(Minghui.org) Sebanyak 117 kasus praktisi Falun Gong dihukum karena keyakinan mereka dilaporkan pada Januari 2023.

Di antara kasus yang baru dikonfirmasi, 11 kasus terjadi antara 2015 hingga 2020, 19 kasus terjadi pada 2021, 61 kasus terjadi pada 2022, dan 26 lainnya terjadi pada Januari 2023. Keterlambatan pelaporan disebabkan oleh sensor informasi yang ketat di bawah rezim komunis, yang berusaha untuk tetap menyembunyikan penganiayaan agar terhindar dari pengawasan internasional.

Praktisi yang dihukum berasal dari 15 provinsi dan kotamadya. Shandong melaporkan kasus terbanyak yaitu 24, diikuti oleh Liaoning (20), Jilin (18), Guangdong (14) dan Beijing (10). Sepuluh wilayah yang tersisa mencatat kasus satu digit antara satu hingga enam.

Hukuman penjara praktisi berkisar dari delapan bulan sampai 8,5 tahun, dengan rata-rata 3,4 tahun. Tiga puluh delapan praktisi didenda antara 2.000 sampai 100.000 yuan, dengan total 420.000 yuan dan rata-rata 11.053 yuan.

Di antara 59 praktisi yang usianya diketahui, mereka berusia antara 20 hingga 80 tahun saat kasus mereka pertama kali dilaporkan. Sembilan belas praktisi berusia 60-an, 14 praktisi berusia 70-an dan 2 praktisi berusia 80-an. Ada guru, insinyur, supir bus, akuntan, pekerja pabrik, dan direktur biro pajak di antara para terpidana.

Berikut ini adalah snapshot dari kasus hukuman yang dipilih. Daftar lengkap praktisi yang dihukum dapat diunduh di sini here (PDF).

Menjadi Target karena Berbicara

Pria Shandong Dihukum oleh Pengadilan Di luar Provinsi Tempat Tinggalnya karena Memposting Informasi tentang Falun Gong secara Online

Li Shihai, 57 tahun, warga Kota Pingdu, Provinsi Shandong, baru-baru ini dijatuhi hukuman empat tahun karena meningkatkan kesadaran tentang penganiayaan Falun Gong selama 23 tahun oleh Partai Komunis Tiongkok.

Li ditangkap pada 14 Juni 2022 oleh polisi di Kota Luoyang, Provinsi Henan, karena memposting informasi tentang penganiayaan Falun Gong di media sosial. Ponsel miliknya dan ponsel istrinya disita. Dia dibawa ke Luoyang hari itu.

Polisi mengklaim bahwa mereka menemukan Li telah membuat dan mengelola dua grup obrolan di media sosial dan memposting informasi tentang Falun Gong di sana. Grup pertama memiliki lebih dari 700 pengguna dan grup kedua memiliki lebih dari 3.000 pengguna.

Li hadir di Pengadilan Distrik Chanhe Hui di Luoyang pada 10 Januari 2023. Pengacaranya mengajukan pembelaan tidak bersalah untuknya.

Pengacara Li memberi tahu keluarganya pada 21 Januari, menjelang Tahun Baru Imlek, bahwa dia telah dijatuhi hukuman empat tahun.

Sejak awal penganiayaan, Li berulang kali ditangkap dan disiksa. Dia ditahan di rumah sakit jiwa dua kali dan mengalami gangguan mental pada satu titik. Dia ditangkap lagi pada tahun 2016 dan kemudian dijatuhi hukuman dua tahun.

Delapan Penduduk Shandong Dihukum 3 hingga 7,5 Tahun karena Memiliki Karya Seni Falun Gong di Rumah

Delapan praktisi Falun Gong di Kabupaten Guan, Provinsi Shandong, dijatuhi hukuman 3 sampai 7,5 tahun oleh Pengadilan Kabupaten Guan pada 4 Januari 2023.

Delapan praktisi, sebagian besar petani, ditangkap antara Mei hingga Agustus 2022. Bukti penuntutan terhadap praktisi termasuk hiasan kuplet, lukisan tahun baru bertema Falun Gong, dan ornamen yang disita dari rumah mereka, tetapi baik jaksa maupun hakim tidak memberikan penjelasan tentang bagaimana para praktisi merusak penegakan hukum dengan memiliki dan mendistribusikan barang-barang tersebut.

Di bawah ini adalah rincian tentang delapan praktisi dan hukuman mereka:

Zhang [Wanita], 51 tahun, dijatuhi hukuman 7,5 tahun dan denda 18.000 yuan. Dia ditangkap pada 18 Agustus 2022, dan ditahan di bawah penahanan kriminal pada 13 September. Ketika polisi menggeledah rumahnya, mereka juga mengambil uang tunai 20.000 yuan darinya.

Xu Hengkui [Pria], 60 tahun, juga dijatuhi hukuman 7,5 tahun penjara dan denda 18.000 yuan. Dia ditangkap pada 13 Mei 2022, dan dibebaskan dengan jaminan pada awal Juni karena kondisi kesehatannya. Dia sebelumnya diberi dua tahun kerja paksa pada 28 Februari 2002.

Kong Dequan [Pria], 61, ditangkap pada 29 Juli 2022. Dia dijatuhi hukuman tujuh tahun empat bulan, dengan denda 16.000 yuan. Dia sebelumnya diberikan tiga tahun kerja paksa pada tanggal 5 Mei 2001.

Zhou Chunbao [Pria], 48 tahun, adalah mantan wakil direktur biro pajak, ditangkap pada 15 Mei 2022. Dia diinterogasi berkali-kali dan dilarang tidur selama tiga hari. Dia dijatuhi hukuman empat tahun dan denda 10.000 yuan.

Gao Shuzhen [Wanita], 47 tahun, dijatuhi hukuman empat tahun dan denda 10.000 yuan. Dia sebelumnya ditangkap pada 1 Maret 2022, dan ditahan sebentar. Polisi melecehkannya pada 13 Mei dan menyita komputernya. Dia ditangkap lagi pada 26 Juli. Polisi menempatkannya dalam pengawasan rumah pada 30 Juli dan kemudian ditahan di bawah penahanan kriminal pada 22 September.

Han Zhenlin [Pria], 71 tahun, ditangkap pada 28 Juli 2022. Dia juga dijatuhi hukuman empat tahun dengan denda 10.000 yuan. Polisi mengklaim bahwa dia ditahan di Pusat Hukum Kabupaten Guan, tetapi keluarganya tidak dapat menemukan informasi apa pun tentang tempat itu secara online. Sebelum hukuman terakhirnya, dia ditahan lima hari setelah penangkapan lainnya pada 18 November 2015.

Zhang Bingliang [Pria], 68, ditangkap pada 19 Agustus 2022. Uang tunai 200.000 yuan miliknya dari penjualan pupuk disita oleh polisi. Dia dijatuhi hukuman empat tahun dengan denda 10.000 yuan juga.

Wang Ruixiang [Pria], 55 tahun, dijatuhi hukuman tiga tahun dan denda 8.000 yuan.

Pemilik Bisnis Kecil Dihukum Enam Tahun Penjara karena Memberikan Kalendar Falun Gong kepada seorang Pelanggan

Li Honghong [Wanita], seorang warga Kota Shenyang, Provinsi Liaoning, berusia 53 tahun, memiliki toko tempat tidur kecil. Karena dia memberi pelanggan kalender dengan informasi tentang Falun Gong pada 29 Oktober 2021, dia dilaporkan ke polisi dan ditangkap pada 23 Januari 2022. Toko dan rumahnya digeledah.

Pengadilan Distrik Liaozhong mengadakan sidang virtual atas kasus Li pada 24 November 2022. Keluarganya tidak diizinkan menghadiri sidang tersebut. Dia bersaksi untuk pembelaannya sendiri dan bersikeras bahwa dia tidak melanggar hukum apa pun dengan berlatih Falun Gong.

Keluarga Li diberi tahu pada awal Januari 2023 bahwa dia telah dijatuhi hukuman enam tahun dan denda 20.000 yuan. Dia telah mengajukan banding atas putusan tersebut.

Selama satu tahun penahanan, Li kehilangan berat badan lebih dari 30 pon (sekitar 13 kg), rambutnya menjadi abu-abu, dan dia menderita tekanan darah tinggi. Gangguan pada bisnisnya menyebabkan banyak kesulitan keuangan bagi keluarganya. Suaminya yang sakit juga ditinggal di rumah dan suaminya itu harus mengurus dirinya sendiri.

Praktisi Lansia Ditargetkan

Wanita Berusia 71 Tahun Dihukum Delapan Tahun Karena Keyakinannya

Han Lihua [Wanita], penduduk Kota Daqing, Provinsi Heilongjiang, berusia 71 tahun, baru-baru ini dijatuhi hukuman delapan tahun dan denda 50.000 yuan karena keyakinannya pada Faun Gong.

Han, pensiunan Pabrik Produksi Minyak Daqing, ditangkap dan rumahnya digeledah pada 22 November 2020, oleh lebih dari 20 petugas polisi lainnya. Dia dibebaskan dengan jaminan pada hari yang sama.

Han diadili di Pengadilan Distrik Ranghulu pada 2 Agustus 2022. Hakim Leng Zhiqiang bertanya apakah dia mengakui materi Falun Gong yang disita darinya sebagai bukti kesalahannya. Dia berpendapat bahwa memiliki materi itu sendiri tidak melanggar hukum apa pun, bahwa dia tidak hadir ketika polisi menggeledah rumahnya, dan bahwa mereka tidak pernah memverifikasi barang-barang yang disita atau memberikan daftar barang yang disita.

Pengacara Han mengajukan pembelaan tidak bersalah atas namanya dan membantah tuduhan terhadapnya, yaitu, "merusak penegakan hukum," dalih standar yang digunakan untuk mengkriminalisasi praktisi Falun Gong. Dia berargumen bahwa jaksa penuntut gagal membuktikan dugaan niat kriminal Han atau untuk menunjukkan bagaimana dia melanggar hukum atau kerusakan apa yang dia timbulkan pada individu atau negara mana pun. Dia mendesak hakim untuk membebaskannya.

Hakim bertanya kepada Han apakah dia mampu membayar denda. Dia bilang dia tidak bisa karena pensiunnya telah ditangguhkan selama delapan tahun.

Karena tekanan darah tinggi Han, pusat penahanan setempat menolak untuk menerimanya. Menantu perempuannya menerima teks yang dikirim bersama oleh Pengadilan Distrik Ranghulu dan Pengadilan Tinggi Provinsi Heilongjiang pada 29 Desember, yang menyatakan bahwa mereka telah mengeluarkan vonis bersalah dan pemberitahuan akan segera dikeluarkan.

Pada 3 Januari 2023, Han diberi tahu untuk mengambil putusannya di gedung pengadilan keesokan harinya. Di gedung pengadilan, dia diberi tahu bahwa dia telah dijatuhi hukuman delapan tahun dengan denda 50.000 yuan. Putusan tertanggal 28 Desember. Tidak jelas apakah dia telah ditahan atau tidak.

Sejak rezim komunis Tiongkok memerintahkan penganiayaan terhadap Falun Gong pada tahun 1999, Han berulang kali menjadi sasaran karena keyakinannya. Dia ditahan di pusat pencucian otak selama enam bulan, diberi hukuman kerja paksa selama tiga tahun pada tahun 2001 (dia tidak menjalani hukuman tersebut karena kesehatannya), dan dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara pada tahun 2008.

Wanita Penderita Kanker Dipenjara karena Keyakinannya dan Pembebasan Bersyarat Medisnya Ditolak

Terlepas dari kenyataan bahwa Jiang Shumei telah didiagnosis menderita kanker payudara, dia masih dimasukkan ke penjara pada Oktober 2022 untuk menjalani hukuman lima tahun.

Jiang, seorang warga Kota Shenyang berusia 67 tahun, Provinsi Liaoning, ditangkap pada 26 Februari 2021, saat mempelajari ajaran Falun Gong di rumah bersama praktisi lain, Xu Zhenying, 76 tahun.

Jiang dan Xu keduanya ditahan di Pusat Penahanan Kota Shenyang. Jiang ditemukan menderita kanker payudara selama pemeriksaan setibanya di pusat penahanan.

Pengadilan Distrik Huanggu menghukum Xu dua tahun pada Mei 2021 dan Jiang lima tahun pada September 2021. Keduanya mengajukan banding ke Pengadilan Menengah Kota Shenyang, tetapi pengadilan memutuskan untuk mempertahankan putusan asli mereka.

Penjara Wanita No. 2 Liaoning menerima Jiang pada Oktober 2022, setelah sebelumnya ditolak masuk. Keluarganya mengajukan pembebasan bersyarat medis untuknya, tetapi penjara menolak untuk mengizinkannya, mengklaim bahwa dia tidak memenuhi syarat untuk itu.

Setelah Empat Hukuman Kamp Kerja Paksa, Seorang Kakek Diam-diam Dihukum 2,5 Tahun Penjara

Su Yucai, seorang warga Kota Changchun, Provinsi Jilin, adalah orang terakhir di wilayah tersebut yang diberikan hukuman kerja paksa sebelum sistem kamp kerja paksa dihapuskan pada tahun 2013. Su baru-baru ini diam-diam dijatuhi hukuman 2,5 tahun penjara setelah direkam oleh pemilik toko saat berbicara dengan orang-orang tentang Falun Gong.

Su ditahan tanpa komunikasi sejak dia ditangkap pada 16 Agustus 2022. Bahkan setelah keluarganya baru-baru ini mengonfirmasi hukuman rahasianya pada November 2022, pihak berwenang masih menolak untuk mengungkapkan lokasi penahanannya dan situasinya saat ini.

Su, 67, berbicara dengan pemilik toko serba ada tentang Falun Gong saat berbelanja di sana pada 25 Mei 2022. Pemilik itu diam-diam merekamnya dan menelepon polisi. Ketika Su selesai berbelanja, pemilik toko melarangnya pergi sampai polisi muncul. Beberapa petugas membawa Su ke Kantor Polisi Nanhu dan menyita kartu identitasnya. Dia diperintahkan untuk melapor ke kantor polisi setiap minggu.

Tiga petugas mengetuk pintu rumah Su sekitar pukul 8 pagi pada tanggal 16 Agustus 2022, mengaku dari komite perumahan. Cucu laki-laki Su membuka pintu, hanya untuk melihat polisi menerobos masuk dan menangkap kakeknya.

Setelah tiga hari di kantor polisi, Su dibawa ke Pusat Penahanan No. 2 Kota Changchun. Sejak saat itu dia tidak diizinkan mengunjungi atau berhubungan dengan keluarganya. Polisi kemudian menyerahkan kasusnya ke Kejaksaan Distrik Chaoyang. Setelah jaksa mendakwanya dan memindahkan kasusnya ke Pengadilan Distrik Chaoyang, keluarganya terus menelepon polisi dan pengadilan, namun tidak ada yang mengangkat teleponnya.

Penangkapan Su merupakan pukulan keras bagi putranya, yang menjadi lumpuh karena stroke. Pria yang lebih muda itu berjuang dengan tekanan darah yang tidak stabil dan sering kejang.

Orang yang Dicintai Kehilangan Perhatian

Ditangkap Dalam Perjalanan Merawat Putrinya yang Sakit, Wanita 75 Tahun Dihukum secara Rahasia karena Keyakinannya

Hampir dua tahun setelah seorang warga Kota Daan, Provinsi Jilin yang berusia 75 tahun hilang pada tahun 2021, keluarganya akhirnya memastikan bahwa dia diam-diam dihukum karena keyakinannya pada Falun Gong dan telah dibawa ke Penjara Wanita Provinsi Jilin.

Ketika putrinya jatuh sakit dan dirawat di rumah sakit dua tahun lalu, Zhao Shuqin membuat rencana untuk pergi ke Beijing untuk membantu merawat putrinya dan dua cucunya yang masih kecil. Saat melakukan transfer di Stasiun Kereta Changchun di Provinsi Jilin pada 9 Maret 2021, dia dihentikan dan barang bawaannya digeledah. Polisi menangkapnya setelah menemukan materi Falun Gong di dalam tasnya.

Polisi mengklaim bahwa mereka harus menahan Zhao, karena rezim komunis mengadakan Kongres Nasional mereka di Beijing selama ini dan dia memiliki kecenderungan untuk "mengganggu tatanan sosial."

Pihak berwenang menahan Zhao di Pusat Penahanan Kota Baicheng dan melarang keluarganya mengunjunginya. Zhao berulang kali menuntut untuk dibebaskan agar dia bisa merawat putrinya yang sakit, tetapi tidak berhasil.

Setelah Zhao kemudian dipindahkan ke lokasi penahanan lain, pihak berwenang membiarkan keluarganya tidak mengetahui keberadaannya. Keluarganya baru-baru ini mengonfirmasi bahwa dia telah dijatuhi hukuman 3,5 tahun dan denda 5.000 yuan. Dia telah dibawa ke bangsal ke-10 di penjara wanita provinsi.

Menurut orang dalam, Zhao juga dirawat di rumah sakit karena kondisi medis, sementara putrinya dalam kondisi serius, karena kesehatannya semakin memburuk selama dua tahun terakhir.

Suami berusia 73 tahun dihukum 3,5 Tahun karena Keyakinannya, Istrinya yang Tunanetra Berjuang Mengurus Diri Sendiri

Seorang warga Kota Nanyang berusia 73 tahun, Provinsi Henan baru-baru ini dijatuhi hukuman 3,5 tahun karena keyakinannya pada Falun Gong. Pemenjaraan Wang Zizhou meninggalkan istrinya, yang kedua matanya buta, dalam situasi yang mengerikan.

Wang ditangkap di rumahnya pada 8 Juni 2021, dan ditahan di Pusat Penahanan Kabupaten Sheqi. Polisi melecehkan putrinya satu minggu kemudian dan mengancam akan menangkapnya dan mengirim bayinya yang baru lahir ke panti asuhan.

Polisi menggerebek rumah Wang lagi pada 25 Juni dan merusak beberapa kunci. Mereka menyita lebih banyak barang pribadinya, termasuk dua ponsel tambahan.

Polisi kembali ke rumah Wang untuk ketiga kalinya pada 6 Desember 2021, dan menggerebek tempat itu. Putrinya, yang pergi ke sana untuk merawat ibunya, ditangkap dan ditahan di Penjara Kabupaten Sheqi selama sepuluh hari, selama itu dia tidak dapat menyusui bayinya yang berumur satu bulan.

Keluarga Wang baru-baru ini mengetahui bahwa dia telah dijatuhi hukuman 3,5 tahun dan telah dibawa ke Penjara Xinmi di Kota Zhengzhou.

Ini adalah kedua kalinya Wang dihukum karena keyakinannya. Dia sebelumnya ditangkap pada 18 Juli 2019, dan kemudian dijatuhi hukuman satu tahun penjara.

Wanita Hubei Menghabiskan Waktu Hampir Empat Tahun di Penjara, Suami yang Lumpuh Terabaikan

Shu Yunlan, seorang warga Kota Hanchuan, Provinsi Hubei berusia 56 tahun, ditangkap pada 14 September 2022. Penangkapannya membuat suaminya, yang lumpuh karena stroke, berada dalam kesulitan. Pengacaranya mengajukan permohonan ke Departemen Kepolisian Kota Hanchuan pada 10 Oktober untuk membebaskannya dengan jaminan untuk mengurus suaminya, tetapi polisi tidak pernah menanggapinya.

Pada pertengahan Desember 2022, putri Shu mendapat telepon dari Pengadilan Kabupaten Xiaochang dan diberi tahu bahwa pengadilan telah menjadwalkan sidang virtual dalam satu minggu. Karena pandemi, pengacara Shu tidak dapat menghadiri persidangan. Keluarga Shu juga tidak menghadiri persidangan.

Ketika putri Shu menelepon pengadilan pada 18 Januari 2023, untuk menanyakan tentang ibunya, dia diberi tahu bahwa Shu telah dijatuhi hukuman tiga tahun sembilan bulan. Pengadilan belum mengirimkan salinan putusannya kepada mereka.

Shu ditangkap berkali-kali di masa lalu. Pada tahun 2008 dia dijatuhi hukuman lima tahun penjara karena menyebarkan materi informasi tentang Falun Gong.

Setelah Kurus Akibat Penyiksaan di Kamp Kerja Paksa, Pria Shandong Dihukum Lagi karena Memegang Teguh Keyakinannya

Gao Hong, warga Kota Zibo, Provinsi Shandong, berusia 55 tahun, ditangkap pada 29 Agustus 2022. Dia dijatuhi hukuman tiga tahun oleh Pengadilan Distrik Zichuan pada 5 Desember 2022.

Setelah ayah Gao meninggal pada tahun 2018, ia menjadi satu-satunya pengasuh ibunya yang berusia 85 tahun. Karena tekanan dari penganiayaan, ibunya berjuang melawan tekanan darah tinggi dan penyakit jantung yang parah. Hukumannya meninggalkannya dalam situasi yang mengerikan.

Setelah lulus dari China University of Petroleum dengan jurusan otomasi pada tahun 1991, Gao mendapat pekerjaan di Qilu Petrochemical Research Institute. Pada tahun 1997, setelah menyaksikan perubahan positif pada orang tuanya dari berlatih Falun Gong, dia mengikuti jejak mereka dan menjadi seorang praktisi juga. latihan itu memberinya kebijaksanaan dan dia memenangkan beberapa penghargaan untuk inovasi teknologi di tempat kerja.

Karena menegakkan keyakinannya dan berbicara tentang penganiayaan, dia berulang kali ditangkap dan dihukum kerja paksa selama dua tahun pada 26 Agustus 2008.

Di Kamp Kerja Paksa No.2 Provinsi Shandong, Gao dilarang tidur selama tujuh hari, dipukuli, dan diborgol ke belakang. Ia memprotes dengan melakukan mogok makan dan menolak melakukan kerja paksa. Sebagai pembalasan, para penjaga memaksanya berdiri selama tiga hari dan duduk di bangku kecil dari pukul 05.30 sampai 23.00 setiap hari selama 81 hari. Dia hanya tinggal kulit dan tulang dan dibebaskan bersyarat medis pada 3 Oktober 2009.

Gao Hong tinggal kulit dan tulang karena disiksa di kamp kerja paksa.

Polisi mendobrak masuk ke rumah Gao pada 15 Juli 2020, ketika ibunya, Liang Zhongxian, sedang sendirian di kediaman mereka. Polisi menyatakan bahwa mereka menemukan brosur Falun Gong di lingkungan mereka dan mereka curiga bahwa Liang yang menyebarkannya. Mereka membawanya ke kantor polisi untuk diinterogasi dan menyita buku-buku Falun Gong, komputer, printer, tablet, dan bahkan lampu meja.

Polisi menangkap Gao saat dia pulang kerja sore itu. Dia diinterogasi sampai sore berikutnya. Karena pandemi, polisi memberinya jaminan satu tahun tanpa menahannya.

Praktisi dari Semua Lapisan Masyarakat Menjadi Sasaran

Veteran Sichuan Ditolak Haknya untuk Berkonsultasi, Dihukum karena Berlatih Falun Gong

Luo Banglin, seorang veteran berusia 40 tahun di Kabupaten Miyi, Provinsi Sichuan, ditangkap di rumahnya pada 15 Maret 2022. Buku-buku Falun Gong miliknya, foto pencipta Falun Gong, kartu memori komputer, ponsel, serta komputer dan printer yang ia gunakan untuk bisnisnya, disita.

Istrinya, Hong, pergi ke kejaksaan dan mengajukan permohonan untuk menjadi pembela non-pengacaranya. Hu Shouhua, jaksa penuntut yang bertanggung jawab atas kasus tersebut, menuntut agar dia menandatangani dokumen yang berjanji tidak akan menyewa pengacara untuk suaminya. Dia menolak untuk membuat janji seperti itu.

Hong mengajukan pernyataan pembelaannya pada 12 Agustus dan menerima telepon dari Hu tiga hari kemudian. Hu mengatakan bahwa dia tidak diizinkan mewakili suaminya sebagai pembela non-pengacara atau mengunjunginya di pusat penahanan.

Tanpa mengizinkan penasehat hukum Luo, Pengadilan Kabupaten Miyi menghukumnya tiga tahun pada 23 Desember 2022.

Luo bertugas selama dua tahun di ketentaraan di Tibet, antara tahun 2003 dan 2005. Dia menderita penyakit takut ketinggian dan berjuang dengan kesehatan yang buruk setelah menyelesaikan dinasnya. Dia mengalami kesulitan tidur di malam hari dan memiliki energi yang sangat rendah. Dia kemudian berlatih Falun Gong atas rekomendasi seorang teman dan mendapatkan kembali kesehatannya. Dia memulai pertanian mangga dan membuka toko online untuk menjual buahnya.

Mantan Profesor Perguruan Tinggi Diberikan Masa Tahanan Penjara untuk Ketiga Kalinya karena Berbicara kepada Orang-orang tentang Falun Gong

Sejak 2008, seorang mantan profesor perguruan tinggi telah dijatuhi hukuman tiga kali karena keyakinannya pada Falun Gong, dengan setiap penangkapan terjadi hanya beberapa bulan setelah dia menyelesaikan hukuman penjara sebelumnya.

Wang Jiafang [Wanita], seorang warga Kota Guangzhou, Provinsi Guangdong, berusia 58 tahun, baru-baru ini ditangkap pada 10 September 2021, saat berbicara dengan orang-orang tentang Falun Gong di luar mal.

Pengadilan Distrik Liwan menghukum Wang empat tahun dengan denda 10.000 yuan pada Juli 2022. Dia mengajukan banding atas putusan tersebut. Pengadilan Menengah Kota Guangzhou memutuskan untuk menegakkan putusan aslinya pada 26 Desember 2022.

Penangkapan terbaru Wang terjadi hanya tiga bulan setelah dia dibebaskan pada 26 April 2021, dari hukuman 3,5 tahun yang diberikan oleh Pengadilan Distrik Liwan yang sama. Penangkapan sebelumnya pada 27 Oktober 2017, terjadi kurang dari setahun setelah dia dibebaskan dari hukuman sembilan tahun lagi di Penjara Wanita Provinsi Guangdong. Dia sering berjuang dengan rasa sakit yang hebat di livernya akibat siksaan berat dan tendangan di perutnya di penjara.

Wang pernah menjadi dosen matematika di Universitas Guangzhou. Dia memiliki seorang putra yang menderita penyakit jantung bawaan, dan dia menjadi tertarik pada Falun Gong setelah mendengar banyak cerita tentang kekuatan penyembuhan ajaib dari latihan tersebut. Dia dan putranya memutuskan untuk mencoba Falun Gong. Kondisi anak laki-laki tersebut membaik secara signifikan, yang memperkuat tekad Wang untuk berlatih Falun Gong.

Setelah penganiayaan terhadap Falun Gong dimulai pada Juli 1999, Wang menggunakan setiap kesempatan untuk memberi tahu orang-orang bahwa latihan tersebut tidak seperti yang digambarkan oleh propaganda negara. Tindakan sederhananya untuk meningkatkan kesadaran tentang penganiayaan membuatnya dipenjara tiga kali.

Petugas Polisi Dihukum Tiga Tahun Karena Berlatih Falun Gong

Lin Lisheng, seorang warga berusia 65 tahun dari Kota Maoming, Provinsi Guangdong, pernah bekerja sebagai petugas polisi di Stasiun Kereta Maoming. Saat naik kereta pada 11 Maret 2020, dia ditangkap oleh mantan rekannya setelah mereka menemukan buku Falun Gong dan beberapa lembar uang kertas yang dicetak dengan informasi tentang Falun Gong di dalam tasnya.

Karena penyensoran yang ketat di Tiongkok, banyak praktisi menggunakan cara-cara kreatif untuk meningkatkan kesadaran tentang penganiayaan, termasuk mencetak informasi pada mata uang kertas.

Polisi menggerebek rumah Lin dan menahannya di Pusat Penahanan No. 1 Kota Maoming. Khawatir tentang dia, keluarganya menyuap polisi dengan imbalan pembebasannya. Takut akan penganiayaan, Lin berhenti berlatih Falun Gong. Tidak lama kemudian, dia menderita stroke dan dokter mengatakan mereka tidak dapat menyembuhkannya.

Sekembalinya ke rumah, Lin kembali berlatih Falun Gong dan segera mendapatkan kembali kesehatannya. Setelah polisi mengetahuinya, mereka kembali menangkapnya pada 27 Juni 2021, dan menyerahkan kasusnya ke Kejaksaan Distrik Maonan. Dia muncul di Pengadilan Distrik Maonan pada 23 Desember 2022, dan dijatuhi hukuman tiga tahun.

Pengemudi Bus Dihukum Secara Diam-diam, Orang Tuanya yang Sudah Lansia Terabaikan

Yu Zhen, seorang sopir bus di Perusahaan Petrokimia Qilu di Kota Zibo, Provinsi Shandong, ditangkap pada akhir Oktober 2022. Orang dalam mengungkapkan bahwa polisi mengincarnya karena berbagi informasi tentang Falun Gong secara online atau mempelajari ajaran Falun Gong dengan orang lain. praktisi. Minghui.org baru-baru ini mengonfirmasi hukuman penjara 3,5 tahun, tetapi detail lainnya masih belum jelas.

Ayah Yu yang berusia 95 tahun dan ibu berusia 87 tahun telah mengandalkannya untuk perawatan, termasuk berbelanja bahan makanan, mencuci pakaian, membersihkan rumah, dan mendapatkan perawatan medis. Mereka sekarang dalam situasi yang mengerikan tanpa dirinya.

Sebelum hukuman terakhirnya, Yu sebelumnya ditangkap pada 24 Maret 2018, dan rumahnya digeledah. Dia dibebaskan dengan jaminan pada 7 Juli setelah hampir empat bulan di Pusat Penahanan Zhangdian.

Mantan Pegawai Biro Pajak Dihukum 1,5 Tahun Karena Berlatih Falun Gong

Beberapa hari sebelum Tahun Baru Imlek 2023 (pada 22 Januari), seorang penduduk Kota Guangshui, Provinsi Hubei dijatuhi hukuman 1,5 tahun dan denda 5.000 yuan karena keyakinannya pada Falun Gong.

Sebelum hukuman terakhirnya, Chen Quanlong [Pria] pernah menjalani hukuman tiga tahun dan dipecat dari pekerjaannya oleh biro pajak setempat.

Chen, 61, ditangkap pada Juli 2022, setelah dilaporkan memberi tahu orang-orang tentang Falun Gong. Polisi menggeledah dua tempat tinggalnya dan menyita delapan buku Falun Gong miliknya. Dia ditempatkan di bawah pengawasan rumah pada 24 Juli. Kejaksaan Kota Guangshui pada 15 September 2022, mendakwanya dengan tuduhan "merusak penegakan hukum dengan organisasi sesat," dalih standar yang digunakan untuk melawan Falun Gong, dan memindahkan kasusnya ke Guangshui Pengadilan Kota, yang memvonisnya pada pertengahan Januari 2023.

Dihukum Berulang Kali

Setelah Ditahan Selama 15 Tahun, Wanita Liaoning Diberikan Masa Hukuman Dua Tahun Lagi

Seorang penduduk Kota Dongguan, Provinsi Liaoning baru-baru ini dijatuhi hukuman 2 tahun dan denda 3.000 yuan karena berlatih Falun Gong.

Sebelum hukuman terakhir, Liu Mei dipenjara selama total 15 tahun, termasuk 2 tahun di kamp kerja paksa dan 13 tahun penjara. Dia menderita penyakit jantung, tuberkulosis, dan atrofi otak akibat penyiksaan, dan hampir meninggal beberapa kali.

Liu ditangkap pada 7 November 2021, saat dalam perjalanan pulang dari berbelanja. Dengan berjanji akan membebaskannya dalam dua jam jika dia bekerja sama, polisi menipunya untuk menandatangani dokumen tertentu dan mengakui bahwa lima kartu informasi tentang Falun Gong yang disita dari praktisi lain sebenarnya adalah miliknya.

Ketika Liu meminta untuk pulang setelah menandatangani dokumen, polisi menyatakan bahwa mereka perlu melakukan tes PCR untuk memastikan dia tidak terinfeksi COVID-19 karena beberapa petugas melakukan kontak dekat dengannya. Mereka khawatir mereka akan tertular virus jika dia terinfeksi. Namun setelah hasil tes negatif keluar keesokan harinya, polisi mengubah penahanan administratif Liu menjadi penahanan kriminal dan menahannya di penjara selama 15 hari.

Karena masalah kesehatannya, Liu dibebaskan pada 17 Desember 2021. Polisi berbohong kepadanya selama episode pelecehan pada tahun 2021 bahwa kasusnya telah dibatalkan dan memerintahkannya untuk menandatangani dokumen pembebasan jaminan. Ketika dia ditipu untuk pergi ke kejaksaan pada 11 Oktober 2022, dia terkejut saat diberi tahu bahwa dia telah didakwa.

Liu hadir di pengadilan pada tanggal 13 Desember. Dia meminta jaksa memeriksa video interogasi di kantor polisi, namun jaksa menyatakan bahwa kantor polisi padam listrik hari itu dan tidak ada yang direkam. Hakim menjatuhkan hukuman dua tahun dengan denda 3.000 yuan pada 29 Desember 2022.

Penganiayaan Sebelumnya

Liu lahir di pedesaan. Ayahnya adalah seorang guru bahasa sekolah menengah dan pandai seni dan olahraga. Dia tahu cara memainkan banyak alat musik, jadi Liu dan saudara-saudaranya semuanya belajar memainkan alat musik yang berbeda. Hampir setiap malam dihabiskan untuk bernyanyi dan memainkan alat musik. Mereka membuat iri kerabat dan tetangga mereka.

Belakangan, ayah Liu pindah kerja dan mereka pindah ke kota. Dengan pemindahan dan promosi, ayah Liu juga mengalami perubahan besar. Dia meminta cerai pada 1980-an, mengejutkan ibu Liu dan saudara-saudaranya. Kakak beradik itu menjadi sedih dan membenci ayah mereka setelah melihat ibu mereka kesakitan.

Pada tahun 1995, Liu mulai berlatih Falun Gong dan mengikuti prinsip Sejati, Baik, dan Sabar. Dia perlahan memaafkan ayahnya dan dinominasikan sebagai karyawan teladan di tempat kerja setiap tahun.

Setelah penganiayaan dimulai, Liu ditangkap karena pergi ke Beijing untuk memohon. Suatu hari di sebuah pusat penahanan, beberapa petugas polisi menjepitnya dan mencambuknya dengan ikat pinggang dan kulit bambu. Dia pingsan setelah beberapa waktu dan bisa merasakan dirinya melayang di udara dan bergerak maju. Namun, dia mendengar seseorang meneriakkan namanya dari jauh dan mengikuti suara itu. Setelah beberapa saat, dia melihat sekelompok orang mengelilingi tubuhnya. Ada yang memasukkan jarum ke tubuhnya, ada yang menangis, dan ada yang meneriakkan namanya. Kemudian dia merasakan sakit di tubuhnya tetapi tidak tahu di mana dia berada. Kemudian dia menyadari bahwa dia berada di pusat penahanan. Pada saat itu, dia mendengar seseorang berkata bahwa matanya bergerak dan dia hidup kembali. Liu kemudian bangun.

Setelah bangun, Liu merasakan sakit yang luar biasa karena bokong, punggung bawah, dan pahanya bengkak dan menghitam.

Liu dan suaminya, juga seorang praktisi Falun Gong, ditangkap dan dijatuhi hukuman 13 tahun penjara pada tahun 2002. Dia dibawa ke Penjara Wanita Liaoning. Pada akhir tahun 2007, dia menderita tekanan darah tinggi dan penyakit jantung akibat penyiksaan tersebut.

Liu muntah darah setiap hari karena TBC. Dia mengalami ketidakseimbangan hormon dan perutnya sangat kembung sehingga lebih besar dari dadanya. Dia memiliki darah di feses dan urinnya dan menderita atrofi otak. Matanya juga menjadi rabun dan dia menderita penglihatan kabur. Separuh wajahnya merah dan bengkak dan separuh lainnya berhenti berkembang. Kakinya membusuk, berdarah, dan bengkak. Dia merasa seolah-olah ada binatang yang berlari dan berteriak di otaknya. Arteri di sisi kiri leher bengkak dan berdarah, dan lehernya terasa tidak nyaman, seolah-olah ada yang mencekiknya. Dia kehabisan napas. Dia juga memiliki benjolan di payudaranya dan dia kurus kering dan tidak mampu merawat dirinya sendiri. Dia membutuhkan seseorang untuk membantunya saat berjalan atau menggunakan kamar kecil.

Pada 2015, Liu dibebaskan dan harus tinggal di rumah kerabat. Meskipun dia sendiri belum pulih dari penyiksaan, dia dan suaminya merawat ibu mertuanya selama hampir sebulan, ketika saudara suaminya menolak untuk melakukannya.

Liu dan suaminya kemudian membawa ibu mertuanya ke rumah mereka dan merawatnya, meskipun ibu mertuanya tidak menyetujui pernikahan mereka karena cedera tangan Liu akibat kecelakaan kerja. Sementara ibu mertuanya terbaring di tempat tidur, Liu memasak makanan kesukaannya, memijatnya, membantunya mandi, dan membawakan makanan ringan untuknya.

Wanita Yunnan Dihukum Penjara Keempat Kalinya karena Berlatih Falun Gong

segera setelah Li Qun dibebaskan dari hukuman empat tahun karena berlatih Falun Gong, penduduk Kabupaten Yanshan, Provinsi Yunnan ditangkap lagi pada tahun 2021 dan dijatuhi hukuman enam tahun.

Ini adalah keempat kalinya Li, mantan pegawai Biro Listrik Kabupaten Yanshan, dihukum sejak awal penganiayaan pada tahun 1999.

Li pertama kali ditangkap pada tahun 2004 dan dihukum empat tahun. Dia dipecat oleh tempat kerjanya setelah dia dibebaskan pada 22 Mei 2008. Dia mencari nafkah dengan menjual barang dagangan di stan pasar.

Karena berbicara dengan pelanggannya tentang Falun Gong, Li ditangkap lagi pada 20 April 2009. Dia dicekok paksa makan karena melakukan mogok makan untuk memprotes penganiayaan. Pengadilan setempat memvonisnya lima tahun di Penjara Wanita No. 2 Provinsi Yunnan dua minggu kemudian.

Penangkapan Li berikutnya adalah pada Juni 2017. Dia dijatuhi hukuman empat tahun pada 1 September 2017, dan dibawa ke penjara sekitar Tahun Baru Imlek 2018.

Laporan terkait dalam Bahasa Inggris:

Reported in 2022: 633 Falun Gong Practitioners Sentenced for Their Faith