Hunan, berusia 69 tahun, ditangkap karena keyakinannya.

Penangkapan terakhir Liu pada 7 Juli 2022, terjadi hanya dua tahun setelah dia selesai menjalani hukuman tiga tahun sebelumnya. Dia ditahan di Pusat Penahanan No. 4 Kota Changsha. Pengadilan Kota Liuyang, yang telah ditunjuk untuk menangani semua kasus Falun Gong di wilayah tersebut, menjatuhkan hukuman empat tahun pada 10 Maret 2023.

Steven Wang dan saudara perempuannya Lydia Wang, keduanya warga negara AS, menduga bahwa hukuman terhadap ibu mereka adalah upaya otoritas komunis untuk menghalangi karir tari Steven di Shen Yun.

Shen Yun adalah kelompok tari yang berbasis di New York dengan misi untuk menghidupkan kembali budaya tradisional Tiongkok berusia 5.000 tahun. Potongan cerita yang mengekspos penganiayaan Falun Gong adalah bagian yang konsisten dari produksinya, yang menyoroti penindasan spiritualitas modern ditangan komunis Tiongkok.

Ketika ayah Steven meninggal karena komplikasi kesehatan akibat penyiksaan di penjara pada akhir tahun 2009, Steven baru saja memulai musim tur baru bersama Shen Yun. Dia tidak tahu tentang kematian ayahnya sampai sebulan kemudian ketika dia menelepon ke rumah. Karena penganiayaan yang sedang berlangsung di Tiongkok, dia tidak bisa kembali untuk menghadiri pemakaman ayahnya.

Ketika Steven menikah pada tahun 2017, dia mengundang ibunya ke AS untuk menghadiri pernikahannya, hanya untuk diberitahu bahwa ibunya ditangkap sebelum dia bisa meninggalkan Tiongkok. Penangkapan itu menyebabkan hukuman penjara tiga tahun.

Setelah mengalami bertahun-tahun penahanan dan penyiksaan, Liu menderita banyak penyakit termasuk tekanan darah tinggi dan diabetes. Steven dan Lydia mengatakan mereka sangat khawatir tentang ibu mereka. Mereka menyerukan kepada masyarakat internasional untuk menyelamatkannya.

Sekarang dirinya menjadi seorang ayah, Steven menantikan hari ketika dia dapat bersatu kembali dengan ibunya dan memiliki tempat yang dapat dia sebut rumah seutuhnya.

Ayah Tunggal Divonis Hukuman Penjara Kedua

Seorang ayah berusia 53 tahun di Kota Zhongwei, Daerah Otonomi Ningxia, diadili pada 31 Maret 2023, dan dijatuhi hukuman lima tahun pada 13 April.

You Haijun dulu bekerja sebagai teknisi kendaraan. Istrinya menceraikannya kurang dari setahun setelah putri mereka lahir. Bayi perempuan, You Qing, sering jatuh sakit. Dia menderita epilepsi ketika dia berusia tiga tahun. Setiap kali dia mengalami episode, mulutnya akan berbusa dan kehilangan kesadaran.

You mencari banyak perawatan untuk putrinya, tetapi tidak ada yang bisa menyembuhkannya. Pada tahun 2004, ketika putrinya berusia empat tahun, You mendengar tentang manfaat kesehatan Falun Gong dan mengajarinya latihan. Tiga hari kemudian, putrinya berhenti mengalami episode tersebut dan pulih. You juga mulai berlatih Falun Gong sendiri dan asmanya juga lenyap.

Pada 16 Mei 2021, You dihentikan oleh polisi di dekat sekolah menengah. Polisi menangkapnya setelah menemukan 39 eksemplar buklet Falun Gong dan dua ponsel di kotak atas sepeda motornya. Polisi juga menuduhnya membagikan 12 buklet Falun Gong yang ditemukan di lingkungan sekitar. Sebanyak 51 buklet, 88 buku elektronik Falun Gong, 39 file audio, dan delapan gambar yang ditemukan di ponselnya diserahkan oleh polisi sebagai bukti penuntutan terhadapnya.

Kejaksaan Distrik Shapotou mendakwa You pada 25 Agustus 2021, dan meneruskan kasusnya ke Pengadilan Distrik Shapotou. Selama persidangan pada 31 Maret 2023, pengacara You mengajukan pembelaan tidak bersalah untuknya. Putrinya muncul di pengadilan sebagai pembela keluarganya.

Pengacara You berargumen bahwa bukti penuntutan yang diajukan oleh polisi tidak dapat mendukung tuduhan bahwa You "mengganggu penegakan hukum dengan organisasi kultus," dalih standar yang digunakan untuk memfitnah praktisi Falun Gong. Dia berkata bahwa tidak ada hukum yang mengidentifikasi Falun Gong sebagai kultus. Kenyataanya adalah Administrasi Umum Pers dan Publikasi mencabut larangan literatur Falun Gong pada tahun 2011 berarti kliennya tidak melanggar hukum apa pun dalam memiliki atau membagikan materi Falun Gong.

You bersaksi untuk dirinya sendiri dan mempertahankan bahwa dirinya tidak bersalah karena berlatih Falun Gong dan membagikan materi Falun Gong.

You juga bersaksi bahwa Zhou Xu, direktur Kantor Keamanan Domestik Kabupaten Zhongning, menginterogasinya di pusat penahanan lokal dan memerintahkannya untuk menandatangani dokumen kasus. Zhou menjadi marah karena You menolak untuk menandatanganinya. Zhou mengancamnya, “Jangan berpikir untuk keluar dari sini hidup-hidup jika Anda tidak menandatanganinya. Ada begitu banyak kasus ilegal di Tiongkok. Saya tidak keberatan menambahkan satu lagi. Tidak masalah bagi siapa pun jika Anda mati.”

Keluarga You yang hadir di persidangan terkejut mengetahui bahwa Zhou telah membuat ancaman seperti itu. Zhou yang juga hadir dalam sidang tersebut langsung meninggalkan ruang sidang.

Jaksa merekomendasikan hukuman berat dengan alasan bahwa You adalah pelanggar berulang, mengutip hukuman 3,5 tahun yang diberikan kepadanya oleh Pengadilan Kabupaten Zhongning pada 30 Mei 2014, juga karena berlatih Falun Gong.

Hakim mengumumkan pada 13 April 2023, bahwa You dijatuhi hukuman lima tahun dengan denda 10.000 yuan. Pusat penahanan awalnya mengizinkan keluarga You untuk mengunjunginya pada 29 April, tetapi membatalkan keputusan mereka dua hari sebelum kunjungan.

Wanita Jilin Dihukum Penjara Enam Bulan Setelah Penganiayaan Kematian Suaminya

Dua bulan setelah Chen Qinglan ditangkap karena keyakinannya pada Falun Gong, suaminya meninggal dunia, setelah mengalami tekanan mental selama dua puluh tahun karena pasangan itu memiliki keyakinan yang sama pada Falun Gong. Masih berduka atas kematian suaminya, Chen dijatuhi hukuman tiga tahun dengan denda 3.000 yuan empat bulan kemudian, pada awal April 2023.

Chen, 70 tahun, dari Kota Shulan, Provinsi Jilin, ditangkap pada 23 Agustus 2022, setelah beberapa kali diganggu pada bulan-bulan sebelumnya. Polisi menggeledah seluruh rumahnya, bahkan di bawah tempat tidur. Mereka menyita dua buku Falun Gong dan beberapa lembar uang kertas dengan pesan singkat tentang Falun Gong tercetak di atasnya (sebagai cara untuk meningkatkan kesadaran tentang penganiayaan karena kendali informasi yang ketat di Tiongkok).

Gangguan dan penggeledahan rumah semakin membuat marah suaminya, Meng Xiangfu, yang sudah mengalami kesulitan berjalan dan berbicara karena tertekannya penangguhan pensiunnya sejak 2020. Kesehatannya dengan cepat menurun dan dia meninggal pada 24 Oktober 2022. Chen tidak diizinkan menghadiri pemakamannya.

Sebelum hukuman Chen, dia sebelumnya pernah ditangkap beberapa kali dan dijatuhi hukuman satu tahun di Kamp Kerja Paksa Wanita Heizuizi pada akhir November 2003. Setelah satu bulan pencucian otak intensif di kamp kerja paksa, dia dipaksa untuk melakukan pekerjaan dari jam 4 pagi sampai jam 10 malam, dengan istirahat kurang dari 20 menit untuk makan dan penggunaan toilet terbatas. Karena dia menyapa seorang praktisi yang akan dibebaskan, wajahnya ditampar dan kakinya diinjak oleh penjaga untuk waktu yang lama.

Praktisi Lanjut Usia Dijatuhi Hukuman

Wanita 86 Tahun Dijatuhi Hukuman Tiga Tahun

Seorang warga Kota Shenyang, Provinsi Liaoning. 86 tahun, baru-baru ini dijatuhi hukuman tiga tahun dan denda 20.000 yuan karena keyakinannya pada Falun Gong.

Liang Shuzhi ditangkap di rumah pada tanggal 8 Juni 2021. Setelah tuntutan pembebasan dari keluarganya, dia dibebaskan hari itu.

Polisi mengklaim bahwa kamera pengawas merekam Liang menempatkan materi Falun Gong di mobil dekat kantor polisi pada Maret 2021. Dengan memantau kegiatan sehari-harinya, mereka juga menemukan bahwa praktisi Falun Gong lainnya sedang mencetak materi di rumahnya. Mereka mengklaim bahwa ini adalah kejahatan serius dan mereka bermaksud untuk memenjarakannya.

Kantor Keamanan Domestik Distrik Heping menyerahkan kasus Liang ke Kejaksaan Distrik Liaozhong. Seorang petugas polisi menelepon keluarganya pada 9 Mei 2022, mengancam mereka bahwa dia akan segera diadili di Pengadilan Distrik Liaozhong.

Keluarga Liang kemudian mengetahui bahwa jaksa mengembalikan kasus tersebut ke polisi pada tanggal 6 Juni 2022, karena tidak cukup bukti. Polisi mengajukan kasusnya lagi pada 17 Juni.

Sekelompok petugas dan seorang jaksa pergi ke rumah Liang pada 2 Agustus 2022, mencoba memaksanya untuk menandatangani dakwaannya. Liang menolak untuk mematuhinya.

Hakim Lin Xiaojiao dari Pengadilan Distrik Liaozhong, menelepon keluarga Liang pada 31 Januari 2023, mengancam akan menahan Liang setelah Festival Lentera pada tanggal 5 Februari jika dia tidak melepaskan Falun Gong.

Karena Liang menolak untuk melepaskan Falun Gong, dia diadili pada 8 Februari 2023. Pengacaranya mengajukan pembelaan tidak bersalah untuknya. Hakim mengumumkan putusannya pada 27 Maret 2023.

Sementara Pusat Penahanan No.1 Kota Shenyang menolak menerima Liang karena kondisi kesehatannya, hakim Lin masih berusaha mengirimnya ke penjara.

Perempuan 77 Tahun Divonis Dua Tahun, Dengan Total Hukuman 6,5 Tahun

Seorang wanita berusia 77 tahun di Kota Luoyang, Provinsi Henan dijatuhi hukuman 4 tahun penjara karena membagikan brosur tentang Falun Gong. Karena Yang Mei sebelumnya telah dijatuhi hukuman 3,5 tahun tetapi tidak pernah menjalani hukuman karena kesehatannya yang buruk, hakim yang bertanggung jawab atas kasus terbarunya menggabungkan dua hukuman penjara dan memerintahkannya untuk menjalani total 6,5 tahun, dengan pengurangan satu tahun mengingat usianya yang sudah lanjut.

Dua hukuman penjara Yang baru-baru ini berasal dari penangkapan sebelumnya pada 29 Juli 2019, saat belajar buku-buku Falun Gong di rumah bersama beberapa praktisi lainnya. Ketika Pengadilan Distrik Jianxi mengadakan sidang atas kasusnya pada 22 November 2019, dia bersaksi bahwa banyak penyakitnya sembuh setelah berlatih Falun Gong dan dia tidak melanggar hukum apa pun dalam mempertahankan keyakinannya. Hakim terus mendesaknya untuk lebih singkat dalam argumen pembelaannya dan mengakhiri sidang dalam waktu kurang dari 20 menit.

Yang ditangkap lagi pada 17 April 2020, setelah dilaporkan memasang poster informasi tentang Falun Gong. Pengadilan Distrik Jianxi menjatuhkan hukuman 3,5 tahun terhadapnya pada 13 Agustus 2020. Ketika dia dibawa ke pusat penahanan setempat untuk menjalani hukuman, dia ditolak masuk setelah gagal dalam pemeriksaan fisik yang diwajibkan. Pengadilan dengan demikian menunda pelaksanaan hukuman penjaranya.

Yang terakhir ditangkap pada 29 Agustus 2022, karena menyebarkan materi Falun Gong. Pengadilan Distrik Jianxi menjatuhkan hukuman 4 tahun lagi dengan denda 10.000 yuan. Dengan masa hukuman 3,5 tahun sebelumnya, hakim memerintahkan dia untuk menjalani masa hukuman total 6,5 tahun. Dia masih harus membayar denda pengadilan sebesar 18.000 yuan.

Wanita 71 Tahun Menderita Stroke Dalam Penahanan, Mendapat Dua Tahun Karena Keyakinannya Beberapa Bulan Kemudian

Seorang wanita yang sakit berusia 71 tahun di Kota Changchun, Provinsi Jilin, dijatuhi hukuman dua tahun penjara pada 11 April 2023.

Zang Hongyan ditangkap pada 16 September 2022, satu bulan sebelum Kongres ke-20 Partai Komunis China. Dia ditahan di pusat karantina COVID-19. Kejaksaan Distrik Chaoyang mendakwanya dan memindahkan kasusnya ke Pengadilan Distrik Chaoyang pada Januari 2023.

Pada 19 Januari, Zang ditemukan menderita tekanan darah tinggi dan gejala stroke. Dia dipindahkan ke rumah sakit polisi, di mana dia terus ditahan, dan kunjungan keluarga ditolak.

Pengadilan Distrik Chaoyang menyidangkan kasusnya pada 7 Februari dan menjatuhkan putusan pada 11 April.

Sebelum dia didakwa, keluarganya membuat permintaan berulang kali untuk menyewa pengacara untuk membelanya, tetapi hakim ketua, Jiang Hui, menemukan segala macam alasan untuk menolaknya. Jiang berjanji untuk memberi tahu mereka tentang sidangnya, tetapi dia tidak pernah melakukannya. Bahkan pada hari sidang, Jiang berbohong ketika pembela keluarga Zang pergi ke pengadilan untuk menyerahkan dokumen untuk mewakilinya. Alih-alih memberi tahu pembela keluarga tentang sidang, Jiang mengatakan akan memakan waktu beberapa bulan lagi sebelum dia dapat menjadwalkannya.

Jiang menolak permintaan pembela keluarga untuk mewakilinya di pengadilan tetapi mengatakan mereka dapat menyewa pengacara lokal (meskipun bukan pengacara dari luar provinsi). Pengacara yang mereka sewa mengetahui tentang hukuman Zang ketika dia mengunjunginya.

Selama 24 tahun penganiayaan terhadap Falun Gong, Zang telah ditangkap dan ditahan lebih dari sepuluh kali. Dia diberi empat masa kerja paksa tetapi dibebaskan dari satu masa hukuman karena kesehatannya yang buruk. Ketika dia tidak dalam tahanan, polisi mengganggunya dan menggeledah rumahnya berkali-kali.

Berulang kali Dianiaya karena Mempertahankan Keyakinan Mereka

Dibutakan dari Penyiksaan, Wanita Yunnan Dijatuhi Hukuman Tujuh Tahun karena Keyakinannya

Seorang wanita di Kota Kunming, Provinsi Yunnan yang menjadi buta karena penyiksaan saat dipenjara baru-baru ini dijatuhi hukuman tujuh tahun lagi dengan denda 20.000 yuan.

Seorang hakim dari Pengadilan Distrik Xishan pergi ke rumah Yang Xiaoming pada 14 Maret 2023, untuk menyampaikan putusan. Mengetahui bahwa Yang buta dan tidak dapat mengajukan banding, hakim tidak memberi tahu untuk mengatakan kepadanya bahwa menurut Hukum Acara Pidana, "Terdakwa yang tidak memiliki kemampuan untuk mengajukan banding secara tertulis dapat mengajukan banding secara lisan atau diberikan bantuan hukum secara tertulis." Sebaliknya, dia menyuruhnya untuk "mengajukan banding dalam sepuluh hari jika dia tidak setuju dengan putusan."

Yang Xiaoming

Yang, 54 tahun, menderita penyakit mata ketika dia masih kecil. Matanya pulih sepenuhnya setelah dia belajar Falun Gong. Karena dia menolak untuk menyerahkan keyakinannya setelah penganiayaan dimulai, dia dipaksa untuk melakukan aborsi, dan suaminya menceraikannya karena takut akan dampak penganiayaan oleh rezim komunis. Dia diberi dua masa kamp kerja paksa antara tahun 2001 dan 2008 dengan total 5 tahun. Matanya terluka akibat pemukulan, dan dia menjadi buta total pada tahun 2012.

Penangkapan terakhir Yang terjadi pada 28 Mei 2022. Polisi berusaha menipunya untuk membuka pintu dengan mengaku dari manajemen properti untuk memeriksa apakah pipanya bocor. Ketika Yang menolak untuk membuka pintu, polisi mendobrak masuk dan memborgolnya. Tanpa menunjukkan ID atau dokumen yang tepat, polisi menggeledah tempatnya dan menyita barang-barang berharga dan uang tunai 16.000 yuan.

Polisi membawa Yang ke Kantor Polisi Zongshuying dan menginterogasinya di sebuah ruangan kecil. Dia menolak untuk menjawab pertanyaan apa pun tetapi mendesak mereka untuk tidak berpartisipasi dalam penganiayaan.

Saat membawanya ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik, polisi mendorong Yang dari belakang. Dia jatuh dan mata kirinya terbentur tanah, mengakibatkan pendarahan hebat. Polisi juga memborgol punggungnya dan menutup mulutnya dengan selotip untuk mencegahnya berbicara.

Setelah dokter menemukan berbagai penyakit parah saat memeriksa Yang, polisi membawanya kembali ke kantor polisi dan menahannya di sana semalaman, sambil memborgol dan membelenggunya.

Terlepas dari kondisinya, polisi membawanya ke Pusat Penahanan Kota Kunming pada siang hari berikutnya. Karena para penjaga menolak untuk menerimanya, polisi mengenakan tudung hitam di kepalanya dan membawanya kembali ke kantor polisi. Dia dibebaskan dengan jaminan sore harinya. Polisi menahan 2.000 yuan dari uang tunai yang disita darinya sebagai jaminan dan menolak mengembalikan barang berharga lainnya.

Pengadilan Distrik Xishan mengadakan sidang atas kasusnya pada 1 Februari 2023, dan menjatuhkan hukuman penjara pada 2 Maret.

Setelah Dipenjara Selama 11 Tahun, Pria Guangdong Mendapat 5 Tahun Lagi Karena Keyakinannya

Setelah menjalani satu hukuman kamp kerja paksa dan dua hukuman penjara dengan total 11 tahun, seorang penduduk Kota Zhanjiang, Provinsi Guangdong baru-baru ini dijatuhi hukuman lima tahun lagi karena keyakinannya pada Falun Gong.

Wu Haibo

Wu Haibo, 58 tahun, ditangkap pada 5 Maret 2022, dan dijatuhi hukuman penjara oleh Pengadilan Distrik Chikan pada 24 Maret 2023.

Wu, mantan teknisi perusahaan farmasi, telah berulang kali menjadi sasaran selama 23 tahun terakhir karena berlatih Falun Gong. Dia disiksa secara brutal dalam tahanan dan hampir tidak selamat.

Masa Kamp Kerja Paksa Dua Tahun

Wu pergi ke Beijing untuk mengajukan permohonan bagi Falun Gong pada awal tahun 2001. Setelah polisi mengetahuinya, mereka mencoba untuk menangkapnya di tempat kerja pada bulan April tahun itu. Dengan bantuan rekan-rekannya, dia melarikan diri dan menjauh dari rumah untuk menghindari penganiayaan. Dia ditangkap enam bulan kemudian ketika kembali ke rumah dan dibawa ke Kamp Kerja Paksa Sanshui pada 20 November untuk menjalani hukuman dua tahun. Dia menjadi sasaran berbagai bentuk penyiksaan, termasuk tusuk gigi yang dimasukkan di bawah kukunya.

Dijatuhi Hukuman sampai Empat Tahun

Wu ditangkap lagi pada 17 April 2007, dan dijatuhi hukuman empat tahun di Penjara Yangjiang oleh Pengadilan Distrik Xiashan pada 23 Januari 2008.

Hukuman Lima Tahun

Wu selanjutnya ditangkap pada 2 Desember 2015. Dia muncul di Pengadilan Distrik Xiashan pada 14 April 2016, dan dijatuhi hukuman lima tahun pada 8 Juni 2016.

Di Penjara Sihui, Wu dipaksa berjongkok selama berjam-jam, dilarang tidur, dilarang menggunakan kamar kecil, dan dicaci maki. Narapidana meneriakinya, “Kami akan memukul Anda sampai cacat, lalu menyembuhkan Anda, lalu memukul Anda sampai cacat lagi.”

Kepala Wu berdarah, lengannya patah, dan kesepuluh kuku kakinya terlepas atau menjadi mati rasa. Hampir tidak selamat, dia dibebaskan pada Desember 2020, hanya untuk ditangkap lagi pada Maret 2022.

Dihukum karena Berbicara

Wanita Chongqing Dijatuhi Hukuman Penjara Ketiga Karena Berbicara untuk Keyakinannya

Seorang warga Chongqing berusia 67 tahun dijatuhi hukuman penjara 4,5 tahun pada 30 Maret 2023. Ini adalah ketiga kalinya Yu Hong dijatuhi hukuman sejak rezim komunis Tiongkok memulai penganiayaan terhadap Falun Gong pada tahun 1999.

Yu ditangkap di rumahnya pada tanggal 25 Oktober 2020, oleh polisi Chongqing dan Kabupaten Shangshui, Provinsi Henan. Polisi menghabiskan empat jam menggeledah rumahnya dan menyita komputer dan flash drive-nya.

Penangkapan Yu terjadi beberapa bulan setelah polisi Internet di Kabupaten Shangshui menangkap praktisi Chongqing lainnya, Yu Xiurong (tidak ada hubungan kerabat dengan Yu Hong). Polisi di Shangshui menuduh Yu Xiurong menerbitkan informasi tentang Falun Gong di Sina Weibo, sebuah situs microblogging Tiongkok yang populer. Mereka melakukan perjalanan lebih dari 700 mil untuk menangkapnya pada 31 Desember 2019.

Menyusul penangkapan Yu Xiurong, tiga praktisi lagi di Chongqing, Han Weifang (wanita), Wang Daiqing (wanita), dan Yuan Rong (wanita), juga ditangkap oleh polisi dari Henan pada Juli dan Oktober 2020. Pengadilan Distrik Chuanhui di Kota Zhoukou, Provinsi Henan menghukum tiga praktisi ke penjara: Han dan Yuan masing-masing menerima lima tahun, dan Wang tiga tahun.

Mencurigai Yu Hong mengirimkan informasi tentang penangkapan empat praktisi lainnya ke situs web Minghui.org, polisi menangkapnya dan menahannya di Pusat Penahanan No.1 Chongqing.

Ibu Yu Hong yang lumpuh, berusia 90-an, dalam keadaan bingung, dan mengompol. Putrinya adalah satu-satunya orang yang merawatnya. Menyusul penangkapan Yu, ibunya dibawa ke panti jompo dan meninggal di sana empat bulan kemudian pada 11 Februari 2021.

Ketika Yu muncul di Pengadilan Distrik Jiulongpo pada 9 Februari 2023, putranya dan anggota keluarga lainnya pergi ke pengadilan untuk menghadiri persidangan, tetapi juru sita berbohong dengan mengatakan bahwa persidangannya tidak pada hari itu untuk mengusir mereka. Keluarga terkejut saat mengetahui bahwa persidangan dilakukan hari itu dan mereka bahkan lebih terpukul mendengar tentang vonis Yu pada 30 Maret.

Satu Brosur Falun Gong Terancam Hukuman Penjara Tiga Tahun

Seorang warga Kota Guangzhou berusia 43 tahun, Provinsi Guangdong dijatuhi hukuman penjara tiga tahun dan denda 10.000 yuan pada 6 April 2023, karena membagikan satu brosur tentang Falun Gong. Hukumannya meninggalkan putranya yang berusia 15 tahun, yang memiliki cacat intelektual akibat kecelakaan ketika dia masih muda, dalam situasi yang mengerikan.

Cai Huaxing

Karena meletakkan brosur di depan rumah penduduk setempat pada malam 19 Maret 2022, Cai Huaxing dilaporkan ke polisi dan ditangkap dua hari kemudian.

Cai diadili melalui sidang virtual di Pusat Penahanan Distrik Baiyun pada 2 November 2022. Jaksa tidak dapat memberikan bukti apa pun yang menunjukkan bagaimana Cai merusak penegakan hukum atau kerugian apa yang telah dia bawa ke masyarakat atau individu.

Pengacara Cai mengajukan pembelaan tidak bersalah untuknya. Cai juga bersaksi untuk pembelaannya sendiri dan berkata bahwa dia hanya ingin menjadi orang baik dengan berlatih Falun Gong. Hakim mengumumkan putusan pada Cai pada 6 April 2023.

Cai baru berusia 19 tahun ketika penganiayaan dimulai pada tahun 1999. Karena dia tetap teguh dalam latihan, dia dipenjarakan di Kamp Kerja Paksa Sanshui dan ditahan di pusat pencucian otak lokal. Penjaga kamp kerja paksa memaksanya berdiri di luar ruangan pada musim dingin dengan hanya mengenakan pakaian tipis selama berjam-jam. Ia juga digantung dengan tangan diborgol dan dipukuli, karena memprotes penganiayaan.

Insinyur Shanghai, Ibu dari Dua Anak, Dijatuhi Hukuman Penjara Kedua Dalam Waktu Kurang dari Dua Tahun

Seorang insinyur senior di Shanghai baru-baru ini dijatuhi hukuman enam belas bulan oleh pengadilan di Kota Lanzhou, Provinsi Gansu, karena berlatih Falun Gong. Ini adalah kedua kalinya Yang Hui, berusia 40-an, dihukum karena keyakinannya sejak dia berlatih pada tahun 2018.

Yang memiliki seorang putra yang duduk di kelas lima dan seorang putri yang merupakan siswa sekolah menengah atas dan akan mengikuti ujian masuk perguruan tinggi pada bulan Juni tahun ini. Ibu dua anak itu ditangkap pada awal Juni 2022 saat dalam perjalanan ke Lanzhou untuk perjalanan bisnis, setelah dilaporkan karena berbicara dengan penumpang lain tentang Falun Gong.

Setelah ditahan di kantor polisi di Kota Tianshui, Provinsi Gansu selama beberapa hari, Yang dipindahkan ke Pusat Penahanan No. 1 Kota Lanzhou pada tanggal 12 Juni, sekitar 200 mil jauhnya. Polisi Lanzhou menyerahkan kasusnya ke Kejaksaan Transportasi Kereta Api Lanzhou pada 22 September, dan dia didakwa pada 17 Oktober 2022. Kejaksaan selanjutnya memindahkan kasusnya ke Pengadilan Transportasi Kereta Api Lanzhou. Dia diadili pada 16 Maret 2023, dan baru-baru ini dijatuhi hukuman enam belas bulan.

Penangkapan Yang terjadi hanya tujuh bulan setelah dia dibebaskan dari hukuman satu tahun. Dia sebelumnya ditangkap pada 8 November 2020. Ketika seorang jaksa dari Kejaksaan Distrik Baru Pudong mewawancarainya pada 19 Februari 2021, dia berusaha memaksanya untuk mengaku bersalah, tetapi Yang menolak untuk mematuhinya. Pengadilan Distrik Fengxian mengadakan persidangan atas kasusnya pada 26 Oktober 2021, dan menjatuhkan hukuman satu tahun.

Laporan terkait:

Dilaporkan pada Maret 2023: 116 Praktisi Falun Gong Dihukum Karena Keyakinan Mereka

Dilaporkan pada Februari 2023: 110 Praktisi Falun Gong Dihukum Karena Keyakinan Mereka

Dilaporkan pada Januari 2023: 117 Praktisi Falun Gong Dihukum karena Keyakinan Mereka