(Minghui.org) Sebanyak 430 kasus warga negara Tiongkok yang taat hukum, namun dihukum karena keyakinan mereka pada Falun Gong dilaporkan pada paruh pertama tahun 2025.

Kasus-kasus yang baru dikonfirmasi tersebut mencakup tiga kasus dari tahun 2020, tiga kasus dari tahun 2021, enam kasus dari tahun 2022, 14 kasus dari tahun 2023, 151 kasus dari tahun 2024, 249 kasus dari tahun 2025, dan empat kasus dengan tahun hukuman yang tidak diketahui. Keterlambatan pelaporan disebabkan oleh penyensoran informasi yang ketat oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT), yang bertujuan untuk merahasiakan penganiayaan terhadap Falun Gong guna menghindari pengawasan internasional.

I. Tinjauan Umum

a. Taktik Penganiayaan Besar-besaran yang Menargetkan Praktisi

Setelah sistem kamp kerja paksa dihapus pada tahun 2013, menghukum praktisi Falun Gong menjadi salah satu cara utama untuk menganiaya mereka, selain pelecehan, pusat pencucian otak, dan penahanan di rumah sakit jiwa. Selama dalam tahanan, para praktisi menjadi sasaran penyiksaan brutal dan pencucian otak yang intens jika mereka menolak untuk melepaskan Falun Gong.

Untuk mempercepat proses hukuman, beberapa daerah menunjuk kejaksaan dan pengadilan khusus untuk menangani kasus-kasus Falun Gong. Para praktisi dapat dihukum beberapa hari atau minggu setelah penangkapan mereka.

Pada tanggal 9 Januari 2025, Zhang Shuqin (wanita), seorang warga Kota Jinzhou, Provinsi Liaoning, berusia 65 tahun, dimasukkan ke Penjara Wanita Provinsi Liaoning untuk menjalani hukuman dua tahun. Ia adalah praktisi Falun Gong ke-24 yang dijatuhi hukuman pada tahun 2024 oleh Pengadilan Kota Linghai, yang berada di bawah administrasi Jinzhou dan telah ditunjuk untuk menangani kasus-kasus Falun Gong di wilayah Jinzhou Raya. Setidaknya 48 praktisi lainnya di Jinzhou dan kota/kabupaten di bawahnya telah dijatuhi hukuman oleh Pengadilan Kota Linghai antara tahun 2022 dan 2023.

b. Kasus Hukuman di Seluruh Tiongkok 

Tiongkok memiliki 22 provinsi, 4 kotamadya yang dikendalikan secara terpusat (Beijing, Tianjin, Shanghai, dan Chongqing), dan 5 daerah otonom (Guangxi, Mongolia Dalam, Tibet, Xinjiang, dan Ningxia). Kecuali Shanghai, Tibet, Guangxi, Qinghai, dan Hainan, semua 26 yurisdiksi lainnya melaporkan kasus hukuman. Provinsi Jilin menduduki puncak daftar dengan 69 kasus hukuman, diikuti oleh 60 di Shandong dan 57 di Liaoning. Sepuluh yurisdiksi lainnya juga melaporkan kasus dengan jumlah dua digit, dan sebelas sisanya memiliki kasus dengan jumlah satu digit.

Di Kota Kunming, Provinsi Yunnan, tiga belas praktisi yang ditangkap dalam operasi razia polisi pada tanggal 6 Juni 2024 dijatuhi hukuman penjara hingga 4,5 tahun. Departemen Kepolisian Kota Kunming menginstruksikan badan-badan di bawahnya untuk memantau para praktisi yang menjadi sasaran dan mengumpulkan bukti-bukti yang memberatkan mereka setidaknya selama enam bulan sebelum menangkap mereka.

c. Hukuman Berat Sampai dengan Sepuluh Tahun

Kejaksaan Agung Rakyat Tiongkok mengumumkan pada bulan Februari 2024 bahwa dalam beberapa tahun terakhir, 85% dari penjahat yang dihukum menerima hukuman tiga tahun atau kurang, dibandingkan dengan 55% pada tahun 1999. Namun untuk 430 kasus hukuman praktisi Falun Gong yang dilaporkan pada paruh pertama tahun 2025, masa hukuman mereka berkisar dari beberapa bulan hingga sepuluh tahun, dengan 249 (57,9%) menerima hukuman tiga tahun atau lebih. Ini menandakan hukuman yang lebih berat bagi praktisi Falun Gong, ketika mereka tidak melanggar hukum apa pun dalam menjalankan hak konstitusional mereka untuk kebebasan berkeyakinan sejak awal.

Selain itu, total 153 praktisi didenda total 2.102.500 yuan, rata-rata 13.742 yuan per orang.

Sepasang suami istri di Kota Luohe, Provinsi Henan, Yang Juncheng (pria) dan Ding Xiangqin (wanita), berusia 60-an, keduanya dijatuhi hukuman sepuluh tahun penjara pada waktu yang tidak diketahui setelah penangkapan mereka pada bulan September 2023. Polisi menyita uang tunai senilai 300.000 yuan dan barang-barang pribadi lainnya saat menggerebek rumah mereka. Ayah Yang, berusia 90-an dan bergantung padanya untuk perawatan, kini berada dalam situasi yang mengerikan.

Meng Qingjie (wanita), seorang pensiunan guru sekolah dasar berusia 72 tahun di Kota Shenyang, Provinsi Liaoning, ditangkap pada tanggal 12 Juli 2024, dan dijatuhi hukuman delapan tahun dengan denda 50.000 yuan pada tanggal 26 Maret 2025. Sebelum hukuman terakhirnya, ia dipenjara selama total sembilan tahun karena keyakinannya dan dana pensiunnya ditangguhkan sejak tahun 2018.

d. Puluhan Tahun Penganiayaan

Serupa dengan Meng, beberapa praktisi telah mengalami penganiayaan selama puluhan tahun sebelum akhirnya dijatuhi hukuman lagi. Wang Jinxian (wanita), 69 tahun, dari Kabupaten Yiliang, Provinsi Yunnan, dijatuhi hukuman penjara kelima kalinya, yaitu 4,5 tahun, setelah penangkapan terakhirnya pada bulan Juni 2024. Sebelumnya, ia telah menjalani hukuman 14 tahun penjara, dan hukuman ketiganya dijatuhkan hanya 44 hari setelah ia menyelesaikan hukuman keduanya.

Yang Jiangwei (pria), 55 tahun, mantan karyawan Perusahaan Instalasi Tenaga Listrik Liangjin Dayang di Kabupaten Suizhong, Provinsi Liaoning, ditangkap pada tanggal 19 April 2024 karena menempelkan stiker bertuliskan “Sejati-Baik-Sabar baik” di tiang listrik. Ia dijatuhi hukuman 14 bulan penjara pada bulan Februari 2025. Sejak penganiayaan terhadap Falun Gong dimulai pada tahun 1999, Yang telah menjalani tiga kali kerja paksa dan sepuluh tahun penjara, dengan total 17,5 tahun. Ia hanya dapat menghabiskan waktu bersama keluarganya selama lebih dari tujuh tahun selama 26 tahun terakhir.

Yang Xiuhua (wanita), warga Kota Harbin, Provinsi Heilongjiang, ditangkap pada tanggal 10 November 2024 saat hendak naik kereta api ke luar kota untuk menghadiri sebuah pernikahan. Ia dijatuhi hukuman tiga tahun penjara pada bulan Maret 2025.

Ini bukan pertama kalinya Yang menjadi sasaran karena keyakinannya. Saat menjalani hukuman dari tahun 2002 hingga 2005, ia disuntik dengan obat perusak saraf yang membuatnya merasa sangat mual dan tidak nyaman. Kulitnya menjadi sangat kendur sehingga bisa dicubit dan diangkat. Ia juga mengalami sensasi aneh, semua orang tampak seperti tengkorak baginya. Dalam insiden lain, ia ditelanjangi hingga hanya mengenakan pakaian dalam dan dilemparkan ke tumpukan salju. Para penjaga juga memukuli tangannya dengan tongkat bambu, memborgolnya ke rangka tempat tidur, dan mencekoknya dengan paksa saat ia sedang mogok makan.

II. Profil Korban

Di antara 430 praktisi yang dijatuhi hukuman, setidaknya 202 di antaranya berusia 60 tahun ke atas, terdiri dari 93 praktisi berusia 60-an, 92 praktisi berusia 70-an, 16 praktisi berusia 80-an, dan 1 praktisi berusia 90-an. Para praktisi ini berasal dari berbagai latar belakang, termasuk guru, dokter, perawat, insinyur, petani, dan pekerja pabrik.

a. Praktisi Muda Dihukum

1) Wanita Beijing Berusia 36 Tahun Dihukum 5 Tahun Penjara, Ibunya Ditangkap karena Mencari Keadilan

Sun Shuang (wanita), 36 tahun, ditangkap di rumahnya di Beijing pada tanggal 22 November 2023, setelah dilaporkan menyebarkan kalender pada hari yang sama. Polisi berjanji akan membebaskannya jika ia bersedia menandatangani surat perintah penahanan dan catatan interogasi. Ia mempercayainya dan menandatangani dokumen-dokumen tersebut, namun kemudian dibawa ke pusat penahanan dan dituntut. Ia dijatuhi hukuman lima tahun penjara dengan denda 5.000 yuan pada tanggal 20 Maret 2025.

Ibu Sun, Wang Shuhui, juga seorang praktisi Falun Gong, ditangkap pada pertengahan bulan Mei 2025 karena mencoba mencari keadilan bagi Sun.

2)  Pria Chongqing Berusia 47 Tahun Dihukum 2,5 Tahun Penjara

Zou Bin (pria), warga Chongqing berusia 47 tahun, ditangkap pada tanggal 22 Mei 2024, dan dijatuhi hukuman 2,5 tahun pada bulan Februari 2025.

Kedua orang tua Zou telah meninggal dunia. Kaki kakak laki-lakinya cacat, dan ia tidak mampu mengurus dirinya sendiri. Zou telah beberapa kali menulis surat ke polisi, menuntut untuk dibebaskan agar dapat merawat kakaknya, tetapi tidak berhasil.

Zou memiliki pekerjaan yang layak setelah lulus kuliah, tetapi dipecat karena mempertahankan keyakinannya setelah penganiayaan dimulai. Ia dijatuhi hukuman kerja paksa pada bulan Mei 2001 dan dijatuhi hukuman tiga tahun dengan masa percobaan empat tahun pada tahun 2011.

b. Perintah Pengadilan yang Mengizinkan Praktisi Lansia untuk Menjalani Hukuman di Rumah Dibatalkan

Dalam perkembangan baru yang meresahkan, banyak praktisi lansia, kebanyakan berusia 80-an, ditahan kembali untuk menjalani hukuman yang sebelumnya tidak diwajibkan. Kebanyakan dari mereka ditolak masuk ke pusat penahanan atau penjara karena berbagai penyakit. Perintah baru untuk tetap menjalani masa hukuman penjara mereka, atau bahkan menjalani kembali masa hukuman penjara yang telah berakhir, terlepas dari kondisi fisik mereka, menimbulkan risiko yang sangat besar bagi kesehatan dan nyawa mereka.

Di Provinsi Heilongjiang, Kelompok Pimpinan Pusat untuk Pekerjaan Inspeksi Partai Komunis Tiongkok pergi ke Kota Daqing dan memerintahkan otoritas setempat untuk meningkatkan penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong dan memenjarakan mereka.

Di Kota Weifang, Provinsi Shandong, polisi memenjarakan Wang Zhigeng (pria) yang berusia 84 tahun untuk menjalani hukuman tiga tahun dan mengatakan bahwa mereka diberi perintah untuk memenjarakan semua praktisi Falun Gong yang dijatuhi hukuman selama pandemi COVID-19, tanpa memandang usia atau kondisi kesehatan mereka.

Saat menangkap Liu Faqun (wanita) berusia 84 tahun, polisi di Kabupaten Gulin, Provinsi Sichuan, berkata kepadanya, “Sekalipun kami harus memanggil ambulans, kami akan melaksanakan perintah pengadilan untuk menahan Anda!”

1) Pria Buta, 82 Tahun, dan Istrinya, 85 Tahun, Dipenjara karena Berlatih Falun Gong

Wei Jiuxiang, 82 tahun, dan istrinya, Zhang Yanmiao, 85 tahun, dari Kabupaten Mengyin, Provinsi Shandong, ditangkap pada tanggal 26 Agustus 2022, saat sedang membaca buku Falun Gong di rumah bersama praktisi lainnya. Polisi menggerebek tempat mereka dan menginterogasi mereka di kantor polisi. Mereka dibebaskan dengan jaminan saat senja.

Wei, yang menjadi buta dan lumpuh beberapa tahun sebelum ditangkap, dan  Zhang keduanya dijatuhi hukuman empat tahun pada tahun 2024. Mereka tidak langsung diperintahkan untuk menjalani hukuman, tetapi polisi menangkap mereka pada bulan Mei 2025 dan menjebloskan mereka ke penjara.

2) Dihukum pada tahun 2022, Seorang Wanita Berusia 85 Tahun dan Suaminya yang Berusia 90 Tahun Mulai Menjalani Hukuman pada bulan Juni 2025

Pasangan suami istri lain di Provinsi Shandong ditangkap pada bulan Oktober 2020, dan keduanya dijatuhi hukuman enam bulan penjara pada bulan Maret 2022. Mereka tidak langsung menjalani hukuman karena terus-menerus gagal dalam pemeriksaan fisik yang diwajibkan.

Tiga tahun kemudian, istrinya yang berusia 85 tahun, Li Ping, dan suaminya yang berusia 90 tahun, Liu Xuese, ditahan masing-masing pada tanggal 18 Juni dan 23 Juni 2025, untuk memulai masa hukuman penjara mereka.

3) Pengadilan Membatalkan Keputusan yang Mengizinkan Wanita Berusia 84 Tahun yang Sedang Sakit untuk Menjalani Hukuman di Rumah; Dia Sekarang Dipenjara dan Ditolak untuk Mendapatkan Pembebasan Bersyarat Medis

Liu Faqun (wanita), 84 tahun, dari Kabupaten Gulin, Provinsi Sichuan, ditangkap pada tanggal 24 November 2022 karena menyebarkan informasi tentang Falun Gong. Pengadilan Kabupaten Gulin menjatuhkan hukuman empat tahun penjara dan denda 30.000 yuan pada tanggal 25 Desember 2024. Awalnya, ia diizinkan menjalani hukuman di luar penjara, tetapi biro kehakiman setempat mengeluarkan opini sekitar bulan Maret 2025 yang menyatakan bahwa ia “merugikan masyarakat” dan harus dipenjara, meskipun ia menderita tekanan darah tinggi dan kondisi medis serius lainnya.

Polisi mendatangi rumah Liu pada tanggal 9 Mei 2025 dan mengatakan kepadanya, “Meskipun kami harus memanggil ambulans, kami akan melaksanakan perintah pengadilan untuk menahan Anda!” Mereka menempatkannya di Pusat Penahanan Kota Luzhou pada hari itu dan memindahkannya ke Penjara Wanita Provinsi Sichuan pada tanggal 13 Mei. Pembebasan bersyarat medisnya telah ditolak.

4) Wanita Berusia 77 Tahun Dipenjara untuk Menjalani Hukuman Penjara yang Ditetapkan pada Tahun 2019

Wu Zhiqin (wanita), 77 tahun, dari Kota Jilin, Provinsi Jilin, dimasukkan ke Penjara Wanita Provinsi Jilin pada tanggal 15 Mei 2025, untuk menjalani hukuman penjara yang dijatuhkan padanya pada tahun 2019 karena keyakinannya pada Falun Gong.

Wu ditangkap pada tahun 2019 dan kemudian dijatuhi hukuman dua tahun delapan bulan. Karena ia dinyatakan memiliki tekanan darah tinggi yang terus-menerus, ia dibebaskan dengan pembebasan bersyarat medis. Pada tanggal 15 April 2025, beberapa petugas pengadilan mendatangi rumah Wu dan membawanya ke Pusat Penahanan Kota Jilin meskipun keluarganya menolak keras. Pihak berwenang memindahkannya ke penjara pada tanggal 15 Mei, tanpa memberi tahu keluarganya.

III. Pelanggaran Hukum di Setiap Tahap Proses Penuntutan

a. Penangkapan, Penahanan, dan Penggeledahan yang Melanggar Hukum terhadap Rumah Praktisi

1) Rumah Pria Tianjin Digeledah, Dihukum 7,5 Tahun Penjara karena Berbicara kepada Orang-orang tentang Penganiayaan terhadap Falun Gong

Kong Fanwei (pria), warga Tianjin berusia 60 tahun, ditangkap di sebuah pekan raya masyarakat pada tanggal 3 Juli 2024, karena menukar mata uang kertas yang dicetak dengan informasi tentang Falun Gong. Karena penyensoran informasi yang ketat di Tiongkok, praktisi Falun Gong menggunakan berbagai cara kreatif, seperti mencetak informasi pada mata uang kertas, untuk melawan penganiayaan.

Polisi mendobrak masuk ke rumah Kong sekitar pukul 09.00. Saat sebagian besar petugas menggeledah rumahnya, dua petugas berdiri di luar dan melarang anggota keluarga Kong, yang tinggal serumah dengannya, untuk masuk. Polisi baru pergi pukul 15.00. Komputer, printer, dan materi informasi Falun Gong milik Kong disita. Ia dibawa ke pusat penahanan pada malam harinya.

Pengadilan Distrik Wuqing menggelar sidang virtual kasus Kong pada tanggal 8 November 2024, tanpa memberi tahu keluarganya, dan menjatuhkan hukuman 7,5 tahun penjara. Ia dimasukkan ke penjara keesokan harinya.

2) Polisi: “Anda Memiliki [Praktisi] Falun Gong di Keluarga Anda dan Anda Masih Mengeluh Tentang Kami yang Menginap di Rumah Anda?”

Yao Yan (wanita), warga Kota Jilin, Provinsi Jilin, ditangkap pada tanggal 25 April 2023 setelah dilaporkan menyebarkan materi informasi Falun Gong di sebuah permukiman. Ia dibebaskan dengan jaminan tak lama kemudian. Untuk menghindari penganiayaan lebih lanjut, ia bersembunyi dan dimasukkan dalam daftar pencarian orang (DPO).

Polisi membobol rumah Yao setelah pukul 7 malam pada tanggal 17 April 2024 dengan menyewa tukang kunci. Mereka menuntut untuk mengetahui keberadaan Yao. Suaminya menjawab bahwa ia belum pulang ke rumah selama sebulan. Polisi kemudian menggeledah ponsel pribadi putra Yao sebelum menuntut untuk melihat ponsel bisnisnya juga.

Ketiga petugas tersebut menggeledah setiap inci rumah, termasuk di bawah tempat tidur dan lemari sepatu. Seorang petugas mengancam akan memenjarakan Yao jika putranya menolak untuk mengungkapkan keberadaannya. Ia menunjukkan kepada putra Yao informasi tentang dirinya dalam daftar pencarian orang secara daring dan mengatakan bahwa Yao dapat ditangkap di mana saja.

Ketika polisi mencoba tinggal di sana untuk menunggu Yao kembali, suaminya mengeluhkan pelecehan tersebut. Seorang petugas menjawab, “Anda punya praktisi Falun Gong di keluarga Anda, dan Anda masih mengeluh tentang kami yang menginap di rumah Anda?”

Yao ditangkap pada tanggal 8 September 2024, dan dibawa ke Pusat Penahanan Kota Jilin keesokan harinya. Keluarganya baru mengetahui hukuman penjara 1,5 tahun yang dijatuhkan kepadanya pada bulan Mei 2025.

3) Polisi Paksa Pusat Penahanan untuk Menerima Guru Pensiunan Meskipun Tekanan Darahnya Tinggi

Ma Xiuqin (wanita), seorang pensiunan guru berusia 73 tahun di Kota Heze, Provinsi Shandong, ditangkap pukul 7 pagi tanggal 11 Juli 2024, saat polisi melakukan penyisiran terhadap praktisi Falun Gong setempat. Polisi menginterogasinya pada siang hari dan kemudian membawanya ke pusat penahanan setempat pada sore harinya. Meskipun awalnya para penjaga menolak menerimanya karena tekanan darahnya yang tinggi, polisi memaksa mereka untuk membawanya, dengan mengatakan, “Kami telah bekerja keras sejak pukul 4 pagi, hanya untuk menangkap para praktisi Falun Gong ini.”

Tekanan darah Ma tetap tinggi. Ia tidak bisa berjalan sendiri atau bahkan berdiri setelah menggunakan toilet. Setelah mendengar tentang situasinya, keluarganya pergi ke kantor polisi dan meminta pembebasannya dengan jaminan, tetapi permintaan mereka ditolak.

Untuk menjatuhkan hukuman kepada Ma, polisi membuka kembali kasusnya dari tahun 2020, saat dia ditangkap karena menyebarkan pamflet Falun Gong. Dia ditahan selama beberapa hari saat itu dan dibebaskan dengan status tahanan rumah. Saat menyerahkan kasus terbarunya ke kejaksaan pada tahun 2024, polisi menuduhnya “berusaha melarikan diri” dan memalsukan keterangan saksi untuk menjebaknya.

Ma diadili pada tanggal 28 November 2024, dan dijatuhi hukuman 16 bulan penjara pada tanggal 5 Desember 2024. Ia diperintahkan untuk menjalani hukuman setelah kalah dalam bandingnya, meskipun faktanya ia sudah tidak mampu dan bergantung pada orang lain untuk perawatan.

4) Praktisi Diperlakukan Kasar Saat Penangkapan

Zhang Xiuqun (wanita), berusia 70-an dan seorang pensiunan karyawan Ladang Minyak Shengli di Kota Dongying, Provinsi Shandong, sedang membeli bahan makanan di pasar petani pada tanggal 24 April 2024, ketika dua petugas berpakaian preman tiba-tiba muncul. Mereka mendorongnya hingga jatuh dan menginjaknya, merampas dompetnya dan memerintahkannya untuk menyerahkan ponselnya. Empat petugas berpakaian preman lainnya kemudian bergabung dengan mereka dan membawa Zhang ke kantor polisi. Polisi mengancam keluarganya agar tidak mencari keadilan baginya, dan mereka juga merahasiakan status kasusnya kepada keluarga. Polisi menyerahkan kasusnya ke kejaksaan sekitar bulan Agustus 2024, dan dia kemudian dijatuhi hukuman satu tahun.

Mirip dengan Zhang, Yuan Qiongxiu (wanita), 72 tahun, mantan karyawan Bank Industri dan Komersial Tiongkok di Kota Suining, Provinsi Sichuan, ditangkap di luar pasar petani pada tanggal 28 April 2024. Polisi memegang tangannya di belakang punggungnya, mengikat pergelangan tangannya, memotretnya, dan mendorongnya ke dalam mobil hitam tanpa plat nomor. Rumahnya digeledah tak lama kemudian. Polisi tidak memberi tahu keluarganya di mana dia berada. Mereka membutuhkan waktu lebih dari dua bulan untuk mengetahui keberadaannya. Dia kemudian dijatuhi hukuman empat tahun penjara.

Setelah penangkapan Li Shoulan (wanita) pada tanggal 22 Februari 2023 di Kota Ankang, Provinsi Shaanxi, pensiunan pegawai kereta api berusia 73 tahun itu, matanya diperiksa paksa. Polisi membawa alat pemeriksa mata untuk menyorotkan cahaya terang ke matanya sedangkan satu orang membuka paksa kelopak mata atasnya dan yang lain menarik turun kelopak mata bawahnya. Mereka tampaknya tidak tahu cara mengoperasikan alat tersebut dan menghabiskan beberapa jam hingga alat itu rusak. Li dibebaskan 12 hari kemudian. Matanya masih terasa sakit lebih dari dua bulan setelah kejadian tersebut. Ia ditangkap lagi beberapa bulan kemudian dan diam-diam dijatuhi hukuman lima tahun penjara.

Gao Ying (wanita) dari Kota Beizhen, Provinsi Liaoning, ditangkap pada tanggal 24 Mei 2022. Karena menolak menjawab pertanyaan polisi, petugas menampar wajahnya, memukul tulang rusuknya, dan menusuk tulang rusuknya dengan pulpen. Sisi kiri wajahnya, serta beberapa tempat di tubuh dan lengannya, dipenuhi memar. Selama beberapa hari berikutnya, dia berulang kali ditolak masuk oleh pusat penahanan setempat karena suhu tubuhnya yang tinggi. Meskipun dia dibebaskan segera setelah itu, polisi menahannya kembali pada bulan April 2024 dan menyerahkan kasusnya ke kejaksaan. Dia dijatuhi hukuman 4,5 tahun pada pertengahan bulan Januari 2025.

b. Bukti Penuntutan yang Dipalsukan

1) Foto Palsu Berujung Hukuman Penjara 5 Tahun

Keluarga Xu Weidong (pria) mengetahui pada tanggal 21 April 2025 bahwa ia telah dijatuhi hukuman lima tahun penjara karena berlatih Falun Gong. Mereka menghubungi pengadilan yang menangani kasus tersebut dan diberi tahu bahwa putusan tersebut telah dikeluarkan beberapa minggu sebelumnya, tepatnya pada tanggal 25 Maret. Pengadilan menolak memberikan salinan putusan kepada keluarga. Xu, seorang warga Kota Chengdu, Provinsi Sichuan, berusia 62 tahun, dan mantan insinyur metalurgi, dipenjara pada minggu terakhir bulan April 2025.

Xu ditangkap di rumah bersama istrinya, Sun Fenghua, pada tanggal 26 November 2023. Polisi menargetkan pasangan tersebut karena mereka berbicara kepada orang-orang tentang Falun Gong. Sun dibebaskan pada tanggal 7 Desember 2023, tetapi Xu ditempatkan dalam penahanan administratif. Beberapa jam kemudian, polisi meningkatkan penahanannya menjadi penahanan kriminal dengan alasan bahwa ia adalah “pelanggar berulang.” Xu sebelumnya menjalani hukuman penjara sepuluh tahun (Mei 2002 – Mei 2012) karena menyadap sinyal TV untuk menyiarkan program yang membantah propaganda kebencian terhadap Falun Gong.

Seorang petugas datang ke rumah pasangan tersebut pada malam hari  tanggal 23 Desember 2023 dan membawa kabur kendaraan roda empat listrik milik Xu. Petugas tersebut mengklaim bahwa kendaraan roda empat tersebut merupakan “barang bukti” dan harus disita.

Beberapa petugas membawa Xu keluar dari pusat penahanan dan kembali ke kantor polisi pada tanggal 25 Desember 2023. Mereka memaksanya berdiri di samping kendaraan roda empatnya dan difoto. Mereka kemudian menyerahkan “bukti baru” tersebut kepada kejaksaan pada tanggal 21 Februari 2024.

Jaksa Liu mendakwa Xu pada bulan November 2024 dan mengancam akan menjatuhkan hukuman berat jika ia menolak mengakui “kesalahannya.” Xu menegaskan kembali ketidakbersalahannya dan menolak menandatangani surat dakwaan. Ia kemudian diam-diam dijatuhi hukuman lima tahun penjara.

Sun pergi ke pusat penahanan pada tanggal 23 April 2025, tetapi ditolak untuk mengunjungi suaminya dengan alasan bahwa kasusnya “dirahasiakan.”

2) Pria Berusia 83 Tahun dengan Atrofi Otak Ditipu untuk Menandatangani Pernyataan untuk Memberatkan Menantu Perempuannya

Dua warga Kabupaten Yilan, Provinsi Heilongjiang, dihukum dengan sewenang-wenang pada tanggal 11 Februari 2025. Gao Jing (wanita), 60 tahun, dijatuhi hukuman empat tahun penjara dan denda 50.000 yuan. Fu Guiqin (wanita), 74 tahun, dijatuhi hukuman dua tahun sepuluh bulan penjara dan denda 100.000 yuan.

Kedua perempuan tersebut ditangkap pada tanggal 8 Februari 2024. Selama pemeriksaan fisik yang diwajibkan untuk penahanan, tekanan darah sistolik Fu diketahui 180 mmHg (kisaran normal adalah 120 atau lebih rendah). Ia juga kesulitan berjalan sendiri. Dalam upaya meyakinkan pusat penahanan untuk menerimanya, polisi menggunakan rekaman CCTV lama yang menunjukkan Fu berjalan cepat. Kesehatan Fu semakin memburuk selama di tahanan, dan ia dibebaskan dengan jaminan pada akhir bulan April 2024.

Kejaksaan dua kali mengembalikan berkas kasus terhadap Fu dan Gao, dengan alasan bukti yang tidak mencukupi. Polisi menipu ayah mertua Gao, Wang Fuyou, agar menandatangani pernyataan yang memberatkannya. Wang, 83 tahun, didiagnosis menderita atrofi otak dan pernah hilang karena tidak ingat jalan pulang. Polisi juga memaksa suami, putra, dan ibu mertua Gao yang telah berusia 83 tahun untuk memberikan “kesaksian” yang memberatkannya. Liu kemudian memalsukan beberapa bukti atas nama keluarga Gao. Dengan bukti “tambahan” tersebut, ia berhasil meyakinkan kejaksaan untuk menerima berkas kasus tersebut untuk ketiga kalinya.

Fu dan Gao hadir di Pengadilan Wilayah Yilan pada tanggal 17 Desember 2024. Fu tiba-tiba pingsan dan dilarikan ke rumah sakit. Setelah sadar, ia dikembalikan ke ruang sidang. Selama persidangan, ia terkadang sadar dan terkadang bingung. Karena ia tidak dapat menjawab pertanyaan hakim, sidang terpaksa dihentikan.

Keluarga Gao mencatat bahwa ia kurus kering, rambutnya telah memutih, dan ia telah kehilangan sebagian besar giginya. Ia diborgol dan dibelenggu selama persidangan.

Pada sidang kedua, hakim membacakan “kesaksian” suami Gao yang memberatkannya. Setelah bersumpah bahwa ia tidak pernah mengatakan hal seperti itu, hakim memerintahkan petugas pengadilan untuk mengeluarkannya dari ruang sidang. Baru pada saat itulah ia dan seluruh keluarganya menyadari bahwa mereka telah ditipu oleh Kapten Liu untuk memberikan “kesaksian” yang memberatkan Gao tanpa sepengetahuan mereka.

Gao dan Fu divonis bersalah pada tanggal 11 Februari 2025.

3) Saksi yang Tidak Ada Termasuk dalam Bukti Penuntutan Terhadap Insinyur Liaoning

Zhang Huiqiang (pria), mantan insinyur berusia 58 tahun di Pabrik Kimia Etilen Kota Fushun di Provinsi Liaoning, dijatuhi hukuman 4,5 tahun karena bukti lemah yang dibuat oleh polisi.

Selama sidang pengadilan Zhang pada tanggal 6 Maret 2025, jaksa Yang Yuqiu menuduh bahwa ia melanggar hukum dengan “mendistribusikan kalender dengan pesan-pesan Falun Gong di sebuah toko reparasi ponsel dan kedai kopi, serta membelanjakan uang kertas dengan pesan-pesan Falun Gong yang tercetak pada uang kertas tersebut.”

Zhang berargumen bahwa karena tidak ada hukum di Tiongkok yang menganggap Falun Gong sebagai kejahatan, ia tidak melanggar hukum apa pun. Hakim ketua Zhu Lina berulang kali menyela.

Jaksa Yang mengklaim bahwa seorang pria bernama Su Bin “menyaksikan” penggerebekan polisi di rumah Zhang. Pengacaranya menjawab bahwa ia menonton rekaman video kamera polisi secara keseluruhan dan tidak melihat siapa pun yang bernama Su Bin di dalamnya. Berdasarkan hukum, penggerebekan polisi harus disaksikan oleh pihak ketiga yang independen. Jika tidak, barang-barang yang disita tidak dapat digunakan sebagai bukti untuk mendakwa tersangka.

Namun, Hakim Zhu bersikeras bahwa ada Su Bin dalam video polisi dan bahwa dia melihat foto Su Bin dalam bukti yang diberikan polisi.

Putri Zhang, yang bertindak sebagai pembela non-pengacaranya, bersaksi melawan polisi atas tuduhan memeras pengakuan dari ibunya. Pada hari penangkapan Zhang, tanggal 21 Oktober 2024, istrinya menyadari bahwa polisi telah merobek setiap halaman kalender berisi informasi tentang Falun Gong dan mengklaim bahwa setiap halaman tersebut merupakan “bukti” yang terpisah. Ketika ia mengecam mereka karena memalsukan bukti terhadap suaminya, mereka mengancam akan menangkapnya. Mereka juga menyita beberapa flash drive kosong dan merobek sebuah hiasan kuno bertuliskan “Fu” (“keberuntungan” dalam bahasa Mandarin).

Polisi tidak mengizinkan istri Zhang untuk memverifikasi barang-barang sitaan, dan mereka juga tidak memberinya daftar barang-barang tersebut sebagaimana diwajibkan oleh hukum. Mereka membawanya ke kantor polisi, di mana petugas Yu Bing bertanya dari mana ia dan suaminya mendapatkan kalender tersebut. Ia berkata ia tidak tahu karena ia tidak membawanya pulang. Yu menjawab, “Jika bukan Anda, maka suami Anda.” Sebelum ia menyadari bahwa mereka mencoba membuatnya memberatkan suaminya, Yu dan petugas lainnya memerintahkannya untuk menandatangani catatan interogasi. Ketika mereka tidak mengizinkannya membacanya, ia ragu-ragu sampai mereka mengancam akan menargetkan putrinya. Di bawah tekanan, ia menandatangani namanya.

Putri Zhang berpendapat bahwa “kesaksian” yang diberikan ibunya terhadap ayahnya tidak dapat diterima, terutama karena ibunya telah menulis surat kepada jaksa Yang dan hakim Zhu dua hari sebelum persidangan untuk membatalkan apa yang dipaksakan kepadanya selama interogasi.

Putri Zhang juga menunjukkan bahwa toko reparasi ponsel tersebut baru mengidentifikasi ayahnya dari rekaman CCTV toko pada tanggal 9 Desember 2024, padahal polisi sudah menuliskan nama Zhang dalam tanda terima kasus mereka, tertanggal 7 Desember 2024. Meskipun ia menuntut pembebasan ayahnya, ayahnya tetap dijatuhi hukuman penjara empat setengah tahun.

4) Disiksa Hingga Mengalami Gangguan Mental, Seorang Wanita Dipaksa Menandatangani Kertas Kosong yang Digunakan untuk Menghukum Rekan Praktisinya

Tiga warga Kota Dongying, Provinsi Shandong, divonis bersalah pada tanggal 26 Mei 2025. Wang Fan (wanita), 50 tahun, dijatuhi hukuman empat tahun penjara. Suaminya, Du Jianxin, 51 tahun, dan Fu Jian (pria), sekitar 47 tahun, keduanya dijatuhi hukuman tiga setengah tahun penjara.

Ketiga praktisi tersebut ditangkap pada tanggal 29 November 2023, saat polisi melakukan penyisiran terhadap praktisi Falun Gong setempat. Sebelum penangkapan, polisi memantau praktisi selama sebulan, termasuk memasang alat pelacak di mobil mereka dan mengatur petugas untuk membuntuti dan memotret mereka.

Ibu Du sangat terpukul atas penangkapan putra dan menantunya hingga ia meninggal dunia pada bulan Mei 2024. Keluarga pasangan itu menyewa seorang pengacara untuk mewakili mereka. Pihak pusat penahanan melarang pengacara tersebut mengunjungi kliennya dan mengatakan bahwa ia harus mendapatkan persetujuan dari polisi terlebih dahulu. Polisi mengklaim bahwa mereka tidak dapat mengizinkan pertemuan apa pun karena mereka sedang dalam proses menginterogasi pasangan tersebut dan mengumpulkan bukti-bukti penuntutan. Faktanya, polisi tidak pernah pergi ke pusat penahanan untuk menginterogasi pasangan tersebut. Wang melakukan mogok makan sebagai protes dan dicekok paksa makan.

Pengadilan Distrik Dongying menggelar sidang pertama untuk kasus ketiga praktisi tersebut pada tanggal 3 Juli 2024. Hakim ketua Liu Nan tidak mengizinkan praktisi maupun pengacara mereka untuk menyampaikan pembelaan. Pada sidang kedua dan ketiga, pada tanggal 16 dan 21 Oktober, ia mengizinkan pembelaan tersebut disampaikan. Para pengacara mengajukan pembelaan tidak bersalah untuk klien mereka.

Salah satu bukti kunci yang diajukan jaksa penuntut Wang Shasha adalah catatan interogasi terhadap praktisi Falun Gong setempat lainnya, Liu Chunrong (wanita), seorang pensiunan karyawan perusahaan air. Liu juga ditangkap pada tanggal 29 November 2023. Meskipun dibebaskan malam itu juga, ia ditangkap lagi seminggu kemudian, pada tanggal 7 Desember, dan dibawa ke pusat pencucian otak. Di sana, ia dianiaya hingga mengalami gangguan mental dalam lima hari. Polisi kemudian memintanya menandatangani banyak dokumen, termasuk kertas kosong.

Jaksa Wang menduga bahwa catatan interogasi ini menyatakan bahwa Liu melibatkan Fu, Du, dan istrinya dan bahwa apa yang “diakui” oleh Liu sudah cukup untuk membuktikan bahwa ketiga praktisi yang diadili melanggar hukum.

Ketiga praktisi dan pengacara mereka, yang mengetahui tentang pelecehan yang dialami Liu dari orang dalam, menantang jaksa penuntut untuk menunjukkan video-video yang memperlihatkan Liu dilecehkan dan bahwa ia dipaksa menandatangani dokumen-dokumen tersebut ketika ia tidak sadar. Jaksa penuntut tidak memutar video apa pun atau menjawab pertanyaan tentang bagaimana “bukti” yang dikumpulkan secara ilegal terhadap ketiga praktisi tersebut dapat diterima dalam persidangan.

Hakim Liu menggelar sidang keempat pada tanggal 19 Mei 2025. Ketiga praktisi dan pengacara mereka kembali menuntut pembebasan mereka, namun mereka semua dijatuhi hukuman seminggu kemudian.

c. Hakim dan Jaksa Tiongkok: “Jangan Bicara tentang Hukum kepada Kami!”

Tiga warga Kota Huaihua, Provinsi Hunan, hadir di Pengadilan Kabupaten Zhijiang secara terpisah pada tanggal 16 dan 17 Desember 2024. Hakim yang memimpin tiga persidangan dan jaksa yang mendakwa ketiganya berteriak, “Jangan bicara pada saya tentang hukum” saat persidangan.

Wu Fangming (wanita), 60 tahun; Jiang Changxian (wanita), 59 tahun; dan Yin Qiuyang (wanita), 75 tahun, ditangkap antara bulan September dan Oktober 2023, mereka didakwa pada waktu yang tidak diketahui. Hakim Ketua Chen Qingzhen menyidangkan kasus Wu dan Yin dalam dua sidang berturut-turut pada tanggal 16 Desember 2024, dan kasus Jiang keesokan harinya.

Pada pagi hari tanggal 16 Desember 2024, beberapa mobil patroli polisi dan sebuah kendaraan SWAT terlihat terparkir di depan gedung pengadilan. Sejumlah besar petugas masyarakat juga dikerahkan untuk mencegah praktisi Falun Gong setempat memasuki gedung pengadilan. Beberapa praktisi yang berhasil mendekat diusir dan dibuntuti oleh petugas berpakaian preman. Beberapa praktisi melaporkan menerima panggilan telepon yang mengancam saat dalam perjalanan ke gedung pengadilan.

Sidang Wu dimulai pukul 10.00 pagi. Hanya dua anggota keluarganya yang diizinkan masuk. Sisa kursi di galeri diisi oleh orang-orang yang telah diatur oleh pengadilan, termasuk badan-badan yang mengawasi firma hukum para pengacara pembela.

Jaksa Zhou menyatakan bahwa Wu ditangkap pada tanggal 28 September 2023, setelah polisi yang membuntutinya menahan surat yang ia titipkan di kantor pos dan menemukan surat tersebut berisi informasi tentang Falun Gong. Pengacaranya, Li Chunfu dan Dong Qianyong, menunjukkan bahwa polisi melanggar hukum dengan menahan surat-surat pribadi. Mereka berargumen bahwa surat tersebut tidak dapat digunakan sebagai bukti yang sah terhadap klien mereka.

Hakim Chen memerintahkan jaksa untuk mengumpulkan lebih banyak bukti dan menunda sidang, namun dilanjutkan 30 menit kemudian ketika kedua pengacara pembela sedang makan siang.

Pada pukul 4 sore, hakim Chen menggelar sidang untuk Yin. Pembela non-pengacaranya, Xie Yanyi (pria), suaranya serak dan dia tidak dapat mendengar dengan jelas. Putranya kemudian mempercayakan pengacara tersebut, Dong (pria), untuk mewakili ibunya.

Ketika hakim Chen menolak permintaan tersebut, Dong mengutip undang-undang yang relevan yang memperbolehkan permintaan mendadak untuk perwakilan hukum tambahan di pengadilan. Chen dan jaksa Zhou Yulan berteriak, “Jangan bicara tentang hukum kepada kami!” Dong menolak untuk mengalah, dan Chen pun mengalah.

Seiring berjalannya sidang, suara Xie membaik, dan ia bergabung dengan Dong untuk membela Yin. Hakim Chen menunda sidang pada pukul 19.00.

Jiang hadir di pengadilan pukul 14.30 pada tanggal 17 Desember 2024. Dong juga bertindak sebagai pengacara pembelanya. Ia bersaksi bahwa petugas yang menangkap telah meninju kepala kliennya setelah menangkapnya pada tanggal 15 Oktober 2023. Ia juga menunjukkan bahwa delapan petugas pria menanggalkan pakaiannya ketika ia menolak menjalani pemeriksaan fisik, mereka kemudian menahannya agar teknisi laboratorium dapat mengambil darahnya, melakukan rontgen, dan melakukan tes lainnya. Polisi juga menipu suaminya agar memberikan pernyataan yang memberatkannya.

Dong berpendapat bahwa bukti penuntutan yang diberikan polisi tidak dapat diterima. Hakim Chen dan jaksa Zhou mengklaim bahwa dia tidak diterima di pengadilan mereka dan memerintahkan Jiang untuk menyewa pengacara baru dalam waktu tiga hari. Chen kemudian menangguhkan sidang.

Ketiga praktisi tersebut dihukum pada tanggal 13 Februari 2025. Wu dijatuhi hukuman empat tahun; Yin, tiga setengah tahun; dan Jiang, tiga tahun.

d. “Bagaimana Ini Bisa Digunakan sebagai Bukti [untuk Menunjukkan Ketidakbersalahan Mereka]?”

Dua warga Kota Shenyang, Provinsi Liaoning, dijatuhi hukuman penjara pada tanggal 31 Maret 2025. Jin Xiaofeng (pria), 65 tahun, dijatuhi hukuman tiga tahun penjara dan denda 10.000 yuan. Zhao Guiping (wanita), 71 tahun, dijatuhi hukuman lima tahun penjara dan denda 30.000 yuan.

Jin dan Zhao sedang berbincang di luar pada tanggal 13 Juli 2024, ketika lima petugas berpakaian preman menyerbu keduanya dan mengatakan mereka telah membuntuti Jin selama tiga bulan. Tanpa menunjukkan identitas atau surat perintah penggeledahan, mereka menggeledah mobil Jin dan menyita lebih dari 500 brosur Falun Gong. Polisi juga menggerebek rumah Jin pada hari yang sama dan menyita sebuah komputer dan sebuah printer.

Dalam perjalanan untuk menggerebek rumah Jin, seorang petugas berkata kepadanya, “Orang-orang seperti Anda sering mati dalam tahanan, dan anak-anak Anda terlibat.”

Selama sidang praktisi pada tanggal 20 Februari 2025, pengacara mereka dan pembela keluarga Jin (putrinya, alias Mei) menuntut pembebasan mereka. Kedua praktisi juga bersaksi untuk membela diri mereka sendiri. Hakim ketua Zhang dan jaksa Wang Yu terus-menerus menyela mereka.

Wang menuduh Jin dan Zhao “menggunakan organisasi aliran sesat untuk melemahkan penegakan hukum,” dalih standar yang digunakan oleh rezim komunis untuk menjebak praktisi Falun Gong. Pembela menunjukkan bahwa tidak ada hukum di Tiongkok yang memidana Falun Gong atau melabelinya sebagai aliran sesat. Mei juga menyampaikan pemberitahuan bersama yang dikeluarkan oleh Kantor Umum Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok (PKT), Kantor Umum Dewan Negara, dan Kementerian Keamanan Publik pada tanggal 9 April 2000, berjudul, “Pemberitahuan Kementerian Keamanan Publik tentang Masalah Tertentu Mengenai Identifikasi dan Penindasan Organisasi Aliran Sesat.” Pemberitahuan tersebut mencantumkan 14 organisasi aliran sesat, Falun Gong tidak tercantum di dalamnya.

Hakim Zhang menolak menerima pemberitahuan tersebut sebagai bukti untuk mendukung ketidakbersalahan para terdakwa dan berteriak, “Bagaimana ini bisa digunakan sebagai bukti?”

Hakim Zhang menunda sidang setelah empat jam. Ia menjatuhkan hukuman kepada kedua praktisi pada tanggal 31 Maret 2025. Baik Jin maupun Zhao dalam kondisi kesehatan yang menurun karena tekanan mental akibat penganiayaan.

e. Jaksa: Membaca Buku Falun Gong atau Menyebarkan Materi Informasi adalah Ilegal

Selama persidangan bersama terhadap enam praktisi Falun Gong di Kota Suzhou, Provinsi Jiangsu, pada tanggal 31 Januari dan 22 Mei 2024, jaksa Guo menduga adanya pelanggaran hukum bagi para praktisi untuk membaca ajaran Falun Gong bersama-sama, memproduksi dan mendistribusikan materi informasi Falun Gong, mendaftar pada kotak surat Minghui.org, menyewa pengacara untuk membela praktisi lain yang sebelumnya ditangkap, dan mengambil buku-buku Falun Gong dari rumah praktisi yang telah meninggal yang keluarganya memutuskan untuk memberikan buku-buku tersebut.

Para praktisi dan pengacara mereka berpendapat bahwa tidak ada hukum di Tiongkok yang memidana Falun Gong dan bahwa semua hal yang mereka lakukan sebagaimana tercantum di atas adalah hak konstitusional mereka.

Pengacara para praktisi lebih lanjut menunjukkan bahwa penggunaan Divisi Keamanan Dalam Negeri Kota Suzhou (di bawah departemen kepolisian) untuk memverifikasi dan mengautentikasi bukti penuntutan merupakan pelanggaran prosedur hukum, karena hanya pihak ketiga yang independen yang dapat memeriksa bukti penuntutan dan mengeluarkan pendapat resmi. Dengan demikian, semua bukti penuntutan seharusnya tidak dapat diterima.

Tiga praktisi bersaksi melawan polisi atas penyiksaan yang mereka lakukan selama interogasi dan pemaksaan mereka untuk membuat “pengakuan” palsu. Oleh karena itu, catatan interogasi juga harus dihapus dari persidangan. Mereka menambahkan bahwa lokasi penahanan mereka bukanlah fasilitas penahanan yang diakui secara hukum.

Sepanjang persidangan, baik hakim ketua maupun jaksa penuntut umum gagal menjelaskan hukum mana yang dilanggar para praktisi saat mereka melakukan aktivitas yang disebutkan di atas. Hakim menjatuhkan hukuman penjara kepada mereka pada tanggal 20 Maret 2025, dengan rentang hukuman empat hingga tujuh tahun.

IV. Dampak Penganiayaan terhadap Praktisi

a. Kesehatan Fisik Terganggu

1) Pria Heilongjiang Dihukum Penjara Kedua Kalinya, Dicekok Makanan di Tahanan

Tong Mingyu (pria), 43 tahun, dari Kota Harbin, Provinsi Heilongjiang, menjadi sasaran pemberian makan paksa setiap hari saat ditahan di Pusat Penahanan Distrik Shuangcheng.

Tong melakukan aksi mogok makan pada hari penangkapannya, yaitu tanggal 20 November 2024, saat ia mengunjungi praktisi Falun Gong lainnya. Seorang petugas menelepon ibu Tong dan mengaku sebagai pekerja pengiriman barang dan bahwa ia perlu mengonfirmasi alamat rumah yang ia tinggali bersama putranya. Wanita tua itu memercayai petugas tersebut dan memberikan informasi tersebut. Polisi segera datang dan menggerebek rumah tersebut.

Tong diadili oleh Pengadilan Distrik Daoli pada tanggal 13 Februari 2025, dan dijatuhi hukuman lima tahun tiga bulan pada tanggal 27 Februari.

2) Pria Berusia 51 Tahun dalam Kondisi Kritis dan Menjalani Masa Hukuman Satu Tahun

Hanya beberapa hari setelah keluarga Lei Yangfan (pria) akhirnya mengonfirmasi hukuman penjaranya setelah ia hilang selama sepuluh bulan, mereka sangat terpukul mengetahui bahwa ia sekarang dalam kondisi kritis.

 

Lei Yangfan

Lei, warga Kota Changsha, Provinsi Hunan berusia 51 tahun, tidak pulang ke rumah pada tanggal 14 Mei 2024. Istrinya, Tang Min, langsung tahu bahwa Lei pasti ditangkap lagi karena keyakinan mereka yang sama terhadap Falun Gong. Ia mendatangi berbagai lembaga pemerintah, tetapi tidak ada yang memberi tahu apa yang terjadi pada suaminya. Baru pada awal bulan Maret 2025, ia mengonfirmasi hukuman penjara satu tahun pada tanggal 25 September 2024.

Seorang sipir penjara dari Penjara Wangling menelepon keluarga Lei pada malam hari tanggal 23 Maret 2025 dan mengatakan bahwa Lei mengalami penumpukan cairan di paru-paru dan otaknya. Ia telah dibawa ke rumah sakit pada hari yang sama dan diberi pemberitahuan kondisi kritis saat dirawat di unit perawatan intensif.

Keluarga bergegas ke rumah sakit keesokan sorenya, dan mendapati Lei dalam keadaan koma. Ia tidak merespons ketika dipanggil. Tubuhnya kurus kering dan wajahnya rusak. Banyak petugas, beberapa berseragam polisi dan beberapa berpakaian sipil, berada di ruangan itu. Keluarga tidak diizinkan membawa ponsel ke dalam ruangan, dan mereka juga tidak diizinkan menyentuh Lei.

Hanya beberapa menit kemudian, polisi memerintahkan keluarga tersebut untuk pergi. Mereka mengatakan bahwa mereka juga memberikan izin khusus untuk menjenguknya. Ketika keluarga tersebut bertanya kepada dokter dari Lei tentang kondisinya sebelum pergi, dokter tersebut mengatakan bahwa kondisinya sudah jauh lebih baik.

Keluarga Lei menuntut agar polisi membebaskannya. Polisi meminta mereka menunggu hingga ada pemberitahuan lebih lanjut.

Sebelum hukuman terakhirnya, Lei telah berulang kali ditangkap, dilecehkan, dan ditahan di pusat pencucian otak selama bertahun-tahun penganiayaan. Ia menjalani dua hukuman kamp kerja paksa selama total empat tahun, di mana ia hampir disiksa hingga meninggal. Selama masa tahanannya, orang tua Lei yang sudah lanjut usia berjuang keras untuk mengurus putri dan adik perempuannya yang cacat mental.

3) Wanita Hebei Dipaksa untuk Diadili Meskipun Memiliki Kondisi Kesehatan Serius, Dihukum Dua Tahun

Shi Rui (wanita), warga Kota Cangzhou, Provinsi Hebei, ditangkap saat tiba di tempat kerja pada tanggal 17 April 2024. Sebelum penangkapan, polisi memutus aliran listrik ke perusahaannya untuk menonaktifkan sistem pengawasan.

Setelah menggerebek rumah Shi, polisi membawanya ke pusat penahanan setempat. Dua kali sehari, ia dipaksa melepas semua pakaiannya dan digeledah dalam keadaan telanjang. Ia mulai menderita demam tinggi yang terus-menerus pada akhir bulan Januari 2025, dan lengan serta kakinya membengkak. Kulit di kakinya menghitam setelah ia berdiri beberapa saat.

Pada tanggal 22 Februari 2025, Shi diberi tahu bahwa ia dijadwalkan hadir di pengadilan dalam tiga hari. Ia mengatakan bahwa, mengingat kondisi kesehatannya saat ini, ia tidak layak untuk diadili. Hakim berkata kepadanya, “Kami telah menentukan tanggalnya dan kami harus mengadakan sidang pada hari itu. Anda harus datang meskipun Anda datang dengan ambulans.”

Hakim menggelar sidang sesuai jadwal dan menjatuhkan hukuman dua tahun penjara dengan denda 10.000 yuan kepada Shi pada tanggal 25 Maret 2025.

4) Wanita Berusia 81 Tahun Penderita Kanker Dituduh “Merusak Masyarakat”—Hukuman Penjara 3,5 Tahun Dipertahankan

Zhao Ying, seorang wanita berusia 81 tahun yang tinggal di Kota Guangzhou, Provinsi Guangdong, kalah dalam banding yang diajukannya atas hukuman penjara 3,5 tahun pada tanggal 30 Desember 2024. Hakim banding menyatakan bahwa mereka harus memutuskan hukuman terhadapnya karena ia “berusaha melarikan diri” dan “merugikan masyarakat.”

Penderitaan yang dialami Zhao, seorang pensiunan manajer bank, bermula dari penangkapannya pada tanggal 26 April 2021 karena menyebarkan materi informasi tentang Falun Gong. Setelah dibebaskan pada tanggal 11 Mei 2021 karena tekanan darah tinggi, polisi terus mengganggunya di rumah.

Tekanan mental akibat penganiayaan berdampak buruk pada kesehatan Zhao. Ia pingsan di rumah pada tanggal 12 Desember 2021 dan didiagnosis menderita kanker kandung kemih. Ia menjalani dua kali operasi dan beberapa kali kemoterapi serta imunoterapi.

Keluarga Zhao menerima telepon dari kejaksaan pada tanggal 8 Desember 2022 yang mengabarkan bahwa ia telah didakwa. Ia ditangkap kembali pada tanggal 1 Agustus 2024 dan dibawa ke pusat penahanan. Ia diadili pada tanggal 5 September dan dijatuhi hukuman 3,5 tahun penjara dengan denda 5.000 yuan pada tanggal 29 Oktober 2024.

Zhao masih ditahan di pusat penahanan setempat dan berjuang melawan sejumlah penyakit serius, termasuk kanker kandung kemih, penyakit jantung, dan diabetes.

5) Pria Jilin Dihukum 4 Tahun Penjara, Dikirim ke Rumah Sakit Penjara Karena Kesehatan yang Lemah

Zhu Yujun (pria) dari Kota Shulan, Provinsi Jilin, ditangkap pada tanggal 5 Juni 2024 dalam operasi penyisiran polisi. Saat ditahan di Pusat Penahanan Kota Shulan, seorang informan melaporkan melihatnya dipukuli oleh dua petugas. Salah satu petugas berkata, “Orang ini menolak menjawab pertanyaan dan pantas dipukuli.”

Zhu kemudian diketahui memiliki beberapa masalah jantung dan dirawat di rumah sakit untuk sementara waktu. Pusat penahanan mengajukan permohonan pembebasannya dengan jaminan, tetapi otoritas yang lebih tinggi menolaknya. Ia dijatuhi hukuman empat tahun penjara pada waktu yang tidak diketahui dan dirawat di Penjara Gongzhuling pada tanggal 18 Desember 2024. Karena kesehatannya yang lemah, ia ditempatkan di rumah sakit penjara. Keluarganya tidak diberi tahu tentang kesehatannya atau keberadaannya.

b. Penganiayaan Finansial Setelah Menjalani Hukuman Penjara

1) Ibu dan Anak Menjalani Hukuman Penjara Sewenang-wenang dan Mengalami Situasi Keuangan yang Buruk

Wang Rongjun (wanita), seorang pensiunan pramuniaga toko berusia 74 tahun, dan putrinya, Na Yan, seorang perawat berusia 40-an, dari Kota Shenyang, Provinsi Liaoning, ditangkap di rumah mereka pada tanggal 13 Juli 2021. Ibu dan anak tersebut divonis bersalah pada bulan Februari 2022, masing-masing dijatuhi hukuman penjara tiga tahun dua bulan dan denda 10.000 yuan.

Setelah dibebaskan dari penjara pada tanggal 9 Agustus 2024, Na mengetahui bahwa ia telah dipecat oleh perusahaan tempatnya bekerja, Rumah Sakit Keenam Kota Shenyang, selama masa hukumannya, tanpa sepengetahuannya. Ia meminta agar pekerjaannya dipulihkan, tetapi pihak rumah sakit bersikeras bahwa seorang “narapidana” harus diberhentikan.

Wang menerima tunjangan pensiun untuk sebagian masa hukumannya yang tidak diketahui, tetapi biro jaminan sosial setempat kemudian menghentikan pembayarannya. Setelah dibebaskan pada bulan Agustus 2024, Biro Jaminan Sosial masih belum mengembalikan dana pensiunnya dan memerintahkannya untuk mengembalikan tunjangan yang dibayarkan selama masa hukumannya terlebih dahulu; jika tidak, mereka akan melanjutkan penangguhan pembayaran dana pensiunnya.

2) Pria Shanxi Dihukum Masa Percobaan, Dipecat oleh Tempat Kerjanya

Liu Jinsheng (pria), 50 tahun, dari Kabupaten Anze, Provinsi Shanxi, ditangkap pada tanggal 4 Juli 2023, dan dibebaskan dengan jaminan malam itu juga. Polisi menipunya agar pergi ke kantor polisi pada tanggal 25 Oktober 2023, dengan mengatakan bahwa mereka akan menutup kasusnya. Karena ia masih menolak bekerja sama dengan polisi, mereka memberinya penahanan administratif selama dua minggu keesokan harinya. Dua minggu kemudian, mereka membawanya ke pusat pencucian otak, di mana lebih dari sepuluh staf bekerja secara khusus untuknya. Ia dibebaskan dengan jaminan sebulan kemudian.

Polisi menyerahkan kasus Liu ke kejaksaan pada tanggal 17 Januari 2024. Ia didakwa pada tanggal 18 April 2024, dan diadili pada bulan September 2024. Hanya staf pengadilan dan pengacaranya yang hadir dalam persidangan. Ia dijatuhi hukuman tiga tahun penjara dengan masa percobaan empat tahun dan denda 5.000 yuan pada tanggal 25 Desember 2024. Pengadilan banding menolak bandingnya pada tanggal 26 Februari 2025, tanpa mengadakan sidang.

Atasan Liu, di Perusahaan Listrik Daerah Anze, terpaksa memecatnya pada bulan April 2025. Kini, ia diawasi ketat oleh polisi setempat dan Biro Kehakiman, serta tidak diizinkan keluar kota.

Laporan Terkait:

Dilaporkan pada Mei 2025: 79 Praktisi Falun Gong Dihukum karena Keyakinannya

Dilaporkan pada April 2025: 79 Praktisi Falun Gong Dihukum karena Keyakinan Mereka

Dilaporkan pada Bulan Maret 2025: 61 Praktisi Falun Gong Dihukum karena Keyakinan Mereka

Dilaporkan pada Februari 2025: 68 Praktisi Falun Gong Dihukum karena Keyakinan Mereka

Dilaporkan pada Januari 2025: 97 Praktisi Falun Gong Dihukum karena Keyakinan Mereka